SELAMAT DATANG DI BLOG ANJAR SETIO PURNOMO, S.Pd.

Rabu, 27 Juni 2012

PTK Biologi BAB IV


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
1). Data Tes Awal
Agar guru mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa dalam mengenal cara-cara perkembangbiakan makhluk hidup, maka perlu diberikan pretes (tes awal) yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Tes tersebut disampaikan sebagai alat untuk mendiagnosi siswa juga berfungsi untuk mengetahui presepsi mereka tentang materi yang akan dibahas selanjutnya. Hasil tes awal tersebut dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 1
Seberapa nilai tes awal siswa kelas III 3 dalam mengenal cara-cara perkembangbiakan makhluk hidup.
NO
NIS
NILAI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33. 34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
13852
13853
13854
13857
13858
13859
13860
13861
13862
13863
13864
13865
13866
13868
13869
13870
13871
13872
13873
13874
13875
13876
13877
13878
13879
13880
13881
13882
13883
13885
13886
13887
13888
13889
13890
13891
13892
13895
13896
13899
80
80
40
60
75
40
70
70
80
80
50
55
60
65
40
40
70
80
40
60
70
80
50
40
60
65
60
40
60
40
80
70
65
60
65
80
80
80
40
40
Nilai Rata-rata
55,12
Keterangan :
1). Jumlah siswa yang tuntas belajar 19 orang
2). Prosentase ketuntasan = 47,5%
Seorang siswa dikatakan tuntas belajar, apabila siswa yang bersangkutan dapat meraih nilai minimal 6,5. sedangkan ketuntsan belajar secara klasifal 80%.
Dengan berpedoman pada hal diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (53%) siswa kelas III3 SMP Negeri 1 Sape yang mempunyai kemampuan mengenal cara-cara perkembangbiakan masih rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan pelaksanaan tindakan kelas.
Tabel 2
Hasil belajar siswa kelas III 3 dalam mengenal cara-cara perkembangbiakan pada siklus I
NO
NIS
NILAI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33. 34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
13852
13853
13854
13857
13858
13859
13860
13861
13862
13863
13864
13865
13866
13868
13869
13870
13871
13872
13873
13874
13875
13876
13877
13878
13879
13880
13881
13882
13883
13885
13886
13887
13888
13889
13890
13891
13892
13895
13896
13899
95
95
60
60
95
40
70
90
95
95
80
60
85
60
70
85
95
65
75
70
95
40
85
85
70
40
65
80
40
45
95
85
85
70
90
92
90
95
40
40
Nilai Rata-rata
67,67
Analisa tabel 2.
Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa kelas III 3 rersebut dapat ditabulasikan dalam interval nilai dibawah ini.
Tabel 3
Analisis nilai hasil belajar siswa kelas III3 dalam mengenal cara-cara perkembangbiakan makhluk hidup.
No.
Interval Nilai
f1
X1
f L x L
1.
40 – 50
7
45,5
45,5
2.
51 – 60
3
55,5
166,5
3.
61 – 70
7
65,5
458,5
4.
71 – 80
3
75,5
226,5
5.
81 – 90
10
85,5
855
6.
91 – 100
10
95,5
955
Jumlah
40
2707
X = e Æ’ x L = 2707
e Æ’ L 40
= 67,67%
fL = Jumlah siswa tiap interval
XL = angka tengah tiap interval kelas.
Tabel 4
Data Hasil belajar siswa kelas III 3 dalam mengenal cara-cara perkembangbiakan makhluk hidup pada siklus II
NO
NIS
NILAI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33. 34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
13852
13853
13854
13857
13858
13859
13860
13861
13862
13863
13864
13865
13866
13868
13869
13870
13871
13872
13873
13874
13875
13876
13877
13878
13879
13880
13881
13882
13883
13885
13886
13887
13888
13889
13890
13891
13892
13895
13896
13899
97
95
95
90
95
50
85
95
96
95
90
95
95
65
75
87
95
75
100
85
100
60
70
90
85
75
60
75
90
70
80
96
85
100
95
95
100
93
70
90
Nilai Rata-rata
81,75
Selanjutnya hasil belajar siswa tersebut ditabelasikan dalam interval nilai dibawah ini.
Tabel 5
Hasil belajar siswa dalam mengenal cara-cara perkembangbiakan makhluk hidup kelas III 3 SMP negeri 1 Sape pada siklus II
No.
Interval Nilai
F1
X1
f L x L
1.
50 – 60
3
55
16,5
2.
61 – 70
3
65,5
196,5
3.
71 – 80
5
75,5
377,5
4.
81 – 90
9
85,5
769,5
5.
91 – 100
20
95,5
1910
Jumlah
40
3270
X = e Æ’ L x L
e Æ’ L
= 81,75%
Melihat kenyataan diatas maka target yang ditetapkan penulis yaitu 80% telah tercapai, dengan demikian penggunaan metode diskusi melalui pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapt meningkatkan motivasi siswa mengenal cara-cara pembikan makhluk hidup dan juga aktivitas siswa dalam KBM meningkat.
Tabel 6
Data aktivitas kelompok pada setiap palaksanaan siklus I dan II
No
Kelompok
Aktivitas
Pada Siklus
Rata-rata
Ket
I
II
1.
2.
3
4.
5.
6.
7.
8.
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
5.0
6.0
6.0
5.0
6.5
6.0
7.0
6.0
80
6.0
7.0
8.0
7.5
70
60
75
7.5
6.0
65
7.0
7.0
6.5
6.5
6.25
Kenaikan Aktivitas
Tetap
Kenaikan Aktivitas
Kenaikan Aktivitas
Kenaikan Aktivitas
Kenaikan Aktivitas
Kenaikan Aktivitas
Kenaikan Aktivitas
Jumlan
47,5
57.0
51.25
Secara umum terjadi peningkatan jumlah aktivitas kelas, rata-rata antara kegiatan I dengan ke II dari 5.0 menjadi 8.0 sebesar 30 aktivitas.
Aktivitas rata-rata tertinggi dicapai oleh kelompok 1 dengan 32. Aktivitas-aktivitas terendah dicapai oleh kelompok II dengan 12 aktivitas. Dari 8 kelompok diskusi yang dibentuk dikelas, terdapat satu kelompok dengan aktivitas tetap pada kegiatan I maupun pada kegiatan II yaitu kelompok II dan satu kelompok mengalami aktivitas yang menurun yaitu kelompok VII. Ternyata setelah diteliti penurunan aktivitas itu terjadi karena pada kegiatan yang kedua salah seorang anggota tidak hadir karena sakit, namun kalau diperhatikan skor rata-rata kelompok VII masih berada di atas skor rata-rata kelompok dengan aktivitas terendah.
4.2. PEMBAHASAN
1). Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada pelaksanaan tindakan kelas ini, siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 5 orang siswa yang diambil sesuai dengan nomor urut pada absensi kelas. Materi pembelajaran disampaikan kepada siswa, yang selanjutnya dibahas dalam kelompok masing-masing. Pada saat siswa sedang berdiskusi kelompok, guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain sambil memberi motivasi dan meluruskan masalah jika terdapat permasalahan yang menyimpang dari konsep yang diinginkan. Setelah masing-masing kelompok menemukan dan berhasil menyimpulkan hasil pembahasannya, maka dimulailah diskusi antar kelompok yang satu dengan yang lain. Kelompok yang satu bertindak selaku penyaji sedangkan kelompok yang lain sebagai peserta, demikian sebaliknya. Disini guru berperan hanya sebagai motivasi dan fasilitator dalam pelajaran kelompok, dalam pelaksanaan tindakan siklus ini terdapat beberapa siswa kurang aktif dalam berdiskusi.
Siswa yang kurang aktif dalam berdiskusi ternyata setelah dilakukan pendekatan siswa yang bersangkutan belum siap dengan materi yang didiskusikan karena keterbatasan buku khususnya. Setelah semua kelompok telah memaparkan hasilnya. Selanjutnya guru mengumumkan kelompok diskusi terbaik dan memberikan arahan mengenai persiapan materi dan sarana yang diperlukan dalam pembelajaran kelompok.
Setelah mengadakan analisis hasil belajar pada pelaksanaan siklus I seperti terlihat pada tabel 3, belum mencapai target yang ditetapkan yakni 80%, oleh karena itu perlu dilakukan uji coba pada siklus berikutnya dengan mengadakan pembenahan pada kekurangan diatas.
2). Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pada pelaksanaan pembeljaran berikutnya atau pada siklus kedua ini dilakukan dengan pengecekan sarana yang di siapkan siswa, kemudian memberikan materi yang akan dibahas. Selanjutnya setiap kelompok diberikan permasalahan yang sama setiap anggota kelompok masing-masing diberikan tanggung jawab untuk membahas konsep cara-cara pebiakan makhluk hidup sehingga ada anggota kelompok yang pasif. Hasil diskusi masing-masing kelompok anggota dirangkum dalam kelompok sebagai bahan diskusi antar kelompok. Dengan pola seperti aktivitas siswa dalam kelompok dan antar kelompok lebih meningkat.
Dengan melihat kenyataan pada analisis hasil belajar pada tabel 5, maka target yang ditetapkan penulis 80% telah tercapai, dengan demikian penggunaan metode diskusi melalui pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa mengenai cara-cara pembiakan mahluk hidup dan juga kalau dilihat aktivitas siswa dalam KBM meningkat seperti terlihat pada tabel 6.
Dilihat dari analisis hasil penelitian di atas,pembelajaran melalui diskusi kelompok dengan mengenal model lks bergambar dapat menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan pemahaman terhadap diri dan orang lain sehingga akan timbul minat, sikap dan motivasi belajar siswa semakin positif, selanjutnya akan disertai dengan peningkatan prestasi belajar yang ditunjukkan dari hasil evaluasi.
Menirut pedoman penilaian SLTP 1994, nilai limit ketuntasan belajar seoarang siswa adalah 65 ke atas. Jika kurang dari angka tersebut siswa belum tuntas belajar. Dari hasil analisis terdapat 37 orang siswa dari 40 oarang siswa telah mencapai ketuntasan belajar sebesar 92% dengan nilai rata-rata kelas 8,8 hal ini menunjukkan bahwa metode diskusi dengan model LKS bergambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenal cara-cara perkembangbiakan mahluk hidup. Kenyataan ini di peroleh berkat adanya :
1. Siswa lebih mempersiapkan diri dengan materi ajar yang akan dibahas berikutnya.
2. Rasa percaya diri siswa lebih tinggi.
3. Anggota kelompok sering dimotivasi oleh kehadiran kelompok lain.
4. Masing-masing kelompok akan berusaha untuk mempertahankan hasil kelompoknya.
Disamping hal-hal di atas yang mendukung keberhasilan dalam pembelajaran melalui diskusi diperlukan pula perencanaan tugas-tugas kelompok yang lebih rinci, perhatiaan guru dalam pengawasan dan motivasi maupun sebagai fasilisator mengingat jumlah kelompok yang banyak dalam satu kelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar