LATIHAN SOAL KELAS XII
UD “ Makmur” bidang uasha swalayan selama bulan April 2008 melakukan transaksi sebagai berikut :
- Menjual barang dagangan Rp. 3.000.000,00 kepada Toko “ Jago “ dengan syarat 2/10,n/30. Syarat FOB Distination point Rp. 150.000,00 dan belum dibayar pada PO “ Lancar”
2. Menjual barang dagangan pada Toko “ Sukses” Rp. 3.500.000,00 baru dibayar Rp. 2.000.000,00 sisanya dibayar kemudian.
3. Membayar beban angkut pada tanggal 1.
4. Membeli
barang dagangan Rp. 5.000.000,00 dari UD “Uniloper” dan baru dibayar
Rp. 2.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30, dan mendapat diskon
perdagangan 5%.
5. Membeli barang dagangan dari Toko “ Unggul’ Rp. 3.000.000,00 tunai dengan mendapat rabat 5%.
6. Menerima pendapatan bungan deposito Rp.1.500.000,00.
7. Menjual perlengkapan toko pada UD “ Suro” Rp. 2.000.000,00 baru dibayar Rp. 1.200.000,00.
8. Dikirim faktur tagihan kepada UD “ Merdeka” atas penjualan yang belum dilunasi Rp. 3.600.000,00 dengan syarat 3/10, n/30.
9. Diterima nota debet atas penerimaan kembali barang yang rusak pada tanggal 1 Rp. 200.000,00.
10. Menjual barang dagangan pada CV. “ Laris “ Rp. 4.000.000,00 tunai dan memberi potongan perdagangan 5%.
11. Mengirim nota debet kepada UD “ Uniloper” atas transaksi tanggal 4 karena barang rusak Rp. 100.000,00 dan sekaligus dilunasi.
12. Membeli 2 unit komputer @ Rp. 4.000.000,00 untuk memperlancar usaha dan baru dibayar Rp. 2.500.000,00.
13. Menurut laporan bank jumlah saldo kas Rp. 55.000.000,00 sedangkan menurut perusahan Rp. 52.500.000,00. Hal ini disebabkan karena terdapat pendapatan jasa giro Rp. 3.000.000,00 dan beban administrasi Rp. 500.000,00.
14. Membeli barang dagangan Rp. 4.500.000,00 dari UD “ Jempol “ tunai dan mendapat potongan harga 5%.
15. Membayar beban gaji Rp. 2.000.000,00, beban listrik Rp. 300.000,00 dan telepon Rp. 400.000,00
16. Dikirim barang dagangan yang rusak pada UD “ Jempol “ atas transaksi tanggal 14 Rp. 200.000,00
17. Menerima pengembalian barang atas transaksi pada tanggal 10 karena rusak Rp. 300.000,00 dan diganti dengan barang dagangan baru.
18. Diperkirakan piutang dagang yang tidak bisa tertagih Rp. 500.000,00 ( metode cadangan ).
19. Dibeli barang dagangan Rp. 3.000.000,00 tunai dari CV. “Caping” dan mendapat diskon 10%. FOB sipping point Rp. 300.000, pada PO “ Ngebut “ dan belum dibayar.
20. Dikembalikan barang dagangan atas transaksi tanggal 19 karena rusak dan meminta penggantian barang dagangan.
21. Membayar beban angkut tanggal 19.
Buatlah jurnal metode perpetual apabila laba dihitung dari 25% penjualan.
Jawab
PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
Persediaan
barang dagangan adalah elemen yang sangat penting dalam kegiatan usaha
dagang. Dalam perusahaan dagang atau manufaktur persediaan barang
dagangan merupakan bagian yang sangat besar dari keseluruhan aktiva
lancar, kadang-kadang mencapai 70% dari keseluruhan aktiva lancar. Ini
merupakan bukti kongkrit bahwa persediaan barang dagangan merupakan
sesuatu yang sangat penting berhubungan dengan lancar tidaknya kegiatan
usaha dagang. Manajemen yang sukses adalah harus selalu mempertahankan
jumlah persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen. Tetapi
manajemen juga harus berusaha untuk menjaga jumlah persediaan jangan
sampai kurang atau berlebihan. Apabila jumlah persediaan kurang maka
dampaknya adalah konsumen akan tidak terpuaskan, sedangkan apabila
jumlahnya berlebihan akan menimbulkan biaya untuk penyimpanan. Maka
persediaan barang dagangan harus dikelola sebaik-baiknya.
· MotodePenetapan Harga Perolehan Persediaan Barang Dagangan
a. Metode aliran fisik sesungguhnya/identifikasi khusus
Metode
penghitungan harga perolehan dengan cara mengikuti aliran fisik barang
yang sesungguhnya terjadi dengan memberi tanda pada persediaan barang
misanya menggantungi kartu diberi kode. Penghitungan ini cocok untuk
diterapkan pada perusahaan yang menjual barang yang mahal tetapi
jumlahnya terbatas. Contoh PT “ Galungung “ membeli 5 TV 21 inch dengan
harga yang berbeda-beda yakni : Rp. 2.100.000, 00, Rp. 2.150.000,00,
Rp.2.200.000,00, Rp. 2.225.000,00 dan Rp. 2.230.000,00,00. Selama tahun
tersebut terjual 3 buah dengan harga Rp. 2.500.000,00 dan pada tahun
tersebut perusahaan menghitung secara fisik. Dan diketahui yang terjual
adalah Rp. 2.100.000,00, Rp. 2.200.000,00, Rp. 2.230.000,00. Dengan
demikian harga perolehan persdiaan akhir TV Rp. 2.225.000,00 + Rp.
2.150.000,00 = Rp. 4.375.000,00 dan harga pokok penjualan Rp.
2.100.000,00 + Rp. 2.200.000,00 + Rp. 2.230.000,00 = Rp. 6.530.000,00.
b. Metode harga perolehan atas dasar aliran anggapan
Metode identifikasi khusus tidak cocok untuk penjualan barang dagangan aneka ragam jenis dan jumlahnya.
1 . First-in, First-out ( FIFO/MPKP )
Menganggap
bahwa barang yang telebih dulu dibeli akan dijual terlebih dahulu.
Dengan demikian harga perolehan barang yang lebih dulu dibeli, dianggap
akan menjadi harga pokok penjualan lebih dulu juga. Persediaan barang
akhir ditentukan dengan mengambil harga perolehan per unit dalam
persediaan yang paling akhir kemudian bergerak mundur sampai semua unit
mendapatkan harga perolehan.
Contoh :
Di bawah ini data persediaan barang dagangan UD Galunggung Maret 2008
Tgl Ket Unit @ Unit
1 Persediaan awal 200 Rp. 500,00
3 Pembelian 1.000 Rp. 525,00
5 Pembelian 2.000 Rp. 550,00
6 Pembelian 2.500 Rp. 575,00
Selama bulan ini persediaan barang dagangan terjual 2.800 unit tentukan besarnya persediaan akhir dan HPP dengan metode FIFO !
2. Last-in, First –out ( LIFO / MTKP )
Menganggap
bahwa persediaan barang dagangan yang dibeli paling akhir akan dijual
paling awal, dengan demikian harga perolehan baranga yang dibeli paling
akhir dianggap akan menjadi harga pokok terlebih dahulu. Persediaan
barang dagangan akhir ditentukan dengan mengambil harga perolehan per
unit dalam persediaan barang yang paling awal kemudian bergerak maju
sampai semua unit mendapatkan harga perolehan.
Contoh : Soal sama tetapi dengan metode LIFO
- Metode Rata-rata ( Avarage )
Pengalokasian
harga perolehan barang yang tersedia untuk dijual dilakukan atas dasar
rata-rata tertimbang. Selajutnya harga perolehan rata-rata tertimbang
dikalikan dengan jumlah unit yang ada dalam dalam persediaan akhir .
Rata- rata tertimbang = Jumlah barang siap jual
Jumlah unit barang siap jual
Contoh : Soal sama metode rata-rata.
Penetapan harga perolehan persediaan barang dagangan metode perpetual
Pada
metode perpetual apabila dipakai cara identifikasi khusus maka cara
penghitungan besarnya pesediaan akhir dan HPP sama pada metode fisik.
Tetapi apabila menggunakan metode anggapan penghuitungan persediaan
akhir dan HPP caranya sangat berbeda.
1. Metode FIFO
Menganggap
bahwa barang yang telebih dulu dibeli akan dijual terlebih dahulu.
Dengan demikian harga perolehan barang yang lebih dulu dibeli, dianggap
akan menjadi harga pokok penjualan lebih dulu juga.
Contoh :
Pada bulan Maret 2008 UD Merapi mempunyai data persediaan :
Tgl Ket Unit @ Unit
2 Persediaan awal 1.000 Rp. 1.000,00
3 Pembelian 2.500 Rp. 1.100,00
5 Pembelian 3.000 Rp. 1.200,00
7 Penjualan 3.500
9 Pembelian 4.000 Rp. 1.300,00
12 Penjualan 1.400
17 Penjualan 2.400
Tentukan besarnya persediaan akhir dan HPP dari data di atas !
2. Metode LIFO
Menganggap
bahwa persediaan barang dagangan yang dibeli paling akhir akan dijual
paling awal, dengan demikian harga perolehan baranga yang dibeli paling
akhir dianggap akan menjadi harga pokok terlebih dahulu.
Contoh : Soal sama tetapi dengan metode LIFO
3. Metode rata-rata
Pada
metode ini harga rata-rata selalu berubah setiap terjadi
transaksipembelian dengan harga perolehan per unit yang tidak sama
dengan harga per unit sebelumnya. Harga per unit pada system rata-rata
perpetual ditetapkan dengan membagi harga perolehan barang yang
tersedian dijual, segera setelah terjadi transaksi pembelian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar