SELAMAT DATANG DI BLOG ANJAR SETIO PURNOMO, S.Pd.

Sabtu, 30 Juni 2012

MENGELOLA ORDER PENJUALAN

MENGELOLA ORDER PENJUALAN



A. Membuat Back Order

1. Prosedur Order Penjualan

Prosedur adalah suatu urutan kegiatan administrasi yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang tejadi berulang-ulang. Dalam penanganan order penjualan pada suatau perusahaan perlu adanya prosedur yang digunakan sebagi pedoman. Kegiatan administrasi yang dimaksudkan antara lain: menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih dan memindahkan, serta membandingkan.

Prosedur sangat tergantung kepada jenis kegiatan perusahaan. Apakah perusahaan itu merupakan perusahaan jasa, perusahaan dagang atau perusahaan industri dan juga besar kecilnya skala perusahaan itu sendiri. Disamping itu, cara penjualan tunai atau kredit akan mempengaruhi prosedur yang dibuat oleh suatu perusahaan. Penanganan kegiatan penjualan bagi perusahaan dagang yang memiliki standar prosedur operasional akan melibatkan bagian-bagian organisasi sebagai berikut :

a) Bagian order penjualan:

1. Merima Order dari langganan.

Order dari langganan diterima dalam bentuk (PO) dari langganan melalui fax atau secara langsung yang kemudian dicatat dalam order form. Permintaan secara lisan melalui Telephone tidak dapat dilayani.

2. Memverikasi order langganan.

Mencakup data pelanggan secara lengkap termasuk alamat penyerahan barang yang diinginkan customer, quantity, dan merawat validasi data tersebut melalui workstation yang ada pada bagian penerimaan order untuk mengecek pemenuhan order, yang meliputi nama produk, nomor surat pesanan atau pemesan, harga, tanggal penyerahan barang, dll.

3. Mencatat order langganan ke sistem komputer dan menerbitkan dokumen order penjualan.

Dokumen ini selanjutnya berfungsi sebagai surat permintaan pengadaan barang (stock request). Bila barang yang dipesan tidak tersedia atau persediaan di gudang tidak mencukupi, maka akan direkam sebagai back order. (order yang belum terpenuhi). Order penjualan di print out melalui printer di bagian penerimaan order

4. Membawa dokumen order penjualan ke bagian otorita kredit.

Hal ini untuk mendapat persetujuan penjualan kredit. Bila Customer tetap dapat langsung ke bagian Stock & Delivery.

5. Mengadakan contact dengan pelanggan mengenai pemenuhan order.



b) Bagian kredit:

1. Menerima dokumen order penjualan dari bagian penerimaan order

2. Memeriksa status langanan melalui workstation yang ada di bagian otorita kredit

3. Berdasarkan informasi yang diperoleh dilayar komputer, kemudian memutuskan apakah order ini dapat dipenuhi

4. Menyerahkan kembali dokumen order penjualan yang sudah di verifikasi dan ditandatangani, dan diteruskan ke bagian Stock & Delivery.

5. Menerima faktur lembar ke-1, Faktur Pajak lembar ke satu dan Delivery Order lembar ke-1 yang telah diverifikasi oleh oleh langganan dan mengarsipnya urut tanggal.



c) Bagian Stock & Delivery

1. Menerima oder penjualan yang telah ditandatangani bagian otorita kredit dari bagian order penjualan

2. Menyiapkan dokumen pengiriman berdasarkan order penjualan.

Bila barang tidak tidak tersedia di gudang meneruskan order penjualan ke bagian pembelian barang dagang.

3. Mencatat pembelian

Berdasarkan surat jalan yang ditandatangani oleh sopir untuk barang yang langsung dijual atau surat jalan supplier yang ditandatangani oleh bagian gudang untuk barang yang masuk ke gudang.

4. Membuat delivery order untuk order penjualan yang telah mendapat otorisasi dari bagian otorita kredit

5. Membuat surat perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang untuk penjualan yang mengambil barang di gudang atau meminta PO/memo untuk mengambil barang di supplier dari bagian pembelian barang dagang.

6. Menyerahkan delivery order, Surat Perintah/permintaan/Bon pengeluaran barang atau PO/Memo ke bagian transportasi (sopir) untuk meminta barang ke gudang atau mengambil barang di supplier.

7. Menerima delivery order lembar 1 & 2 yang telah ditanda tangani/diverifikasi oleh langganan

8. Menerbitkan listing delivery order dan diserahkan ke bagian pembuat invoice.



d) Bagian Gudang

1. Menerima perintah/permintaan barang

2. Menyediakan barang sesuai dengan surat perintah/permintaan/bon pengeluaran barang (delivery order tidak boleh digunakan untuk pengeluaran barang karena tidak semua penjualan menggunakan barang yang ada di gudang)

3. Mengembalikan perintah/permintaan/bon pengeluaran barang kepada sopir untuk ditandatangani dan meminta copynya setelah ditandatangi.

4. Mencatat pengeluaran pada kartu persediaan



e) Bagian Transportasi (Sopir)

Penjualan langsung (Barang langsung dari Supplier)

1. Menerima PO/memo, delivery order dari bagian stock & delivery

2. Meminta barang ke supplier menggunakan PO/Memo

3. Menerima surat jalan/surat pengantar supplier

4. Memeriksa kesesuaian barang yang diserahkan oleh supplier dengan memo/PO/Surat Jalan Supplier

5. Menandatangani surat jalan supplier dan meminta copynya.

6. Membawa dan menyerahkan barang ke customer

7. Menyerahkan delivery order kepada customer untuk ditanda tangani.

8. Meminta Lembar Delivery Order lembar 1 & 2 yang sudah ditanda tangani

9. Menyerahkan Delivery Order lembar 1 & 2 kepada Invoice (melalui Kurir)

10. Menyerahkan Copy Surat Jalan/Surat Pengantar Supplier yang telah ditanda tangani ke bagian Stock. & Delivery (melalui Kurir)



f) Bagian Invoice/Faktur

1. Menerbitkan faktur berdasarkan data delivery order yang telah di entry oleh bagian stock & delivery. Pembuatan faktur ini cukup dengan memasukan nomor order penjualan yang sudah direkam file server

2. Menerbitkan faktur pajak.

3. Menerbitkan listing penjualan harian

4. Mendistribusikan dokumen

a) Invoice/faktur, faktur pajak lembar ke-1, deliveri order lembar ke-1 ke bagian kredit

b) Tembusan penjualan ke pemegang buku piutang

c) Tembusan jurnal, faktur pajak lembar ke-2, faktur pajak lembar ke-2 ke bagian buku besar

5. Mengarsip invoice lembar ke-4, delivery order lembar ke-2, faktur pajak lembar extra copy.



g) Bagian Administrasi Keuangan:

Bagian administrasi keuangan adalah bagian yang menjalankan fungsi akuntansi yang bertanggung jawab mencatat transaksi keuangan dan menyusun laporan keuangan. Bagian administrasi keuangan yang berhubungan dengan system penjualan adalah :

1. Bagian Piutang

· Menerima faktur lembar ke-2 & 3 dari bagian Invoice

· Merekam data transaksi penjualan dengan cara memasukan nomor order penjualan. Perekaman meliputi data transaksi piutang

· Mengarsip lembaran faktur lembar ke-2 urut tanggal

· Mengumpulkan faktur lembar ke-3 dalam suatu periode harian

· Menyerahkan satu kumpulan (batch) dari faktur lembar ke-3 bersama batch control sheet bersangkutan ke bagian buku besar.

· Membuat surat penagihan

2. Bagian buku besar

a) Bagian Jurnal Penjualan

· Menerima copy list penjualan harian yang dilampirkan copy faktur (tembusan Jurnal) dan Delivery Order lebar ke- 2 yang telah diverifikasi oleh penerima barang.

· Menerima copy Faktur Pajak.

· Mencatat Jurnal transaksi Penjualan

3. Bagian Jurnal Pembelian

· Menerima Copy Po dari bagian pembelian

· Menerima bukti penerimaan barang dari bagian penerimaan

· Mencatat Jurnal transaksi yang menyebabkan timbulnya utang



2. Pengertian Back Order

Back order adalah jumlah sebagian pesanan dari pembeli yang tidak dapat dipenuhi penjual pada waktu yang diminta oleh pembeli. Dengan kata lain back order merupakan sisa pesanan barang dari pembeli yang dikirim kemudian setelah tanggal yang ditentukan berdasarkan persetujuan pihak pembeli. Back order terjadi karena disebabkan jumlah barang yang tersedia lebih sedikit dari jumlah pesanan yang diminta oleh pembeli sehingga terjadi kekurangan barang. Jika terdapat back order, maka perusahaan akan mengirimkan surat back order kepada pembeli sebagai pemberitahuan dan konfirmasi untuk kekurangan barang yang belum bisa dipenuhi.

3. Cara Penanganan Back Order

Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengelolaan back order, misalnya:

PT. Garuda pada tanggal 12 Juni 2008 menerima order penjualan sebanyak 1.400 unit barang yang harus dikirim tanggal 20 Juni 2008. Pada tanggal 20 Juni 2008, perusahaan hanya memiliki barang sebanyak 1.200 unit. Untuk sisanya sebanyak 200 unit berdasarkan persetujuan pembeli akan dikirim tanggal 28 Juni 2008. Dari data tersebut yang dimaksud dengan back order adalah untuk barang sejumlah 200 unit.



Cara pengelolaan back order tersebut sebagai berikut :

· Bagian Order penjulan pada tanggal 20 Juni 2008 membuat surat order pengiriman, untuk pesanan yang dipenuhi sebanyak 1.200 unit dan mendistribusikannya kepada bagian-bagian yang terkait. Tetapi dalam hal ini bagian penagihan belum membuat faktur pejualan.

· Bagian Order penjualan pada tanggal 28 Juni 2008 membuat surat order pengiriman, untuk 200 unit barang sisa yang belum terpenuhi pada tanggal 20 Juni 2008 dan mendistribusikannya kepada bagian yang tekait.

· Bagian penagihan membuat faktur penjualan setelah mendapat pemberitahuan dari bagian order penjualan bahwa pesanan tersebut telah dikirim seluruhnya.



Setelah mendapat pemberitahuan dari order penjualan, maka kita membuat jurnal penjualan.








Dari data yang terdapat dalam jurnal penjualan tersebut selanjutnya digunakan untuk menyusun laporan penjualan tiap jenis produk.

Jurnal berkolom memiliki keterbatasan karena jumlah kolom untuk menampung produk yang dijual sangat terbatas. Oleh karena itu, untuk jenis produk yang lebih banyak lagi dapat digunakan work sheet (kertas kerja). Dengan menggunakan work sheet jumlah kolom yang disediakan untuk jenis barang lebih banyak dari pada menggunakan jurnal penjualan berkolom. Namun demikian jumlah kolom masih tetap terbatas, untuk itu setiap kelompok barang disediakan satu work sheet.

Contoh bentuk work sheet sebagai berikut :

Work Sheet Penjualan Menurut Kelompok Produk

Jumat, 29 Juni 2012

SKRIPSI OLAHRAGA 2 ( BAB IV dan BAB V )

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Di dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang; A. Hasil Penelitian, dan B. Pembahasan.

A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data
Dalam bab ini peneliti akan membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan proses penelitian dalam rangka pembuktian dari permasalahan yang tercantum pada skripsi ini, baik yang menyangkut persiapan penelitian, jalannya penelitian, jadwal kegiatan serta data-data yang berhubungan dengan penelitian antara lain;

Tabel I :
Nama-Nama Siswa Putera Kelas XI MA Addiinul Qayyim Kapek Gunungsari Tahun Pelajaran 2008/2009.

No Nama Siswa Kelas Jenis Kelamin Ket
1 Ahmad Zaenurrahman XI a L
2 Bahriawan XI a L
3 Bambang Purwanto XI a L
4 Fatahul Aziz XI a L
5 Faturrahman XI a L
6 Hakiki XI b L
7 Hamdi Hamdillah XI b L
8 Herman XI b L
9 Husnul Jadid Fatwa XI b L
10 Lukman Hakim Lbjr XI b L
11 Achmad Subagia XI b L
12 Ahmad Jaelani XI b L
13 Ahmad Nuzul XI b L
14 Ahmad Sultonuddin XI b L
15 Ahmad Yani XI b L
16 Andri Satria XI b L
17 Junaidi Supriadi XI c L
18 M. Burhan Rozi XI c L
19 M. Gunadi XI c L
20 M. Taufik XI c L
21 Ahmad Baihaki XI c L
22 Ahmad Faozan XI c L
23 Hasbullah XI c L
24 Husnul Islam XI c L
25 Lalu Samsul Hadi XI c L
26 Munawir XI c L
27 Muhamad Ripa’i XI c L
28 Muhamad Aziz XI c L
29 Muhamad Faozan XI c L
30 Muhamad Hudairi XI c L
31 Ahmad Husaini XI c L
32 Alwan Syahroni XI c L
33 Azwar Hanandi XI c L
34 Dendi Aditya XI d L
35 Fatahul Rahman XI d L
36 M. Dinunal Islam XI d L
37 M. Isrodin XI d L
38 M. Ramdan XI d L
39 Muhajirin XI d L
40 Muhammad XI d L

Tabel II :
Hasil Tes Kemampuan Anggota Sampel Melakukan Tinggi Lompatan (Vertical Jump)

No Nama siswa TinggiLompatan Tinggi Raihan Kemampuan Vertical Jump
1 Ahmad Zaenurrahman 243 210 33
2 Bahriawan 226 200 26
3 Bambang Purwanto 243 215 28
4 Fatahul Aziz 238 210 28
5 Faturrahman 238 207 31
6 Hakiki 215 189 26
7 Hamdi Hamdillah 237 209 28
8 Herman 241 215 26
9 Husnul Jadid Fatwa 239 211 28
10 Lukman Hakim Lbjr 243 215 28
11 Achmad Subagia 248 217 31
12 Ahmad Jaelani 242 211 31
13 Ahmad Nuzul 232 210 22
14 Ahmad Sultonuddin 241 215 26
15 Ahmad Yani 239 211 28
16 Andri Satria 251 218 33
17 Junaidi Supriadi 248 217 31
18 M. Burhan Rozi 239 211 28
19 M. Gunadi 238 212 26
20 M. Taufik 243 215 28
21 Ahmad Baihaki 238 207 31
22 Ahmad Faozan 237 211 26
23 Hasbullah 235 209 26
24 Husnul Islam 243 215 28
25 Lalu Samsul Hadi 243 210 33
26 Munawir 226 200 26
27 Muhamad Ripa’i 243 215 28
28 Muhamad Aziz 238 210 28
29 Muhamad Faozan 238 207 31
30 Muhamad Hudairi 215 189 26
31 Ahmad Husaini 237 209 28
32 Alwan Syahroni 241 215 26
33 Azwar Hanandi 239 211 28
34 Dendi Aditya 243 215 28
35 Fatahul Rahman 248 217 31
36 M. Dinunal Islam 242 211 31
37 M. Isrodin 232 210 22
38 M. Ramdan 241 215 26
39 Muhajirin 239 211 28
40 Muhammad 251 218 33

Tabel III :
Data Hasil Tes Kemampuan Melakukan Jump Shoot Shooting

No Nama siswa Hasil Tembakan (shooting) Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Ahmad Zaenurrahman X X X X - X - X X X 8
2 Bahriawan X - X X X - X - - X 6
3 Bambang Purwanto - X X - X - X X X - 6
4 Fatahul Aziz X X - X - - - X X - 5
5 Faturrahman X X - X X X - X X X 8
6 Hakiki - X - X X X X - - X 6
7 Hamdi Hamdillah X - X - - X - X - X 5
8 Herman X X - X - X X - X X 7
9 Husnul Jadid Fatwa - - X X X X - X X - 6
10 Lukman Hakim Lbjr X X X - X - X - X X 7
11 Achmad Subagia X X X - X X X - X X 8
12 Ahmad Jaelani X X - X - X X X - - 6
13 Ahmad Nuzul X - - X - X - - X X 5
14 Ahmad Sultonuddin - X - X X - X X - - 5
15 Ahmad Yani X X X - X X - X X X 8
16 Andri Satria X - - X X X - X X X 7
17 Junaidi Supriadi X X - - - X X - - X 5
18 M. Burhan Rozi X - X X X - - X X X 7
19 M. Gunadi X X X - - X X X X - 7
20 M. Taufik X - X X X X X X - X 8
21 Ahmad Baihaki X X - X X - X - X X 7
22 Ahmad Faozan - X - X - X - X X - 5
23 Hasbullah - - X - X - - X - X 4
24 Husnul Islam - X X X - X X X - - 6
25 Lalu Samsul Hadi X X X X - X - X X X 8
26 Munawir X - X X X - X - - X 6
27 Muhamad Ripa’i - X X - X - X X X - 6
28 Muhamad Aziz X X - X - - - X X - 5
29 Muhamad Faozan X X - X X X - X X X 8
30 Muhamad Hudairi - X - X X X X - - X 6
31 Ahmad Husaini X - X - - X - X - X 5
32 Alwan Syahroni X X - X - X X - X X 7
33 Azwar Hanandi - - X X X X - X X - 6
34 Dendi Aditya X X X - X - X - X X 7
35 Fatahul Rahman X X X - X X X - X X 8
36 M. Dinunal Islam X X - X - X X X - - 6
37 M. Isrodin X - - X - X - - X X 5
38 M. Ramdan - X - X X - X X - - 5
39 Muhajirin X X X - X X - X X X 8
40 Muhammad X - - X X X - X X X 7

Tabel IV :
Data Hasil Ketepatan Jump Shoot Shooting

No Nama Siswa Hasil Test T-Scort Ket
Ketepatan Jump
Shoot Shooting
1 2 3 4 5
1 Ahmad Zaenurrahman 8 47
2 Bahriawan 6 38
3 Bambang Purwanto 6 38
4 Fatahul Aziz 5 36
5 Faturrahman 8 47
6 Hakiki 6 38
7 Hamdi Hamdillah 5 36
8 Herman 7 41
9 Husnul Jadid Fatwa 6 38
10 Lukman Hakim Lbjr 7 41
11 Achmad Subagia 8 47
12 Ahmad Jaelani 6 38
13 Ahmad Nuzul 5 36
14 Ahmad Sultonuddin 5 36
15 Ahmad Yani 8 47
16 Andri Satria 7 41
17 Junaidi Supriadi 5 36
18 M. Burhan Rozi 7 41
19 M. Gunadi 7 41
20 M. Taufik 8 47
21 Ahmad Baihaki 7 41
22 Ahmad Faozan 5 36
23 Hasbullah 4 33
24 Husnul Islam 6 38
25 Lalu Samsul Hadi 8 47
26 Munawir 6 38
27 Muhamad Ripa’i 6 38
28 Muhamad Aziz 5 36
29 Muhamad Faozan 8 47
30 Muhamad Hudairi 6 38
31 Ahmad Husaini 5 36
32 Alwan Syahroni 7 41
33 Azwar Hanandi 6 38
34 Dendi Aditya 7 41
35 Fatahul Rahman 8 47
36 M. Dinunal Islam 6 38
37 M. Isrodin 5 36
38 M. Ramdan 5 36
39 Muhajirin 8 47
40 Muhammad 7 41



a. Pengumpulan Data Kemampuan Tinggi Lompatan (vertical jump).
Data mengenai vertical jump diperoleh dengan cara melakukan pengukuran tinggi lompatan (vertical jump).
1. Tujuan : untuk mengetahui kemampuan melakukan vertical jump.
2. Prinsip : setiap anggota sampel melakukan vertical jump sebanyak 1 kali
3. Pelaksanaan : Tes melakukan posisi awal melakukan raihan telapak tangan, ujung telapak tangan menempel dengan baik pada dinding/tembok, pada saat aba-aba “mulai” testee mengangkat seluruh badan dengan tumpuan pada telapak tangan menyentuh dinding/tembok (raihan). Testee harus mengusahakan agar badan tetap dalam keadaan lurus selama melakukan tinggi lompatan (vertical jump).
4. Penilaian : Testee dapat melakukan gerakkan melompat setinggi-tingginya ke dinding/tembok melewati posisi raihan dan dilaksanakan 1 kali lompatan tertinggi.
5. Rumus penilaian : Vertical jump = tinggi lompatan – tinggi raihan telapak tangan
6. Petugas yang membantu pengambilan data :
a. Syaifullah, selaku peneliti Sekaligus sebagai koordinator dari petugas penelitian
b. Kasman, mahasiswa FPOK Yang membantu peneliti dalam pengambilan data pengukuran tinggi lompatan (vertical jump).
c. Idrahiyan, mahasiswa FPOK Yang membantu peneliti dalam pengambilan data pengukuran ketepatan jump shoot shooting.

b. Pengumpulan Data Ketepatan Jump Shoot Shooting Dalam Permainan Bola Basket.
1. Tujuan : untuk mengetahui tingkat ketepatan jump shoot shooting dalam permainan bola basket
2. Tes yang digunakan : Tes jump shoot Shooting atau tembakkan yang diawali atau didahului dengan lompatan.
3. Penilaian : Nilai 1 (satu) apabila bola berhasil masuk.
4. Prinsip : Semakin banyak nilai yang diperoleh semakin tinggi tingkat ketepatannya.
5. Pelaksanaan : Testee mempersiapkan diri di luar garis tembakkan bebas, setelah merasa siap, testee segera melakukan jump shoot shooting ke dalam ring (keranjang bola). Pelaksanaan jump shoot shooting atau tembakkan sambil melompat dilakukan dengan satu tangan atau dua tangan.
6. Keterangan : X = Tertera dalam tabel adalah bola yang masuk — = Bola yang tidak masuk

2. Pengujian Hipotesis
1) Merumuskan Hipotesis Nihil (Ho)
Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa Hipotesis yang di ajukan dalam penelitian ini adalah Hipotesis Alternatif (Ha) yang berbunyi: Diduga bahwa ada hubungan antara tinggi lompatan (vertical jump) dengan ketepatan jump shoot shooting pada siswa putra kelas XI MA Addiinul Qayyim Kapek Gunugsari tahun pelajaran 2008/2009 yang diberi simbol (Ha).
Sebaliknya hipotesis tandingannya yang merupakan Hipotesis Nihil (Ho), diduga bahwa tidak ada hubungan antara tinggi lompatan (vertical jump) dengan ketepatan jump shoot shooting pada siswa putera kelas XI MA Addiinul Qayyim Kapek Gunungsari tahun pelajaran 2008/2009.
2) Menyusun Tabel Kerja
Untuk memudahkan di dalam menganalisa data, maka perlu dibuat tabel kerja seperti tercantum di bawah ini:

Tabel V :
Data Kemampuan Melakukan Tinggi Lompatan (Vertical Jump) dan Ketepatan Jump Shoot Shooting

No X Y X2 Y2 XY
1 2 3 4 5 6
1 33 47 1089 2209 1551
2 26 38 676 1444 988
3 28 38 784 1444 1064
4 28 36 784 1296 1008
5 31 47 961 2209 1457
6 26 38 676 1444 988
7 28 36 784 1296 1008
8 26 41 676 1681 1066
9 28 38 784 1444 1064
10 28 41 784 1681 1148
11 31 47 961 2209 1457
12 31 38 961 1444 1178
13 22 36 484 1296 792
14 26 36 676 1296 936
15 28 47 784 2209 1316
16 33 41 1089 1681 1353
17 31 36 961 1296 1116
18 28 41 784 1681 1148
19 26 41 676 1681 1066
20 28 47 784 2209 1316
21 31 41 961 1681 1271
22 26 36 676 1296 936
23 26 33 676 1089 858
24 28 38 784 1444 1064
25 33 47 1089 2209 1551
26 26 38 676 1444 988
27 28 38 784 1444 1064
28 28 36 784 1296 1008
29 31 47 961 2209 1457
30 26 38 676 1444 988
31 28 36 784 1296 1008
32 26 41 676 1681 1066
33 28 38 784 1444 1064
34 28 41 784 1681 1148
35 31 47 961 2209 1457
36 31 38 961 1444 1178
37 22 36 484 1296 792
38 26 36 676 1296 936
39 28 47 784 2209 1316
40 33 41 1089 1681 1353
Jml 1130 1603 32208 64943 45523
Keterangan Tabel :
X = Nilai pengukuran tinggi lompatan (vertical jump)
Y = Nilai ketepatan jump shoot shooting
X² = Nilai pengukuran tinggi lompatan (vertical jump) dikuadratkan
Y² = Nilai ketepatan jump shoot shooting dikuadratkan
XY = Hasil perkalian nilai pengukuran tinggi lompatan (vertical jump) dengan nilai ketepatan jump shoot shooting.
3) Memasukkan Data Kedalam Rumus
Dari tabel V tersebut diperoleh data sebagai berikut :
N = 40
X = 1130
Y = 1603
X² = 32208
Y² = 64943
XY = 45523
Langkah selanjutnya adalah memasukan data kedalam rumus kolerasi “ Product Moment”.


4) Menguji Nilai rxy.
Dari hasil dengan menggunakan rumus rxy, diperoleh nilai rxy hitung besar 0,531, sedangkan besarnya r tabel dengan taraf signifikan 5% dengan N sebesar 40 menunjukkan angka 0,312 dengan demikian nilai rxy dalam tabel (0,531>0,312 ) yaitu penelitian ini adalah Signifikan.
5) Menarik Kesimpulan.
Berdasarkan uji rxy yang menujukkan nilai rxy hitung 0,531 > r tabel 0,312 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang di signifikan antara kemampuan tinggi lompatan (vertical jump) dan ketepatan jump shoot shooting dalam permainan bola basket pada siswa putra kelas XI MA Addiinul Qayyim Kapek Gunugsari tahun pelajaran 2008/2009.

B. Pembahasan.
Setelah didapat nilai rxy dengan taraf signifikan 5% maka r hitung menunjukkan angka 0,531 sedangkan r tabel dengan N sebesar 40 menujukkan angka 0,312 tenyata r hitung lebih besar dari r tabel, berarti hasil penelitian antara kemampuan melakukan tinggi lompatan (vertical jump) dengan ketepatan jump shoot shooting cukup layak bahwa ada hubungan yang signifikan antara kemampuan melakukan tinggi lompatan (vertical jump) dengan ketepatan jump shoot shooting siswa, dan perlu diadakan suatu latihan-latihan. Dengan demikian berarti ada kecendrungan semakin kuat tinggi lompatan (vertical jump) seseorang maka ketepatan jump shoot shooting akan semakin baik, khususnya dalam permainan bola basket.
Dengan demikian pengertian arti dari korelasi menurut para ahli di sini adalah hubungan antara dua variabel secara timbal balik yaitu antara kemampuan melakukan tinggi lompatan (vertical jump) dengan ketepatan jump shoot shooting, tim atau pemain yang memiliki kekuatan yang baik penting sekali agar memiliki daya tahan pada saat memulaikan permainan bola basket akan menjadi yang indah dan akan membuka kesempatan mengolah bola sehingga terbuka kesempatan di dalam melakukan tembakkan (shooting).
Kekuatan tinggi lompatan (vertical jump) salah satu taktik yang cukup akurat dalam menciptakan peluang yang cukup baik agar memiliki ketepatan pada saat melakukan jump shoot shooting pada permainan bola basket. Dimana tinggi lompatan (vertical jump) itu sendiri merupakan salah satu cara untuk memperoleh ketepatan dalam melakukan jump shoot shooting.
Tinggi lompatan (vertical jump) sebagai salah satu teknik dalam menigkatkan kekuatan kaki dan otot paha agar dalam melakukan antisipasi, tipuan, ketepatan, kekuatan, serta kelincahan di dalam melakukan jump shoot shooting. Berkaitan dengan ini menurut para ahli menyatakan bahwa, “Kegunaan secara khusus melakukan tinggi lompatan (vertical jump) untuk melatih otot kaki dan otot paha agar memiliki kekuatan pada saat melakukan tembakkan (shooting)”, dalam permainan bola basket (Wesel, 2000 : 47).
Dari uraian dan pendapat para ahli tersebut di atas dapat dikatakan sesuai dengan yang diteliti, karena terbukti dalam penelitian ini. Dan jelas bahwa tinggi lompatan (vertical jump) sangat besar hubungannya dalam meningkatkan antisipasi, tipuan, kekuatan, kelincahan, serta ketepatan dalam melakukan jump shoot shooting.
Dengan demikian seorang siswa yang memiliki kemampuan tinggi lompatan (vertical jump) kuat, maka ketepatan jump shoot shooting atau tembakannya lebih baik, bila dibandingkan dengan siswa yang kemampuan tinggi lompatan (vertical jump) nya rendah (kurang).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab V ini akan dijelaskan beberapa pokok bahasan yaitu mengenai; A. Kesimpulan, dan B. Saran.

A. Kesimpulan.
Berdasarkan dari hasil uraian, maka didapatkan hasil penelitian dalam upaya untuk mencari jawaban hipotesis yang mengatakan: “Ada Hubungan Tinggi Lompatan Dengan Ketepatan Jump Shoot Shooting Dalam Permainan Bola Basket Pada Siswa Putera Kelas XI MA Addiinul Qayyim Kapek Gunugsari Tahun Pelajaran 2008/2009”.
Hal ini menunjukkan dari hasil analisa data menggunakan rumus Product Moment dengan hasil rxy hitung besar 0,531 dan r tabel dengan N sebesar 40 menujukkan angka 0,312.
B. Saran.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang perlu ditindak lanjuti yaitu:
1. Saran kepada siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan melakukan tinggi lompatan (vertical jump) ada hubungannya dengan ketepatan jump shoot shooting, oleh karena itu disarankan kepada siswa yang menekuni olahraga bola basket agar kekuatan otot-otot di sekitar kaki dan paha diperahatikan dengan baik agar tembakkan atau shooting lebih tepat, dengan cara latihan yang maksimal dan didukung oleh gizi yang seimbang.
2. Kepada pembina olahraga di sekolah.
Khusus pembina olahraga bola basket, agar dapat menyertakan atau menyelipkan latihan untuk memperkuat otot-otot disekitar kaki dan paha yaitu melakukan tinggi lompatan (vertical jump) diantara program-program latihan.
3. Kepala Sekolah
Agar memberikan jadwal latihan yang lebih kepada siswa untuk mendapatkan prestasi lebih baik dalam cabang olahraga. Kepala sekolah juga harus memperhatikan peralatan yang digunakan apakan layak pakai atau tidak untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan kepada siswa
4. Kepada Orang Tua
Hendaknya orang tua mengetahui dan membantu dalam mengembangkan bakat yang dimiliki oleh putra-putrinya serta mendorong dan memberikan kesempatan kepada putra-putrinya untuk berlatih sesuai jadwal serta bantuan peralatan yang diperlukan.
DAFTAR TABEL

1. Gambar 01. Rancangan Penelitian 19-31
2. Tabel I. Daftar Nama-nama Anggota Sampel 32-33
3. Tabel II. Hasil Test Kemampuan Melakukan Tinggi
Lompatan (Vertical Jmup) 34-35
4. Tabel III. Hasil Test Kemampuan Jump Shoot Shooting 35-36
5. Tabel IV. Data Hasil Test Kemampuan Melakukan
Jump Shoot Shooting 36-37
6. Tabel V. Tabel Kerja Data Kemampuan Melakukan Tinggi
Lompatan (Vertical Jump) dan Ketepatan Jump Shoot Shooting 40-42
7. Tabel VI. Jadwal Kegiatan Penelitian Hubungan Tinggi Lompatan Terhadap Kemampuan Memasukan Bola Dengan Cara Jump Shoot Dalam Permainan Bola Basket Pada Siswa Putra Kelas XI MA Adiinul Qayyim Kapek Gunung Sari Tahun Pelajaran 2008/2009 79

DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal Kegiatan Penelitian Hubungan Tinggi Lompatan (vertical jump) dan Ketepatan Jump Shoot Shooting Dalam Permainan Bola Basket Pada Siswa Putera Kelas XI MA Addiinul Qayyim Kapek Gunungsari Tahun Pelajaran 2008/2009.
2. Surat Ijin Penelitian dari Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Mataram.
3. Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Pemerintah Kab, Lombok Barat.
4. Surat Ijin Penelitian Dari Departemen Agama Pemerintah Kab, Lombok Barat
5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari MA Addiinul Qayyim Kapek Gunugsari.
6. Kartu Konsultasi Skripsi dari Fakultas Olahraga dan Kesehatan IKIP Mataram.
7. Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing Skripsi dari Fakultas Olahraga dan Kesehatan IKIP Mataram.
8. Kartu Mahasiswa.
9. Riwayat Hidup
10. Nilai-nilai Product Moment.
11. Nilai-nilai T-Scort.









DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL i
HALAMAN LOGO ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN iii
HALAMAN PERSETUJUAN iv
HALAMAN PENGESAHAN v
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
DAFTAR ISI viii
ABSTRAK x
KATA PENGANTAR xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Hipotesis Penelitian 3
E. Kegunaan Penelitian (Signifikasi) 3
F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian 4
G. Ruang Lingkup Penelitian 5
H. Definisi Operasional Variabel 6
1. Lompatan 6
2. Jump Shoot 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Permainan Bola Basket 8
B. Faktor Internal dan Eksternal pada Permainan Bola Basket 10
C. Lompatan 15
D. Jump Shoot 16
E. Kerangka Berpikir 16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian 18
B. Rancangan Penelitian 18
C. Populasi dan Sampel 20
D. Instrumen Penelitian 23
E. Metode Pengumpulan Data 24
F. Analisa Data 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 32
1. Deskripsi Data 32
2. Pengujian Hipotesis 40
B. Pembahasan 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 46
B. Saran 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ABSTRAK
SYAIFULLAH, “Hubungan Tinggi Lompatan Terhadap Kemampuan Memasukkan Bola Dengan Cara Jump Shoot Dalam Permainan Bola Basket Pada Siswa Putera Kelas XI MA Addiinul Qayyim Kapek Gunungsari Tahun Pelajaran 2008/2009”.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan tinggi lompatan terhadap kemampuan memasukkan bola dengan cara jump shoot dalam permainan bola basket pada siswa putera kelas XI MA Addiinul Qayyim Kapek Gunungsari tahun pelajaran 2008/2009.
Ada dua kegunaan dalam penelitian ini adalah; (1). Kegunaan Teoritis yaitu untuk dapat mengembangkan konsep baru serta dapat memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dibidang olahraga, khususnya di dalam permainan bola basket. (2). Kegunaan Praktis sebagai tambahan informasi kepada para guru, pelatih dan pembina olahraga dalam rangka mengembangkan pendidikan olahraga khususnya untuk meningkatkan prestasi memasukkan bola dengan cara jump shoot shooting.
Instrument yang disamakan dalam penelitian ini adalah; (1). Untuk mengetahui tinggi lompatan adalah dengan tes vertical jump dengan menggunakan metode. (2). Untuk mengetahui prestasi memasukkan bola dengan cara jump shoot shooting adalah dengan bola basket. Penelitian ini berlangsung di Lapangan Bola Basket MA Addiinul Qayyim Kapek Gunungsari Tahun Pelajaran 2008 / 2009.
Metode yang disamakan untuk memperoleh data dengan penelitian ini yaitu metode dokumentasi dengan metode tes perbuatan, sedangkan analisa data menggunakan statistik dengan rumus product moment.
Setelah data didapat dan dimasukkan dalam rumus, maka diperoleh ada hubungan yang signifikan antara kemampuan tinggi lompatan terhadap kemampuan memasukkan bola dengan cara jump shoot dalam permainan bola basket pada siswa putera kelas XI MA Addiinul Qayyim Kapek Gunungsari tahun pelajaran 2008/2009.
Dari hasil menunjukkan , hasil analisa data menggunakan rumus product moment rxy hitung sebesar 0,531 dan r tabel dengan N sebesar 40 menunjukkan angka 0,312.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan SKRIPSI ini telah dapat diselesaikan.
Selesainya penyusunan SKRIPSI ini berkat bantuan dari berbagai pihak karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. H. Said Ruhpina SH. MS Selaku Rektor IKIP Mataram
2. Bapak Drs. H Soenarto selaku Dekan FPOK IKIP Mataram
3. Bapak Drs. H.Nasaruddin, M.Kes selaku pembimbing I
4. Bapak Purwadi, S.Pd selaku pembimbing II
5. Semua pihak yang telah membantu penulisan SKRIPSI ini
Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang penulis banggakan. Semoga Allah SWT memberikan balasan dan limpahan keridhaan-Nya. Penulis menyadari SKRIPSI ini masih jauh dari apa yang diharapkan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya konstruktif masih diharapkan.
Akhirnya Penulis berharap semoga SKRIPSI ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten. Amin.

Mataram, Desember 2008

Penulis.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 1995 Metodelogi Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Bina Aksara. Jakarta.

Kosasih, Engkos. 1990. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Gramedia. Jakarta.

Mardalis. 1999. Metodelogi Research. Aneka Cipta. Jakarta.
Margono S. 1997. Metodelogi Penelitian. Aneka Cipta. Jakarta.
Netra IB. 1990. Statistik Inferensial. Usaha Nasional. Surabaya.
Nurul Zuriah, 2006. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta

Perbasi. 1994. Peraturan Permainan Bola Basket Edisi Baru.
Suharno HP. 1995. Olahraga Teknik dan Program Pelatihan. Akademika Pessindo. Jakarta.

Syarifuddin Aip. 1990. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. PT Gramedia. Jakarta.

Wigoyo Gisis B. 1989. Pengetahuan Kesegaran Jasmani dan Alat Tes Pengukuran. Ganeca Exact. Bandung.

Yahya Yasmaya. 1984. Olahraga Lari Berprestasi. Pradya Paramita. Jakarta.
Yousda Ine Amirman. 1993. Statistik Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta.
Yusuf, Akhyar, DKK, 2003, Pedoman Penulisan Skripsi, IKIP Mataram

SKRIPSI OLAHRAGA 1 ( BAB 1 dan 2 )

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini, akan dibahas hal-hal mengenai; (A) Latar Belakang Masalah, (B) Rumusan Masalah, (C) Tujuan Penelitian, (D) Hipotesis, (E) Kegunaan Penelitian (Signifikasi), (F) Asumsi dan Keterbatasan Penelitian, (G) Ruang Lingkup Penelitian, (H) Definisi Operasional Variabel.

A. Latar Belakang Masalah
Permainan bola basket adalah permainan yang dimainkan oleh satu regu putera atau puteri yang masing-masing regu terdiri dari 5 (lima) orang pemain. Dimana populasi permainan ini sangat bagus, baik itu didalam maupun diluar negeri. Sehingga cabang olahraga tersebut disetiap event-event resmi baik ditingkat nasional selalu dipertandingkan. Seiring dengan perkembangan yang begitu pesat didaerah kita yaitu Nusa Tenggara Barat (NTB), namun belum bisa diikuti oleh prestasi yang bagus ditingkat nasional. Hal ini disebabkan oleh faktor penguasaan teknik kemampuan fisik, dan yang paling mencolok adalah postur tubuh. Postur tubuh atlit kita dibawah rata-rata tinggi badan para atlit daerah lain. Kekurangan ini akan dapat ditutupi jika para atlit kita memiliki kemampuan melompat yang baik.
Dalam permainan bola basket sudah tentu kita melakukan gerakan melompat, baik saat melakukan rebound (merayah bola). Shooting yang sangat memerlukan kemampuan lompatan yang bagus adalah jump shoot. Jump shoot akan dapat dilakukan dengan baik jika ditunjang oleh latihan dan kemampuan melompat yang baik, sehingga seolah-olah keranjang (ring) tingginya sangat sejajar dengan kita.
Dengan latar belakang di atas penulis tertarik, untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Tinggi Lompatan Terhadap Kemampuan Memasukkan Bola Dengan Cara Jump Shoot Dalam Permainan Bola Basket Pada Siswa Putera Kelas XI MA Addiinul Qayyim Kapek Gunung Sari Tahun Pelajaran 2008/2009”.

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut “Apakah Ada Hubungan Tinggi Lompatan Terhadap Kemampuan Memasukkan Bola Dengan Cara Jump Shoot Dalam Permainan Bola Basket Pada Siswa Putera Kelas XI MA Addiinul Qayyim Kapek Gunung Sari Tahun Pelajaran 2008/2009”.

C. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan sudah tentu mempunyai tujuan. Penelitian sebagai kegiatan tentu dengan tujuan akan dapat menjadi pedoman dalam kelangsungan kegiatan penelitian. Karena dalam setiap kegiatan penelitian haruslah dikemukakan tujuan perumusan yang jelas.
Adapun tujuan penelitian adalah ingin mengetahui ada atau tidaknya hubungan tinggi lompatan terhadap kemampuan memasukkan bola dengan cara jump shoot dalam permainan bola basket pada siswa putera kelas XI MA Addiinul Qayyim Kapek Gunung Sari Tahun Pelajaran 2008/2009.

D. Hipotesis Penelitian
Suatu pernyataan yang belum sepenuhnya benar atau dugaan yang mungkin terbukti benar, mungkin juga tidak (Sutrisno Hadi 1976. Hal. 349). Sedangkan (Suharsini Arikunto 1992. Hal. 62), berpendapat bahwa hipotesa merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Dari kedua pendapat tersebut di atas, maka dapat disampaikan bahwa hipotesa adalah kesimpulan yang masih bersifat sementara. Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut: Ada Hubungan Tinggi Lompatan Terhadap Kemampuan Memasukkan Bola Dengan Cara Jump Shoot Dalam Permainan Bola Basket Pada Siswa Kelas XI MA Addiinul Qayyim Kapek Gunung Sari Tahun Pelajaran 2008/2009.

E. Kegunaan Penelitian (Signifikasi)
Kegunaan atau signifikasi adalah sebagai berikut:
1. Signifikasi Teoritis
Signifikasi teoritis adalah kegunaan bagi keilmuan (Indun. 1986. Hal. 11). Bertolak dari pengertian tersebut, diharapkan informasi yang digali dapat memperkaya wawasan ilmu pengetahuan, khususnya olahraga dan hasil penelitian ini juga dapat kiranya berguna bagi para ilmuan pendidikan terutama pada cabang olahraga bola basket.
2. Signifikasi Praktis.
Signifikasi praktis adalah kegunaan bagi pelaksana (Indun. 1986. Hal. 11), dan pengertian tersebut berarti setelah diperolehnya hasil penelitian ini hendaknya dapat berguna bagi pelatih atau pemain olahraga dalam rangka mengembangkan serta meningkatkan prestasi olahraga, khususnya bola basket.

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian
1) Asumsi
Asumsi atau anggapan dasar adalah titik tolak logika berpikir dalam penelitian ruang kebenarannya diterima oleh peneliti (M. Subana. 2001. Hal. 73).
a. Asumsi Teoritis
Asumsi teoritis disebut postulat yaitu anggapan yang sudah pasti benar (Indun. 1986. Hal. 21).
1.1. Keadaan atau kondisi fisik yang sehat merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam melakukan suatu kegiatan atau aktifitas.
1.2. Bahwa prestasi olahraga dan perkembangan intelektual anak tergantung pada kemampuan minat dan bakat.
1.3. Prestasi bola basket memerlukan kemampuan otak, teknik dasar, kecepatan, kelincahan, daya tahan dan daya reaksi tubuh.
b. Asumsi Metodik
Penelitian ini dapat terlaksana karena didukung oleh metode penentuan subyek penelitian dengan menggunakan studi populasi, metode pengumpulan data, metode test perbuatan sebagai metode pokok, metode dokumenter sebagai metode pelengkap, sedangkan analisis data menggunakan anlisa statistik product moment.
c. Asumsi Pelaksana
Penelitian ini dapat di laksanakan karena :
1. Datanya jelas
2. Sumber datanya ada
2) Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini terbatas pada apakah ada hubungan tinggi lompatan terhadap kemampuan memasukkan bola dengan cara jump shoot dalam permainan bola basket pada siswa putera kelas XI MA Addiinul Qayyim Kapek Gunung Sari tahun pelajaran 2008/2009.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Pada ruang lingkup ini diuraikan hal-hal mengenai; (a) Variabel,
(b) Populasi, (c) Loksi Penelitian.
a. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat : Memasukan bola dengan cara jump shoot
2. Variabel bebas : Tinggi lompatan (vertical jump)
b. Populasi Penelitian
Populasi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MA Addiinul Qayyim Kapek Gunung Sari Tahun Pelajaran 2008/2009.
c. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dihalaman sekolah MA Addiinul Qayyim Kapek Gunung Sari.

H. Definisi Operasional Variabel
Untuk tidak terjadinya salah pengertian mengenai istilah-istilah pada variabel yang terkandung dalam judul, maka penulis mengganggap perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang berhubungan dengan penelitian. Adapun istilah-istilah tersebut :
1. Lompatan
Lompatan adalah suatu hasil dan gerakan tubuh keatas sehingga mencapai titik tertentu (TIM. 1988. Hal. 531). Lompatan adalah hal yang sangat penting dalam permainan bola basket. Dalam penelitian ini akan dicari hasil lompatan dan testee dengan teknik vertical jump. Dimana penskornya adalah dengan mengurangi hasil lompatan dengan tinggi. Dengan catatan testee tidak menggunakan alas kaki.
2. Jump Shoot
Jump Shoot adalah suatu tembakan yang dilakukan dengan jarak baik dilakukan dengan jarak dekat maupun jarak jauh dengan posisi keranjang (ring), sehingga seolah-olah keranjang (ring) tingginya sangat sejajar dengan kita. Jump shoot / tembakan sambil melompat sangat membutuhkan kemampuan lompatan yang bagus serta pelakunya. Adapun cara penilaian jump shoot ini adalah dengan memberikan kesempatan pada testee melakukan jump shoot sebanyak 5 kali.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, akan dibahas hal - hal mengenai; A. Sejarah permainan bola basket, B. Faktor Internal dan Eksternal pada Permainan Bola Basket,
C. Lompatan, D. Jump Shoot, dan E. Kerangka Berpikir

A. Sejarah Permainan Bola Basket
Olahraga permainan berkelompok bola basket diciptakan oleh Dr. James Naismith lahir 06 nopember 1861 – meninggal 28 nopember 1939, salah seorang guru pendidikan jasmani Young Mens Christian Association (YMCA) di kota Springfield, Massachussets Amerika Serikat pada tahun 1891. Gagasan yang mendorong terwujudnya cabang olahraga baru ini adalah adanya kenyataan bahwa waktu itu keanggotaan dan pengunjung sekolah tersebut kian hari kian merosot. Penyebab utama dari masalah ini adalah rasa bosan dari para anggota dalam mengikuti latihan olahraga senam yang gerakannya kaku, disamping itu kebutuhan yang dirasakan dimusim dingin untuk melakukan olahraga yang menarik semakin mendesak.
Dr. lethar Lesey Gullick Pengawas Kepala Bagian Olahraga pada sekolah tersebut, menyadari adanya gejala yang kurang baik itu beliau segera menghubungi Dr. James Naismith serta memberikan tugas kepadanya untuk menyusun suatu kegiatan olahraga baru, yang dapat dimainkan di ruangan tertutup terutama pada musim dingin.
Pada mulanya permainan bola basket dimainkan oleh dua regu. Masing-masing regu terdiri dari 9 orang pemain yang membawa bola tidak dibawa lari dan pihak lawan berusaha merebut bola tersebut. Permainan pada waktu itu sangat digemari warga masyarakat Amerika Serikat sehingga jumlah pemain diubah menjadi 7 orang selanjutnya diubah lagi menjadi 5 orang tiap regu.
Tanggal 21 juni 1932 diadakan konferensi bola basket yang pertama kali di Jenewa, Swiss. Pada konferensi ini terbentuklah Federasi Bola Basket Internasional yang bernama VIBA.
Permainan bola basket masuk ke Indonesia sekitar tahun 1929 yang dibawa oleh perantau dari Cina. Pemainan bola basket pertama kali dimainkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON I) di Surakarta. Pada tanggal 23 Oktober 1951 berdirilah Persatuan Basket Ball Seluruh Indonesia atau PERBASI.
Pada tahun 1955 kepanjangan Perbasi dirubah menjadi Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia dan pada tahun 1955 PERBASI diterima sebagai anggota FIBA (PB Perbasi, thn 1985 hal.8-12).
Permainan bola basket sekarang semakin berkembang dan digemari oleh para pelajar dan mahasiswa bahkan diajarkan pada sekolah-sekolah.


B. Faktor Internal dan Eksternal Pada Permainan Bola Basket.
Di dalam permainannya banyak sekali faktor-faktor yang perlu di perhatikan terutama berhubungan dengan keberhasilan seseorang dalam permainan bola basket, faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang datangnya dari atlet atau pemain itu sendiri, antara lain:
a. Keadaan Fisik Pemain
b. Bentuk dan Postur Tubuh
c. Tingkat Kesegaran Jasmani
d. Kekuatan Otot
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang datangnya dari luar atlet, yaitu:
a. Sarana dan Prasarana
b. Pelatih, Pembina, Guru dan
c. Lingkungan.
Kedua faktor tersebut saling berhubungan dan berkaitan tidak dapat dipisah-pisahkan karena keduanya memiliki peranan untuk menunjang pencapaian prestasi dalam permainan bola basket khususnya prestasi shooting.
Secara umum permainan bola basket mempunyai unsur-unsur yang harus dikuasai selain teknik shooting, yang harus dikuasai dan diperhatikan dalam permainan bola basket yaitu:
1. Melempar dan menangkap bola (Passing)
2. Menggiring bola (Drible)
3. Memasukkan bola ke dalam keranjang (Shooting)
4. Memoros/ berputar (Pivot)
5. Olah kaki (Foot Work)

1. Cara Melempar dan Menangkap Bola (Passing)
1.1. Cara Melempar Bola
Melempar adalah bola diberikan pada teman atau siapa saja. Lemparan bola ada berbagai macam yaitu:
1.1.1. Lemparan Datar Setinggi Dada
Sikap pada saat melakukan lemparan, kedua kaki dalam kuda-kuda sejajar, badan tegak agak condong sedikit kedepan, berat badan bertumpu pada kedua kaki, dan lutut sedikit ditekuk pelepasan harus disertai lecutan pergelangan tangan dan berat badan dipindahkan kedepan agar lemparan kuat, maka pada saat bola lepas dari telapak tangan kaki kanan melangkah kedepan.


1.1.2. Lemparan dengan Pantulan
Sikap kaki dan lainnya serupa seperti pada teknik lemparan datar setinggi dada diatas, bola diarahkan kebawah atau lantai dengan dorongan telapak tangan sedikit kedepan, yaitu tiga per empat teman mendapat bola.
1.1.3. Lemparan Atas (Diatas Kepala).
Sikap pada lemparan atas adalah berdiri tegak dengan kedua kaki dibuka, bola ada di atas kepalanya dipegang dengan dua atau satu tangan. Dorong bola tersebut kedepan seolah-olah membuat sudut empat puluh lima (45) derajat.
1.1.4. Lemparan dari Samping Kepala.
Sikap badan pada lemparan atas adalah berdiri tegak, kedua kaki lututnya agak ditekuk dan sedikit terbuka siap untuk melangkah, pegang bola dengan dua atau satu tangan, siku ditekuk rapat dengan badan, sebelum bola dilemparkan maka bola dibawa kesamping badan sambil memutar badan hingga bahu menghadap arah lemparan diikuti oleh langkah kaki yang belakang.
1.2. Cara Menangkap Bola.
Dalam tatacara menangkap bola yang perlu diperhatikan adalah:
1.2.1. Sikap menangkap bola, kedua kaki mengangkang dan lutut agak ditekuk
1.2.2. Pandangan melihat arah datangnya bola
1.2.3. Bola diusahakan disokongkan dengan menggunakan
Kedua telapak tangan segera ditarik mengikuti arahnnya
Bola, dengan kaki yang didepan melangkah kebelakang.
1.2.4. Menangkap bola dapat dilakukan dengan diam
ditempat maupun dengan lari.
2. Cara Menggiring Bola (Drible)
Agar dapat melakukan drible dengan benar, hal-hal yang harus diperhatikan:
2.1. Bola dipegang kedua tangan dengan rilaks. Setelah bola dipantulkan dan memantul ke atas, kita dapat mendorong kembali dengan menggunakan telapak tangan kanan ataupun tangan kiri.
2.2. Badan dalam posisi tegak sedikit condong kedepan sehingga berat badan tertumpu pada kedua belah kaki. Pandangan selalu kedepan, kendalikan dengan menggunakan jari-jari dan pergelangan tangan.
2.3. Memantulkan bola ada dua macam menurut kebutuhan yaitu :
2.3.1. Pantulan tinggi digunakan untuk kepentingan menyerang tetapi jangan sampai melebihi pinggang.
2.3.2. Pantulan rendah digunakan dalam keadaan pelan sehingga dapat
2.3.3. Untuk mengatur serangan ataupun waktu.

3. Tembakkan (Shooting)
Shooting adalah memasukkan bola atau menembak bola kedalam keranjang (Eme Musnan, 1985 hal 34), shooting berasal dari kata “shoot” yang berarti menembak, mengajukan, melempar, mengurangi, melepaskan, membuang (Ecol dan Sadili, Kamus Inggris Indonesia, Gramedia Jakarta, Thn. 1989, hal. 521), shooting yang penulis maksudkan disini adalah memasukan bola atau menembakan bola kedalam keranjang.
Oleh karena yang dibicarakan dalam skripsi ini yaitu mengenai menembak (Shooting), maka menembak bola kedalam keranjang ada 2 (dua) cara yang umum digunakan yaitu:
1. Tembakan dengan satu tangan
2. Tembakan dengan dua tangan
(Imam Suyadi, MA, 1979, hal.87)
1. Tembakan dengan Satu Tangan
Menembak dengan satu tangan harus diutamakan, karena kecepatan menembak lebih terjamin dan koordinasi lebih mudah dikuasai bila dibandingkan dengam penembakan dengan menggunakan kedua tangan.
2. Menembak dengan Kedua Tangan
Shooting kedua tangan atas kepala yaitu: berusaha memasukkan bola kedalam keranjang lawan sebanyak-banyaknya secara tepat dengan posisi bola di atas kepala hingga lemparan dilambungkan (tembakan bebas).


4. Cara Memoros/ Berputar (Pivot)
Yang dimaksuad dengan pivot adalah memutarkan badan kesegala arah dengan salah satu kaki menjadi as/poros, pada saat pemain menguasai bola, sedangkan kaki yang dipindahkan dapat lewat depan atau belakang. Pivot berguna melindungi bola dari perebutan lawan untuk kemudian bola itu dioperkan kepada temannya atau mengadakan tembakan (shooting).
5. Olah Kaki atau Gerakan Kaki (Foot Work)
Yang dimaksud dengan olah kaki atau gerakan kaki adalah keterampilan penguasaan gerak kaki di dalam hal:
a. Dapat melakukan gerakan star dengan cepat dan berhenti dengan cepat pula tanpa kehilangan keseimbangan.
b. Dapat melakukan gerakan merubah arah gerak, baik dalam pertahanan maupun dalam penyerangan.
C. Lompatan
Lompatan adalah suatu hasil dan gerakkan tubuh keatas sehingga mencapai titik tertentu. (TIM Tahun 1988. Hal. 531). Dalam permainan bola basket sudah tentu kita akan melakukan lompatan, baik disaat rebound (merayah bola), memblok (menghalau bola) dan saat melakukan shooting (memasukkan bola).
Untuk menunjang dalam permainan bola basket selain penguasaan peknik dan taktik juga diperlukan kekuatan pada otot, penguatan otot-otot tersebut meliputi:
1. Penguatan otot bahu
2. penguatan pada otot lengan
3. penguatan pada pergelangan tangan
4. Penguatan pada otot punggung bagian bawah
5. Penguatan pada otot perut, paha dan betis
(Yanto Kusyanto. Hal. 228).
Pada poin 5 (lima) disebutkan penguatan otot perut, paha dan betis. Kita ketahui bahwa ketiga bagian otot-otot tersebut merupakan otot-otot yang berhubungan sewaktu melakakukan lompatan.
Sillis dan Oconnor yang menciptakan suatu program latihan khusus untuk pemain basket yang bertujuan melatih kekuatan, daya tahan serta kekuatan otot-otot yang diantaranya untuk melatih serta meningkatkan kamampuan melompat bagi para pemain bola basket.

D. Jump Shoot Shooting.
Jump shoot adalah suatu tembakan yang dilakukan dengan jarak, baik dilakukan dengan jarak dekat maupun jarak jauh dengan posisi keranjang (ring), sehingga seolah-olah keranjang (ring) tingginya sangat sejajar dengan kita. Jump shoot / tembakan sambil melompat sangat membutuhkan kemampuan lompatan yang bagus serta pelakunya (Imam Suyadi, MA, 1979, hal. 87).
Cara pelaksanaannya;
Pelaksanaan pegangan dan pelepasan bola pada jump shoot sama dengan pelaksanaan tembakan tanpa lompat pada umumnya, bedanya dalam jump shoot didahului dengan lompatan tegak lurus ke atas, dan bola dilepaskan pada saat penembak sampai pada titik tingginya, atau saat dia berhenti di atas, pada waktu di atas, kaki lemas bergantung.

E. Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori permainan bola basket, ternyata tinggi lompatan pemain merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan pemain dalam mencapai prestasi jump shoot shooting, hal ini disebabkan letak dari keranjang basket berada diatas posisi yang lebih tinggi dari pemain, dengan ketinggian yang telah ditentukan serta sulit untuk dihalangi lawan dalam bermain bola basket, namun sejauh mana hubungan tinggi badan para pemain dengan prestasi shooting dalam permainan bola basket masihlah perlu kiranya dilakukan penelitian.

RANGKUMAN MATERI SEJARAH SMA KELAS XII IPA

RANGKUMAN MATERI SEJARAH SMA KELAS XII IPA

BAB I

PERKEMBANGAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA ORDE BARU

A. PROSES PERTUMBUHAN DAN MOBILITAS PENDUDUK DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT INTELEKTUAL PADA MASA PEMERINTAHAN ORDE BARU

a. LATAR BELAKANG LAHIRNYA ORDE BARU

a. Adanya Gerakan 30 S/PKI
b. Kekosongan pimpinan Angkatan Darat
c. Demonstrasi yang dilakukan oleh para mahasiswa, pemuda dan pelajar di depan gedung DPR-GR yang mengajukan tun tutan (Tritura : Pembubaran PKI, Pembersihan Kabinet Dwikora dan Turunkan harga barang )

d. Perubahan Kabinet ( Dwikora-Seratus menteri )
e. Tertembaknya mahasiswa Arif Rahman Hakim
Akhirnya pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden mengeluarkan Surat Perintah yang berisi tentang pemulihan keamanan dan jaminan keamanan bagi presiden Soekarno. Dengan berkuasanya Soeharto memegang tampuk pemerintahan dimulailah babak baru yaitu Orde Baru.

b. PERKEMBANGAN KEKUASAAN ORDE BARU

Pada hakikatnya Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa dan negara yang diletakkan pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 atau sebagai koreksi terhadap penyelewengan penyelewengan yang terjadi pada masa lalu
Tritura mengungkapkan keinginan rakyat yang mendalam untuk melaksanakan kehidupan bernegara sesuai dengan aspirasi masyarakat. Jawaban dari tuntutan itu terdapat pada 3 ketetapan sebagai berikut :
a. Pengukuhan tindakan pengemban Supersemar yang membubarkan PKI dan ormasnya ( TAP MPRS No. IV dan No. IX / MPRS / 1966
b. Pelarangan paham dan ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme di Indonesia ( TAP MPRS No. XXV / MPRS / 1966 )
c. Pelurusan kembali tertib konstitusional berdasarkan Pancasila dan tertib hukum ( TAP MPRS No. XX / MPRS / 1966 )
Pada tanggal 3 Pebruari 1967 DPR-GR yang menganjurkan kepada Soeharto untuk melaksanakan Sidang Istimewa, sehingga pada 20 Pebruari 1967 Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto.
Tahap selanjutnya adalah :
a. Penyederhanaan Partai
b. Memurnikan kembali politik luar negeri bebas aktif
c. Menghentikan konfrontasi dengan Malaysia dan membentuk
kerjasama ASEAN
d. Kembali menjadi anggota PBB
c. KEBIJAKAN PEMERINTAH ORDE BARU

Setelah berhasil memulihkan keamanan kemudian pemerintah melaksanakan pembangunan Nasional jangka pendek dan jangka panjang melalui Pelita yang tidak terlepas dari Trilogi Pembangunan, yaitu
a. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
b. Pertumbuhan ekonomi yang cukup timggi
c. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis
Pelaksanaan pembangunan tidak akan berjalan lancar tanpa ada pemerataan pembangunan yang menetapkan 8 jalur pemerataan, yakni :
a. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, hususnya sandang,
pangan dan perumahan.
b. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
c. Pemerataan pembagian pendapatan
d. Pemerataan kesempatan kerja
e. Pemerataan berusaha
f. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita
g. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air
h. Pemeratan kesempatan memperoleh keadilan.

d. PROSES MENGUATNYA PERAN NEGARA PADA MASA ORDE BARU

Sejak Orde Baru berkuasa telah banyak perubahan yang dicapai oleh bangsa Indonesia, langkah yang dilakukannya adalah menciptakan stabilitas ekonomi politik. Tujuan perjuangannya adalah menegakkan tata kehidupan negara yang didasarkan atas kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945.
Kabinet yang pertamakali dibentuk adalah Kabinet AMPERA dengan tugas menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan untuk melaksanakan pembangunan nasional yang disebut DWI DHARMA KABINET AMPERA. Adapun programnya antara lain :
a. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama sandang dan pangan
b. Melaksanakan Pemilu
c. Melaksanakan Politik Luar Negeri yang Bebas dan Aktif
d. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk.
Keempat program ini disebut dengan Catur Karya Kabinet Ampera.

e. PROSES PERTUMBUHAN DAN MOBILITAS PENDUDUK PADA MASA ORDE BARU

a. Pertumbuhan dan mobilitas penduduk
Menurut Edward Ullman ada 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya interaksi kota, yaitu :
1. Adanya wilayah yang saling melengkapi
2. Adanya kesempatan untuk berinteraksi
3. Adanya kemudahan transfer/pemindahan dalam ruang
Dalam kaitannya dengan interaksi kota tersebut, maka mobilitas penduduk dapat diartikan sebagai suatu perpindahan penduduk baik secara teritorial ataupun geografis. Hubungan timbal balik antara kota dengan kota maupun antara kota dengan desa dapat menyebabkan munculnya gejala-gejala yang baru yang meliputi aspek ekonomi, sosial maupun budaya. Gejala ini dapat bersifat positif ataupun negatif bagi desa dan kota.
b. Pusat-Pusat pertumbuhan di Indonesia pada masa Orde Baru
Untuk mengetahui munculnya pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia terdapat 2 teori yaitu :
1. Teori Tempat Sentral ( central place theory ) oleh Walter Christaller
Bahwa Pusat lokasi aktivitas yang melayani berbagai kebutuhan penduduk harus berada di suatu tempat sentral yaitu tempat yang memungkinkan partisipasi manusia dengan jumlah yang maksimum.Tempat sentral itu berupa ibukota kabupaten, kecamatan, propinsi ataupun ibukota Negara. Masing-masing titik sentral memiliki daya tarik terhadap penduduk untuk tinggal disekitarnya dengan daya jangkau yang berbeda.
2. Teori Kutub Pertumbuhan ( Growth Pole Theory ) oleh Lerroux
Bahwa pembangunan yang terjadi di manapun tidak terjadi secara serentak tapi muncul pada tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan identitas yang berbeda. Kawasan yang menjadi pusat pembangunan dinamakan pusat-pusat atau kutub-kutub pertumbuhan. Dari kutub inilah proses pembangunan menyebarke wilayah-wilayah lain di sekitarnya.
c. Faktor penyebab suatu titik lokasi menjadi pusat pertumbuhan
Suatu titik lokasi menjadi pusat pertumbuhan disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
1. Kondisi fisik wilayah
2. Kekayaan sumber daya alam
3. Sarana dan prasarana transportasi
4. Adanya industri

B. DAMPAK REVOLUSI HIJAU DAN INDUSTRIALISASI TERHADAP PERUBAHAN TEKNLOGI DAN LINGKUNGAN DI BERBAGAI DAERAH PADA MASA ORDE BARU
1. Revolusi Hijau.
Revolusi Hijau merupakan revolusi biji-bijian dari hasil penemuan ilmiah berupa benih unggul dari berbagai varietas gandum, padi, dan jagung yang membuat hasil panen komoditas tersebut meningkat di begara-negara berkembang. Revolusi hijau lahir karena masalah pertambahan penduduk yang pesat. Pertambahan penduduk harus diimbangi dengan peningkatan produksi pertanian.
Upaya peningkatan produksi pertanian digalakkan melalui :
a. Pembukaan lahan pertanian baru
b. Mekanisasi pertanian
c. Penggunaan pupuk baru
d. Mencari metode yang tepat untuk pemberantasan hama

2. Perkembangan Revolusi Hijau di Indonesia
Masyarakat Indonesia yang agraris menjadikan pertabian sebagai sektor penting dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini didasari oleh :
a. Kebutuhan masyarakat yang meningkat dengan pesat
b. Tingkat produksi pertanian yang masih sangat rendah
c. Produksi pertanian belum mampu memenuhiseluruh kebutuhan masyarakat.
Untuk meningkatkan produksi pertanian pemerintah mengupayakan :
a. Intensifikasi
b. Ekstensifikasi
c. Diversifikasi
d. Rehabilitasi

3. Perkembangan Industrialisasi
a. Industri Pertanian
• Industri pengolahan hasil tanaman pangan termasuk hortikultura
• Industri pengolahan hasil perkebunan
• Industri pengolahan hasil perikanan
• Industri pengolahan hasil hutan
• Industri pupuk
• Industri Pestisida
• Industri Mesin dan peralatan pertanian
b. Industri Non Pertanian
• Industri Semen
• Industri Besi baja
• Industri Perakitan kendaraan bermotor
• Industri elektronik
• Industri kapal laut
• Industri Kapal terbang


BAB II
PERKEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA PADA MASA REFORMASI

A. PERKEMBANGAN POLITIK SETELAH 21 MEI 1998
Munculnya Reformasi di Indonesia disebabkan oleh :
1. Ketidakadilan di bidang politik, ekonomi dan hukum
2. Pemerintah Orde baru tidak konsisten dan konsekwen terhadap tekad awal munculnya orde baru yaitu melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen dalam tatanan kehidupan bernasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Munculnya suatu keinginan untuk terus menerus mempertahankan kekuasaannya ( status quo )
4. Terjadinya penyimpangan dan penyelewengan terhadap nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 yang direkayasa untuk melindungi kepentingan penguasa.
5. Timbulnya krisis politik, hukum, ekonomi dan kepercayaan.
Reformasi merupakan suatu perubahan tatanan perikehidupan lama dengan tatanan kehidupan yang baru dan secara hukum menuju ke arah perbaikan. Gerakan reformasi yang terjadi di Indonesia tahun 1998 merupakan suatu gerakan untuk mengadakan pembaharuan dan perubahan terutama perbaikan dalam bidang politik, sosial, ekonomi dan hukum.
Setelah BJ Habibie dilantik menjadi presiden RI pada tanggal 21 Mei 1998 maka tugasnya adalah memimpin bangsa Indonesia dengan memperhatikan secara sungguh-sungguh aspirasi rakyat yang berkembang dalam pelaksanaan reformasi secara menyeluruh. Habibie bertekad untuk mewujudkan pemerintrahan yang bersih dan bebas dari KKN.
Pada tanggal 22 Mei 1998 Habibie membentuk kabinet Reformasi Pembangunan yang terdiri dari 16 orang menteri yang diambil dari unsur militer, Golkar, PPP dan PDI. Tanggal 25 Mei 1998 diselenggarakan pertemuan I dan berhasil membentuk komite untuk merancang Undang-undang politik yang lebih longgar dalam waktu 1 tahun dan menyetujui masa jabatan presiden maksimal 2 periode.
Usaha dalam bidang ekonomi adalah :
1. Merekapitulasi perbankan
2. Merekonstruksi perekonomian Indonesia
3. Melikuidasi beberapa bank bermasalah
4. Menaikkan nilai tukar Rupiahterhadap Dollar AS hingga di bawah Rp. 1.000
5. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF
Reformasi di bidang hukum disesuaikan dengan aspirasi yang berkembang di kalangan masyarakat dan mendapat sambutan baik karena reformasi hukum yang dilakukan nya mengarah kepada tatanan hukum yang didambakan oleh masyarakat. Selama Orde baru karakter hukum bersifat konservatif, ortodoks yaitu produk hukum lebih mencerminkan keinginan pemerintah dan tertutup terhadap kelompok-kelompok sosial maupun individu dalam masyarakat.
B. KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT DI BERBAGAI DAERAH SEJAK REFORMASI
1. KONDISI SOSIAL MASYARAKAT
Sejak krisis moneter tahun 1997 perusahaan swasta mengalami kerugian dan kesulitan dalam membayar gaji karyawan. Sementara itu harga sembako semakin tinggi sehingga banyak karyawan yang menuntut kenaikan gaji pada perusahaan yang pada akhirnya berimabas pada memPHKkan karyawannya.
Karyawan yang di PHK itu menambah jumlah pengangguran sehingga jumlah pengangguran mencapai 40 juta orang. Dampaknya adalah maraknya tindakan kriminalitas yang terjadi dalam masyarakat.Oleh karena itu pemerintah harus membuka lapangan kerja baru yang dapat menampung para penganggur tersebut. Dan juga menarik kembali para investor untuk menanamkan modalnya ke Indonesia sehingga dapat membuka lapangan kerja.
2. KONDISI EKONOMI
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyat, pemerintah melihat 5 sektor kebijakan yang harus digarap yaitu :
a. Perluasan lapangan kerja secara terus menerus melalui investasi dalam dan luar negeri seefisien mungkin
b. Penyediaan barang kebutuhan pokok sehari-hari untuk memenuhi permintaan pada harga yang terjangkau
c. Penyediaan fasilitas umum seperti : rumah, air minum, listrik, bahan bakar, komunikasi, angkutan, dengan harga yang terjangkau
d. Penyediaan ruang sekolah, guru dan buku-buku untuk pendidikan umum dengan harga terjangkau
e. Penyediaan klinik, dokter dan obat-obatan untuk kesehatan umum dengan harga yang terjangkau pula.

RANGKUMAN MATERI SEJARAH SMA KELAS XII IPS

RANGKUMAN MATERI SEJARAH SMA KELAS XII IPS

BAB I

PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945 DAN PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN INDONESIA

A. UPAYA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA

1. BPUPKI
Pada tanggal 1 Maret 1945 pemerintah pendudukan Jepang di bawah pimpinan Letjen Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Dokuritsu Junbi Cosakai ( BPUPKI ) untuk menghadapi situasi kritis. Susunan anggota pengurusnya adalah 1 orang ketua 2 orang ketua muda dan 60 orang anggota. BPUPKI mulai bersidang pada tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 untuk merumuskan dasar Negara dan UUD.Akhirnya pada tanggal 22 Juni 1945 lahirlah Piagam Jakarta.
Pada tanggal 14 Juli 1945 BPUPKI melaksanakan sidang yang kedua untuk menerima laporan dari ketua panitia ( Soekarno ) yang terdiri dari 3 keputusan yaitu :
a. Pernyataan Indonesia merdeka
b. Pembukaan UUD
c. Batang Tubuh UUD
2. PPKI
Setelah BPUPKI selesai melaksanakan tugasnya, maka Jepang segera membubarkannya dan membentuk PPKI ( Dokuritsu Junbi Iinkai ) pada tanggal 7 Agustus 1945 yang berjumlah 21 orang dan tanpa sepengetahuan Jepang ditambah 6 orang anggota sehingga PPKI sudah diambil alih sebagai alat perjuangan rakyat Indonesia dan bukan semata-mata badan yang dikehendaki Jepang.
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 kota Hirosima dan Nagasaki dibom atom oleh sekutu, sehingga Jepang bertekuk lutut pada sekutu. Sementara Soekarno, Muhammad Hatta dan Radjiman dipanggil oleh Jenderal Terauchi di Dalat-Vietnam untuk menerima kemerdekaan dari pemerintah Jepang.

B. PROSES PERUMUSAN NASKAH PROKLAMASI

Berita penyerahan Jepang terhadap Sekutu tidak bisa ditutup-tutupi lagi, oleh karena itu golongan pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan namun para golongan tua berpendapat harus dimusyawarahkan dulu dengan PPKI karena merupakan alat perjuangan. Akhirnya tanggal 16 Agustus pagi Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh golongan pemuda dan dibawa ke Rengas Dengklok ( selatan Karawang ).
Jam 12 malam akhirnya mereka ke rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda untuk merumuskan naskah proklamasi. Rumusan naskah Proklamasi yang asli adalah tulisan tangan Bung Karno dan diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan, seperti kata tempoh diganti tempo, masalah tanggal dan yang menandatangani naskah proklamasi.
C. MAKNA PROKLAMASI BAGI BANGSA INDONESIA

Pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 hari Jum’at dibacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya dilakukan pengibaran bendera Merah Putih dan sambutan Walikota Soewiryo dan dr Muwardi. Peristiwa besar itu hanya berlangsung selama kurang lebih satu jam dengan penuh khidmat, sekalipun sangat sederhana namun membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan bangsa Indonesia yaitu Indonesia bebas dari belenggu penjajah.

D. PEMBENTUKAN BADAN KELENGKAPAN NEGARA

Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI melakukan rapat yang membahas :
1. Penetapan dan pengesahan Pembukaan UUD 1945
2. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
3. Pembentukan Badan Komite Nasional sebagai pembantu presiden
Pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI mengadakan rapat lanjutan yang menghasilkan :
1. Penetapan 12 menteri yang membantu tugas presiden
2. Membagi wilayah Indonesia menjadi 8 Propinsi
Untuk menghadapi kekuatan Jepang dan Sekutu pemerintah Indonesia membentuk Badan Kemanan Rakyat ( BKR ) pada tanggal 22 Agustus 1945 yang berada di bawah wewenang KNIP. Oleh karena datangnya pasukan Sekutu dan NICA yang silih berganti sehingga pemerintah memutuskan dibentuknya Tentara Keamanan Rakyat ( TKR ) pada tanggal 5 Oktober 1945.Pada tanggal 1 Januari 1946 diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat ( TKR ) lalu tanggal 26 Januari berubah menjadi Tentara Republik Indonesia ( TRI ). Untuk menyempurnakan TRI maka pemerintah membentuk Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) tanggal 7 Juni 1947.


BAB II

KONFLIK INDONESIA-BELANDA TAHUN 1945-1949

A. PETA WILAYAH PENDUDUKAN BELANDA
Setelah Indonesia merdeka tidak berarti Indonesia bebas dari segala bentuk penguasaan asing tapi masih berhadapan dengan Belanda yang ingin mencoba kembali menananmkan kekuasaannya. Belanda menggunakan berbagai macam cara untuk bisa kembali berkuasa seperti, membonceng pada pasukan sekutu dan pembentukan Negara-negara boneka. Pembentukan Negara boneka bertujuan untuk mengepung kedudukan pemerintah Indonesia atau mempersempit wilayah kekuasaan RI. Setiap ada perjanjian selalu diingkari oleh Belanda. Belanda hanya mengakui wilayah RI meliputi Jawa dan Sumatera yang di dalamnya berdiri Negara-negara boneka bikinan Belanda.

B. PERBEDAAN IDIOLOGI DAN STRATEGI DALAM MENGHADAPI BELANDA
Pada tanggal 1 Nopember 1945 pemerintah mengeluarkan maklumat Politik dengan tujuan agar kedaulatan RI diakui dan agar di Indonesia terbentuk dan berkembang partai Politik.Namun kemauan itu diselewengkan dengan terjadinya pergeseran bentuk pemerintah dari bentuk Kabinet Presidensial ke Kabinet parlementer.Sutan Syahrir terpilih sebagai Perdana Menterinya. Pemerintah Sutan Syahrir berkeinginan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui jalur diplomasi bukan dengan kekuatan senjata. Hal inilah yang menimbulkan pro kontra terhadap strategi menghadapi Belanda. Konflik ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk melancarkan Agresi militernya.

C. WILAYAH PENDUDUKAN BELANDA DAN PUSAT-PUSAT KONFLIK INDONESIA-BELANDA DI BERBAGAI DAERAH
Pada tanggal 15 September 1945 sekutu masuk ke Indonesia dan membonceng NICA ( Belanda ) yang bertujuan untuk menjajah kembali Bangsa Indonesia sehingga terjadi pertempuran Ambarawa, Bandung Lautan Api, Pertempuran di Sulaswesi Selatan, Peristiwa Merah Putih di Minahasa, Pertempuran Medan Area, 5 Hari di semarang, Puputan Margarana, dsb.
Untuk menghentikan tembak menembak antara RI-Belanda maka mulai 10 Nopember 1946 diadakan perundingan Linggajati (ditanda tangani 25 Maret 1947) yang isinya :
1. Belanda mengakui secara defakto wilayah RI atas Jawa, Sumatera dan Madura
2. RI-Belanda akan membentuk NIS dengan nama RIS
3. RI-Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
4. Belanda harus meninggalkan wilayah RI selambat-lambatnya 1 Januari 1949.
Ternyata Belanda menghianati isi perjanjian tersebut dan melakukan Agresi Militer I tanggal 21 Juni 1947 sehingga mendapat reaksi PBB. Penghentian tembak menembak dilakukan tanggal 1 Agustus 1947 dan DK PBB membentuk KTN yang anggota-anggotanya :
1. Australia ( Wakil Indonesia ) : Richard Kirby
2. Belgia ( Wakil Belanda ) : Paul Van Zeeland
3. USA ( Penengah ) : Dr. Frank Graham
Anggota KTN tersebut membantu pihak RI-Belanda untuk mengadakan perundingan di atas geladak Kapal Amerika USS RENVILLE ( 8 Desember 1947 ) dan ditandatangani tanggal 17 Januari 1948 yang isinya :
1. Belanda mengakui wilayah RI yang sedang diduduki ( Yogyakarta )
2. TNI harus hijrah ke daerah RI
3. RI merupakan bagian dari RIS
4. Dalam jangka waktu ± 6 bulan sampai 1 tahun akan diadakan pemilu untuk membentuk dewan konstitusi RIS.
Namun tidak semua masyarakat Indonesia menyetujui isi perjanjian tersebut, seperti SM Kartosuwiryo yang mendirikan DI / TII, Pemberontakan PKI Madiun ( Muso ) 1948. Belanda bertekad untuk menghapus RI dan menghancurkan kekuatan TNI. Untuk iti Belanda melakukan Agresi militer II tanggal 19 desember 1948. Belanda menyerbu Yogyakarta dan menawan presiden dan wapres serta pemimpin politik lainnya. Sebelum itu presiden sempat mengirimkan kawat pada Syafrudin Prawiranegara untuk membentuk PDRI di Sumatera. Apabila tidak sanggup maka diserahkan pada Sudarsono, AA Maramis dan LN Palar untuk membentuk pemerintah pelarian RI di India.
Pada tanggal 28 Januari 1948 DK PBB memutuskan penghentian operasi militer Belanda dan para pemimpin RI yang ditawan harus dikembalikan. Pada tanggal 14 April 1949 diadakan perjanjian ROOM ROYEN di bawah pengawasan UNCI ( perubahan dari KTN ) dan pada tanggal 7 Mei 1949 terjadi kesepakatan :
a. Pernyataan Delegasi Indonesia
1. Menghentikan perang gerilya
2. Bekerjasama mengembalikan keamanan
b. Pernyataan Delegasi Belanda
1. Menyetuji pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta
2. Menghentikan operasi militer serta membebaskan para pemimpin RI dan selekasnya mengadakan KMB

D. HASIL KMB DAN KELANJUTAN KONFLIK INDONESIA-BELANDA

KMB dilaksanakan di DENHAAG ( Negeri Belanda ) pada tanggal 22 Agustus 1949 sd 29 Oktober 1949 dengan hasil keputusan :
a. Belanda menyerahkan kedaulatan RI kepada RIS
b. Antara RIS dan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia- Belanda yang dikepalai oleh ratu Belanda
c. Tentara Belanda akan ditarik mundur dan tentara KNIL akan dibubarkan
d. Masalah Irian Barat akan dibicarakan setahun setelah penyerahan kedaulatan.
Pada tanggal 27 Desember 1949 dilakukan penyerahan kedaulatan oleh Belanda kepada RIS yang wilayahnya bekas kekuasaan Belanda tanpa Irian Barat. Penyerahan kedaulatan dilakukan di tiga tempat antara lain :
a. Amsterdam dilakukan oleh Ratu Belanda kepada PM RIS
b. Yogyakarta dilakukan oleh Pemerintah RI pada pemerintah RIS
c. Jakarta dilakukan oleh Wakil Tinggi Mahkota Belanda kepada RIS
Pembentukan Negara RIS ( 16 negara bagian ) berdasarkan isi KMB ternyata tidak disetujui oleh masyarakat Indonesia dan dengan tegas mereka menuntut dibubarkannya RIS dan kembali pada Negara Kesatuan RI mengingat Bahasa, bendera maupun hari Nasional sama dengan RI. Berdasarkan hasrat dan desakan Rakyat Indonesia maka pada tanggal 17 Agustus 1950 RIS dibubarkan dan dibentuk NKRI dan saat itu juga Konstitusi RIS diganti dengan UUD Sementara RI dan bangsa Indonesia segera memasuki era baru yaitu Demokrasi Liberal.

BAB III
ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA

A. PKI MADIUN 1948
Munculnya PKI merupakan perpecahan pada tubuh SI ( Sarikat Islam ) yang mendapat pengaruh ISDV ( Internasionalisme Sosialisme Democratise Vereeniging ) yang didirikan oleh HJFM. Snevliet Dkk pada bulan Mei 1914 di Semarang yang pada bulan Desember diubah menjadi PKI.
Pada tanggal 13 Nopember 1926 melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Belanda. Pada tanggal 18 September 1948 MUSO memimpin pemberontakan terhadap RI di Madiun. Tujuannya ingin mengubah dasar negara Pancasila menjadi dasar negara komunis. Pemberontakan ini menyebarhampir di seluruh daerah Jawa Timur namun berhasil di gagalkan dengan ditembak matinya MUSO sedangkan Semaun dan Dharsono lari ke Rusia.
B. DI/TII
1. JAWA BARAT
Dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo karena tidak setuj terhadap isi perjanjian Renville. Sewaktu TNI hijrah ke daerah RI ( Yogyakarta ) ia dan anak buahnya menolak dan tidak mau mengakui Republik Indonesia dan ingin menyingkirkan Pancasila sebagai dasar negara. Untuk itu ia memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia dengan nama Darul Islam ( DI )
2. JAWA TENGAH
Dipimpin oleh Amir Fatah dan Kyai Sumolangu. Selama Agresi Militer Belanda ke II Amir Fatah diberi tugas menggabungkan laskar-laskar untuk masuk dalam TNI. Namun setelah banyak anggotanya ia beserta anak buahnya melarikan diri dan menyatakan bagian dari DI/TII.
3. SULAWESI SELATAN
Dipimpin oleh Abdul Kahar Muzakar. Dia berambisi untuk menduduki jabatan sebagai pimpinan APRIS ( Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat ) dan menuntut aga45r Komando Gerilya Sulawesi Selatan ( KGSS ) dimasukkan ke dalam APRIS dengan nama Brigade Hasanuddin. Tuntutan tersebut ditolak oleh pemerintah sebab hanya mereka yang memenuhi syarat saja yang akan menjadi tentara maka terjadilah pemberontakan tersebut.
4. ACEH
Dipimpin oleh Daud Beureueh Gubernur Militer Aceh, karena status Aceh sebagai daerah Istimewa diturunkan menjadi sebuah karesidenan di bawah propinsi Sumatera Utara. Ia lalu menyusun kekuatan dan menyatakan dirinya bagian dari DI/TII. Pemberontakan ini dapat dihentikan dengan jalan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh ( MKRA ).
5. KALIMANTAN SELATAN
Dipimpin oleh Ibnu Hajar, ia menyatakan dirinya bagian dari DI/TII dengan memperjuangkan kelompok rakyat yang tertindas. Ia dan anak buahnya menyerang pos-pos kesatuan tentara serta melakukan tindakan pengacauan yang pada akhirnya Ibnu Hajar sendiri ditembak mati.
C. APRA ( Angkatan Perang Ratu Adil )
Pemberontakan ini dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling bekas tentara KNIL. Tujuannya agar pemerintah RIS dan negara Pasundan mengakui APRA sebagai tentara negara Pasundan dan agar negara Pasundfan tidak dibubarkan/dilebur ke dalam NKRI.
D. ANDI AZIS
Beliau merupakan komandan kompi APRIS yang menolak kedatangan TNI ke Sulawesi Selatan karena suasananya tidak aman dan terjadi demonstrasi pro dan kontra terhadap negara federasi. Ia dan pasukannya menyerang lapangan terbang, kantor telkom, dan pos-pos militer TNI. Pemerintah mengeluarkan ultimatum agar dalam tempo 4 x 24 jam ia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.
E. RMS ( Republik Maluku Selatan )
Pemberontakan ini dipimpin oleh Dr. Christian Robert Stevenson Soumokil bekas jaksa agung NIT ( Negara Indonesia Timur ). Ia menyatakan berdirinya Republik Maluku Selatan dan memproklamasikannya pada 25 April 1950. Pemberontakan ini dapat ditumpas setelah dibayar mahal dengan kematian Letkol Slamet Riyadi, Letkol S. Sudiarto dan Mayor Abdullah.
F. PRRI/PERMESTA
Setelah Pemilu I dilaksanakan, situasi semakin memburuk dan terjadi pertentangan . Beberapa daerah merasa seolah-olah diberlakukan secara tidak adil ( merasa dianaktirikan ) sehingga muncul gerakan separatis di Sumatera yaitu PRRI
( Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia ) dipimpin oleh Kolonel Ahmad Husen dan PERMESTA ( Piagam Perjuangan Rakyat Semesta ) di Sulawesi Utara dipimpin oleh D.J. Somba dan Kolonel Ventje Sumual.
G. G 30 S/PKI
Pada tanggal 30 September 1965 jam03.00 dinihari PKI melakukan pemberontakan yang dipimpin oleh DN Aidit dan berhasil membunuh 7 perwira tinggi. Mereka punya tekad ingin menggantikan Pancasila sebagai dasar negara dengan Komunis-Marxis. Setelah jelas terungkap bahwa PKI punya keinginan lain maka diadakan operasi penumpasan :
1. Menginsyafkan kesatuan-keasatuan yang dimanfaatkan oleh PKI
2. Merebut studio RRI dan kantor besar Telkom dipimpin Kolonel Sarwo Edhy Wibowo dari RPKAD
3. Gerakan pembersihan terhadap tokoh-tokoh yang terlibat langsung maupun yang mendalanginya.
Akhirnya PKI dinyatakan sebagai partai terlarang dan tidak boleh lagi tersebar di seluruh wilayah Indonesia berdasarkan SK Presiden yang ditanda tangani pengemban Supersemar Ltjen Soeharto yang menetapkan pembubaran PKI dan ormas-ormasnya tanggal 12 Maret 1966.


BAB IV
PERKEMBANGAN POLITIK DAN EKONOMI SERTA PERUBAHAN MASYARAKAT DI INDONESIA DALAM UPAYA MENGISI KEMERDEKAAN

A. PERKEMBANGAN POLITIK DI INDONESIA DALAM UPAYA MENGISI KEMERDEKAAN
1. DEMOKRASI LIBERAL
Pada masa berlakunya Konstitusi RIS ( 1949 ) dan UUDS ( 1950 ) bangsa kita melaksanakan pesta Demokrasi Liberal dengan menggunakan sistem pemerintahan secara parlementer, di mana kepal negara adalah presiden sedangkan kepala pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri dan bertanggung jawab pada Parlemen ( DPR ). Pada masa itu situasi politik tidak stabil karena sering terjadi nya pergantian kabinet dan sering terjadi pertentangan politik di antara partai-partai yang ada. Adapun kabinet yang pernah memerintah antara lain
a. Kabinet Natsir ( 6 September 1950 – 20 Maret 1951 )
Kabinet ini jatuh karena ada mosi tidak percaya bahwa M. Natsir tidak mampu menyelesaikan masalah Irian Barat dan sering terjadi pemberontakan sehingga muncul gerakan DI/TII, Andi Azis, APRA, RMS dsb.
b. Kabinet Sukiman ( 26 April 1951 – 3 April 1952 )
Masalah yang dihadapinya adanya pertukaran nota antara Menlu Ahmad Subarjo dengan Duber AS Merle Cochran tentang bantuan ekonomi dan militer berdasarkan Mutual Security Act ( MSA ) atau UU kerjasama keamanan.
c. Kabinet Wilopo ( 3 April 1952 – 3 Juni 1953 )
Masalah yang dihadapinya yaitu :
1. Gerakan separatis di Sumatera dan Sulawesi
2. Peristiwa 17 Oktober
3. Peristiwa Tanjung Morawa
d. Kabinet Ali I ( 31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955 )
Masalah yang dihadapinya yaitu pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Aceh dan Sulawesi serta pergantian KSAD dari Bambang Sugeng pada Bambang Oetoyo
e. Kabinet Burhanudin Harahap ( 12 Agustus 1955 – 3 maret 1956 )
Pada masa ini berhasil melaksanakan Pemilu I dengan 2 periode , tanggal 29 September 1955 memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955 memilih anggota Badan Konstituante. Pemilu I ini dimenangkan oleh 4 partai besar yaitu PNI, Masyumi, NU dan PKI.
f. Kabinet Ali II ( 24 Maret 1956 – 14 Maret 1957 )
Masalah yang dihadapinya yaitu timbulnya gerakan anti China dan pemberontakan PRRI/PERMESTA.
g. Kabinet Djuanda
Kabinet ini jatuh karena Badan Konstituante tidak bisa membuat UUD yang baru pengganti UUDS sehingga presiden mengeluarkan Dekritnya tanggal 5 Juli 1959 dan mengumumkan berlakunya Demokrasi Terpimpin.
2. DEMOKRASI TERPIMPIN
Karena Badan Konstituante tidak dapat membuat UUD baru pengganti UUDS maka pada tanggal 5 juli 1959 jam 17.00 hari jum’at Presiden Soekarno mengeluarkan Dekritnya yang berisi :
a. Pembubaran Badan Konstitiante
b. Berlaku kembalinya UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
c. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu singkat
Sejak saat itu Presiden mengumumkan berlakunya sistem Demokrasi Terpimpin yang di dalamnya banyak terjadi penyimpangan dan penyelewengan terhadap UUD 1945 antara lain :
a. MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup
b. Presiden mengangkat MPRS
c. Pidato presiden yang berjdul ” Penemuan Kembali Revolusi kita ” dijadikan GBHN
d. Lembaga tinggi dan tertinggi negara dijadikan pembantu presiden
e. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu dan menggantikannya dengan DPR-GR
Pada masa Demokrasi Terpimpin Presiden lebih anyak dipengaruhi oleh PKI dan PKI memainkan peranan pentingnya sehingga mendapatkan perlakuan istimewa dari presiden. Dalam rangka mewujudkan tujuannya maka PKI melakukan tindakan antara lain :
a. Dalam Negeri
1. Berusaha menyusup ke parpol dan ormas yang menjadi lawan
politiknya kemudian memecah belah
2. Dalam bidang pendidikan mengusahakan agar ajaran Marxis
Leninisme menjadi salah satu masta pelajaran wajib
3. Dalam bidang militer, mengindoktrinasi perwira ABRI dengan ajaran
komunis
b. Luar Negeri
Berusaha mengubah politik luar negeri yang bebas dan aktif menjurus ke
negara-negara yang komunis.

B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN PENYUSUNAN UUD BARU
Badan Konstituante yang terbentuk hasil pemilu 1955 bertugas merumuskan konstitusi/UUD yang tetap sebagai pengganti UUD Asementara tahun 1950 bersidang pada tanggal 20 Nopember 1956. Ternyata dalam sidangt tersebut diwarnai dengan perdebatan sengit, para anggota Badan Konstituante lebih banyak mementingkan urusan partainya sendiri daripada kepentingan rakyat. Untuk itulah maka pada 21 Pebruari 1957 mengajukan gagasan yang disebut Konsepsi Presiden yang berisi :
a. Demokrasi terpimpin
b. Kabinet Gotong Royong yang beranggotakan semua wakil parpol
c. Pembentukan Dewan Nasional yang beranggotakan semua wakil partai politik
Konsepsi ini ditolak oleh beberapa partai seperti Masyumi, NU, PSII, Partai Katolik dan PRI karena lebih banyak didominasi oleh PKI. Pada tanggal 22 April 1959 dihadapan sidang Badan Konstitante presiden mengumumkan kembali ke UUD 1945 namun jumlah pendukung tidak mencapai KUORUM sehingga situasi tetap tidak menentu. Untuk itulah maka presiden mengeluarkan dekritnya pada tanggal 5 Juli 1959.
C. KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAH DENGAN KONDISI EKONOMI NASIONAL DAN DAERAHSAMPAI TAHUN 1965
1. SISTEM EKONOMI LIBERAL
a. Nasionalisasi De Javasche Bank
Sejak tahun 1951 Bangsa Indonesia hanya mengandalkan hasil perkebunan tanpa ditunjang oleh barang ekspor lain sedangkan barang impor semakin bertambah. Untuk itu pemerintah pada masa kabinet Sukiman menasionalisasi Bank milik Belanda menjadi milik Indonesia dengan nama Bank Indonesia. Usaha ini bertujuan untuk mengatasi krisis keuangan saat itu dan untuk menata ekonomi9 ekonomi Indonesia ke arah yang lebih baik.
b. Sistem ekonomi Gerakan Benteng
Sistem ini merupakan gagasan Dr. Soemitro Djoyohadikusumo yang intinya merupakan suatu kebijakan untuk melindungi pengusaha pribumi namun gagal karena para pegusaha Indonesia lamban dalam usahanya dan ada yang menyalahgunakan bantuan pemerintah.
Usaha ini dilanjutkan oleh Menteri Yusuf Wibisono, pengusaha Indonesia diberikan pinjaman modal dengan harapan akan menjadi produsen dan dapat menghemat devisa negara.
Usaha selanjutnya dilakukan oleh Menteri Perekonomian Mr. Iskaq Cokrohadiosuryo yang mengutamakan tumbuh dan berkembangnya pengusaha swasta nasional pribumi.
c. Sistem ekonomi Ali-Baba
Merupakan bentuk kerjasama antara pengusaha pribumi ( Ali ) dan non pribumi ( Baba). Ide inipun mengalami kegagalan karena pengusaha non pribumi lebih berpengalaman dan pengusaha pribumi hanya diperalat untuk mempermudah mendapatkan kredit.
2. SISTEM EKONOMI PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
a. Devaluasi mata uang
Tanggal 24 Agustus 1959 pemerintah mendevaluasi mata uang Rp. 100,00 menjadi Rp. 100,00 dan Rp. 500,00 menjadi Rp. 50,00, sementara yang di bawah Rp. 100,00 tidak didevaluasi. Tujuan devaluasi untuk meningkatkan nilai rupiah dan rakyat kecil tidak dirugikan.
b. Menekan laju inflasi
Dalam upaya membendung aju inflasi pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU no. 2 tahun 1959 dan mulai berlaku sejak tanggal 25 Agustus 1959 dengan maksud untuk mengurangi banyaknya uang yang beredar agar dapat memperbaiki kondisi keuangan dan pereknomian negara.
c. Melaksanakan pembangunan nasional
Pada tanggal 28 Maret 1963 Presiden Soekarno menyampaikan Deklarasi Ekonomi ( DEKON ) di Jakarta.Tujuannya adalah untuk menciptakan ekonomi nasional yang bersifat demokratis dan bebas dari imperialisme untuk mencapai kemajuan ekonomi yang berpegang pada sistem ekonomi berdikari.

Kamis, 28 Juni 2012

PTK Skripsi Bahasa Indonesia BAB IV dan V

BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
4. 1 Pembelajaran menggunakan Media Gambar
4. 1. 1 Proses Pembelajaran
a. Proses
Pada penggunaan media gambar langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut :
1). Memasang gambar di papan tulis
2). Siswa mengamati gambar yang terpampang di papan tulis
3). Siswa berlatih menulis wacana dengan memperhatikan wacana yang hidup
4). Guru mengawasi dan membimbing siswa dalam penulisan wacana
5). Guru meminta tiga orang siswa untuk membacakan hasil karyanya secara
bergantian.
6). Siswa dan guru mendiskusikan hasil karya siswa terutama dari contoh yang
Dibacakan siswa
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran, guru memberikan ulangan tentang materi pembelajaran dan memberikan penguatan dengan menyimpulkan materi pembelajaran pada siswa untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan secara tertulis. Pelaksanaan Post test pada penggunaan media gambar, siswa disediakn yang berbeda dengan gambar untuk menulis wacana dari benda yang menyerupai dengan benda pada kegiatan ini yakni berupa pohon yang dikerdilkan (bonsai).
c. Evaluasi
Pengajaran menulis wacana dapat diketahui hasilnya melalui kegiatan evaluasi.
Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi harus dilakukan dua
kali, yakni evaluasi pada awal pembelajaran dan evaluasi pada pembelajaran
dilaksanakan serta pada akhir pembelajaran.
4. 2. 1 Hasil evaluasi Pembelajaran Menulis wacana menggunakan media gambar.
Data yang dibahas adalah data yang diperoleh dari populasi sebanyak 30 orang tentang

kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar pada siswa kelas XI SMAN 1 Sape Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2007- 2008. Metode dalam penelitian ini deskriptif komunikatif. Untuk lebih jelasnya, penulis menyajikan hasil dan pembahasan pada table di bawah ini :
Tabel 01. Hasil Test kemampuan menulis wacana siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sape Kabupaten Bima dengan melalui Media gambar.

1. Kata Sifat = 20
2. Kata Umum dan kata khusus = 20
3. Kata Baku dan tidak Baku = 20
4. Perubahan
Makna kata = 20
5. Makna Denotasi dan Konotasi = 20
Sumber Data : Hasil pemeriksaan tes

a. Analisis Data
1. Kemampuan berdasarkan individu
Berdasarkan table di 01 di atas dapat diketahui bahwa kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar pada siswa kelas XI SMAN 1 Sape Kabupaten Bima sebagai berikut :
a. kemampuan tinggi = 26 orang
b. kemampuan sedang = 4 orang
c. kemampuan rendah = 0 orang
Adapun prosentase kemampuan menulis menggunakan media gambar siswa kelas XI SMAN 1 Sape kabupaten Bima dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
P = x 100%
Berdasarkan rumus di atas bahwa prosentase masing-masing kategori adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan tinggi = x 100% = 86, 67 %

b. Kemampuan sedang = x 100% = 13, 33 %
Berdasarkan perhitungan rumus di atas dapat dijelaskan bahwa prosentase kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar siswa kelas XI SMAN 1


Sape Kabupaten Bima dikategorikan baik karena dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang berkemampuan tinggi dalam menulis wacana dengan menggunakan media gambar adalah sebesar 86,67 %
2. Kemampuan Kelompok
a. Mencari Nilai Rata-rata ( Mean ) :
M =
N = Jumlah Sampel
M = Nilai Rata-rata
Diketahui
N = 30
M1 = = 74, 3
Jadi Nilai Rata-rata M = 74, 3
b. Mencari Indeks Prestasi Kelompok
Dalam analisis statistic, penguasaan yang didapatkan oleh individu biasanya dinyatakan dengan nilai rata-rata ( mean ). Langkah tersebut sebenarnya belum merupakan langkah yang memadai, sebab dengan nilai rata-rata saja, dengan tanpa mengetahui batas skor maksimal yang mungkin bisa dicapai dalam kemampuan menulis wacana tersebut, sehingga belum mempunyai gambaran yang jelas , maka digunakan ukuran IPK sebagai berikut :
IPK = x 100 %

= x 100 %

= 74, 3 %
Berdasarkan analisis data di atas maka dapat diketahui bahwa indeks prestasi kelompok ( IPK ) diperoleh subjek penelitian adalah 74, 3 %. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis wacana pada siswa kelas XI SMAN 1 sape kabupaten Bima memiliki kemampuan normal.
Dengan demikian apabila hasil tersebut merujuk pada criteria penilaian yang telah ditentukan maka nilai tersebut dinyatakan dengan criteria normal karena angka tersebut terletak antara 55 – 74.
Rincian kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
- Apabila siswa memperoleh nilai 0 – 30 : sangat rendah
- Apabila siswa memperoleh nilai 31 – 54 : rendah
- Apabila siswa memperoleh nilai 55 – 74 : Normal
- Apabila siswa memperoleh nilai 75 – 89 : Tinggi
- Apabila siswa memperoleh nilai 90 – 100 : sangat tinggi
Berdasarkan analisis data prosentase kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar yang berkemampuan tinggi sebesar 86, 67 % dikaitkan dengan analisis data indeks prestasi kelompok ( IPK sebesar 74, 3 % dapat dijelaskan bahwa kemampuan menulis wacana dengan menggunakan media gambar pada kelas XI SMAN 1 Sape Kabupaten Bima dikategorikan baik dan secara keseluruhan berkemampuan normal.
c. Evaluasi
Pengajaran menulis wacana dapat diketahui hasilnya melalui kegiatan evaluasi. Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi harus dilakukan dua kali yakni evaluasi pad awal pembelajaran dan evaluasi pada akhir pembelajaran.
4. 2. 2 Hasil Evaluasi pembelajarn menulis wacana menggunakan media realita
a. Penyajian Data
Tabel 02 Hasil tes kemampuan menulis wacana siswa kelas XI SMAN 1 Sape kabupaten Bima dengan menggunakan media Realita.


1. Kata Sifat = 20
2. Kata Umum dan kata khusus = 20
3. Kata Baku dan tidak Baku = 20
4. Perubahan
Makna kata = 20
5. Makna Denotasi dan Konotasi = 20
Sumber data : hasil pemeriksaan test
b. Analisis Data
1. Kemampuan berdasarkan individu
Berdasarkan table di atas dapat diketahui bahwa kemampuan menulis wacana menggunakan media realita pada siswa kelas XI SMAN 1 Sape Kabupaten Bima sebagai berikut :
a. kemampuan tinggi = 16 orang
b. kemampuan sedang = 14 orang
c. kemampuan rendah = 0 orang
Adapun prosentase kemampuan menulis menggunakan media gambar siswa kelas XI SMAN 1 Sape kabupaten Bima dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
P = x 100%
Berdasarkan rumus di atas bahwa prosentase masing-masing kategori adalah sebagai berikut :
a. Kemampuan tinggi = x 100% = 53, 33%

b. Kemampuan sedang = x 100% = 46, 67 %
Berdasarkan perhitungan rumus di atas dapat dijelaskan bahwa prosentase kemampuan menulis wacana menggunakan media realita siswa kelas XI SMAN 1 Sape Kabupaten Bima dikategorikan baik karena dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa yang berkemampuan tinggi dalam menulis wacana dengan menggunakan media gambar adalah sebesar 53,33 %
2. Kemampuan Kelompok
a. Mencari Nilai Rata-rata ( Mean ) :
M =
N = Jumlah Sampel
M = Nilai Rata-rata
Diketahui
N = 30
M1 = = 65,6
Jadi Nilai Rata-rata M = 65,6
b. Mencari Indeks Prestasi Kelompok

Dalam analisis statistic, penguasaan yang didapatkan oleh individu biasanya dinyatakan dengan nilai rata-rata ( mean ). Langkah tersebut sebenarnya belum merupakan langkah yang memadai, sebab dengan nilai rata-rata saja, dengan tanpa mengetahui batas skor maksimal yang mungkin bisa dicapai dalam kemampuan menulis wacana tersebut, sehingga belum mempunyai gambaran yang jelas , maka digunakan ukuran IPK sebagai berikut :
IPK = x 100 %

= x 100 %

= 65,6 %
Berdasarkan analisis data di atas maka dapat diketahui bahwa indeks prestasi kelompok ( IPK ) diperoleh subjek penelitian adalah 65,6 %. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis wacana pada siswa kelas XI SMAN 1 sape kabupaten Bima memiliki kemampuan normal.
Dengan demikian apabila hasil tersebut merujuk pada criteria penilaian yang telah ditentukan maka nilai tersebut dinyatakan dengan criteria normal karena angka tersebut terletak antara 55 – 74.
Rincian kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
- Apabila siswa memperoleh nilai 0 – 30 : sangat rendah
- Apabila siswa memperoleh nilai 31 – 54 : rendah
- Apabila siswa memperoleh nilai 55 – 74 : Normal
- Apabila siswa memperoleh nilai 75 – 89 : Tinggi
- Apabila siswa memperoleh nilai 90 – 100 : sangat tinggi
Berdasarkan analisis data prosentase kemampuan menulis wacana menggunakan media realita yang berkemampuan tinggi sebesar 53,33 % dikaitkan dengan analisis data indeks prestasi kelompok ( IPK) sebesar 65, 6 % dapat dijelaskan bahwa kemampuan menulis wacana dengan

menggunakan media gambar pada kelas XI SMAN 1 Sape Kabupaten Bima dikategorikan baik dan secara keseluruhan berkemampuan normal.
c. Evaluasi
Pengajaran menulis wacana dapat diketahui hasilnya melalui kegiatan evaluasi. Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi harus dilakukan dua kali yakni evaluasi pad awal pembelajaran dan evaluasi pada akhir pembelajaran.
4. 3 Perbedan kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar dengan media realita pada siswa kelas XI SMAN 1 Sape Kabupaten Bima
No Aspek Gambar Realita
1


2
3 Kemampuan Individu
a. Kemampuan Tinggi
b. Kemampuan sedang
IPK
Kategori
86,67 %
13,33 %
74, 3 %
Tinggi
53, 33 %
46, 67 %
65,6 %
Sedang

















BAB V
PENUTUP
5. 1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbedaan kemampuan menulis wacana media gambar dengan media realita pada siswa SMAN 1 Sape kabupaten Bima tahun pelajaran 2007-2008 adalah sebagai berikut :
a. Secara individual kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar yang tergolong tinggi sebanyak 86,67 % dan yang tergolong sedang sebanyak 13, 33 % dengan indeks prestasi kelompok ( IPK ) 74, 3 termasuk kategori normal
b. Kemampuan menulis wacana menggunakan media realita secara individual mencapai kemampuan tinggi sebanyak 53, 33 % dan yang tergolong sedang sebanyak 46,67 % dengan indeks Prestasi Kelompok ( IPK ) 65,6 termasuk kategori normal
c. Berdasarkan indeks prestasi kelompok kedua kemampuan itu secara umum tidak berbeda
d. Dari kedua media yang digunakan lebih efektif menggunakan media gambar karena secara individual kemampuan menulis wacana menggunakan media gambar dengan kemampuan tinggi sebanyak 86,67 % sedangkan media realita dengan kemampuan tinggi hanya sekitar 53,33 %.
5. 2 Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan :
a. Guru Bahasa Indonesia diharapkan selalu mengikuti perkembangan sastra serta melengkapi diri dengan buku-buku tentang menulis wacana
b. Diharapkan guru memberikan motivasi kepada siswa agar rasa kecintaannya terhadap menulis wacana
c. Kiranya setiap sekolah dapat diharapkan melengkapi dengan sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan pengajaran menulis wacana khususnya di SMA Negeri 1 Sape kabupaten Bima
d. Agar setiap sekolah melengkapi perpustakaan dengan buku sastra dan perpustakaan difungsikan sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharmini, 1996. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan, Jakarta : Rineka Cipta
Aqib, Zainal, 2002. Profesionalisme guru dalam pembelajaran, Surabaya : Insan Cendekia
Depdikbud, 1994. GBPP Bahasa Indonesia Kurikulum SLTP, Proyek peningkatan SLTP Bandung : ( induk ) Jawa Barat
Depdiknas RI, 2003. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum, Dirjen Pendidikan dasar dan Menengah
Djiwandono, Sri esti Wuryani, 2006 Psikologi Pendidikan, Grassindo
Hadi, Soetrisno, 1978 . Metedologi Riset untuk penulisan Paper, Skripsi dan Disertasi, Yayasan Penerbit Universitas Gajah Mada
Hidayat, Kosadi, 1999. Perencanaan Pengajaran Bahasa Indoensia, Bandung : Trimitra Mandiri
Hadi, madalika, J. 2004. dasar-dasar Kurikulum. Surabaya : SIC
Nurgiyantoro, Burhan, 1996. Penelitian Dalam Pengajaran Bahasa dan sastra, Yogyakarta : BPFE.
Parera Jos Daniel, keberhasilan dan kepenulisan bahasa Indonesia untuk penulis dan penyunting buku pelajaran, Depdiknas 2000
Sugiyono, Pendekatan kuantitatif dan R&D. Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, bandung, 2006
Suharto, karti, 2003. Komunikasi Pembelajaran peningkatan mutu guru dalam kegiatan pembelajaran, Surabaya : SIC
Suharto, karti dkk, 2004. TeknologiPembelajaran Pendekatan system konsepsi dan model Sharp, Evaluasi sumber belajar dan media, Surabaya : SIC
Surakmad, Winarno, 1984. Pengantar penelitian ilmiah dasar metode dan teknik Bandung : Tarsito.