SELAMAT DATANG DI BLOG ANJAR SETIO PURNOMO, S.Pd.

Jumat, 08 Juni 2012

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAN DAGANG

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAN DAGANG
Kompetensi Dasar 1     : Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal dalam Perusahaan Dagang.
Indikator                      :
1. Menyebutkan definisi perusahaan dagang
2. Menguraikan ciri – ciri perusahaan dagang
3. Membedakan perusahaan jasa dengan perusahaan dagang
4. Mendeskripsikan syarat penyerahan barang  dan pembayaran.
5. Mengklasifikasikan akun-akun khusus yang dijumpai pada perusahaan dagang.
6. Mendeskripsikan ciri dari perusahaan dagang  dan meng identifikasi transaksi yang ada di dalamnya (motode fisik/periodik dan metode perpetual/terus-menerus).
7. Mengidentifikasi metode pencatatan persediaan barang dagangan
8. Menganalisis dan mencatat transaksi ke jurnal umum
Pengertian perusahaan dagang :  Perusahaan yang bergerak dalam bidang pembelian barang dagangan dan menjualnya kembali dengan tanpa merubah bentuk.
Ciri-ciri perusahaan dagang :
  1. Kegiatannya membeli dan menjuar barang dagangan .
  2. Memiliki persediaan barang dangan.
  3. Laba didapat dari selisih antara penjualan bersih dengan HPP ( Harga Pokok Penjualan )
Transaksi-transaksi yang terdapat pada perusahaan dagang :

A. Metode Fisik  : Metode pencatatan persediaan barang dagangan secara periodik pada setiap periode dengan cara mengadakan inventarisasi secara fisik.
1. Pembelian
a. Tunai
Pembelian (D)  XX
Kas (K)  XX
b. Kredit
Pembelian  (D)  XX
Huatang Dagang (K)  XX
2. Retur Pembelian
a. Tunai
Kas (D)  XX
Retur pembelian dan ph. (K)  XX
b. Kredit
Hutang dagang (D) XX
Retur pembelian dan ph. (K) XX
3. Potongan Pembelian
a. Tunai
Potongan pembelian tunai tidak dicatat.
b. Kredit
Hutang dagang (D) XX
Kas (K)                          XX
Potongan pembelian (K) XX
4. Beban angkut pembelian
Beban angkut pembelian (D) XX
Kas (K)                       XX
5. Penjualan
a. Tunai
Kas (D) XX
Penjualan (K) XX
b. Kredit
Piutang dagang (K)  XX
Penjualan  (D)  XX
6. Retur penjualan
a. Tunai
Retur penjualan  (D) XX
Kas   (D)   XX
b. Kredit
Retur penjualan  (D)  XX
Piutang Dagang  (K)  XX
7. Potongan penjualan
a. Tunai
Potongan penjualan tunai tidak dicatat
b. Kredit
Kas  (D)   XX
Potongan penjualan  (D)  XX
Piutang dagang  (K)  XX
8. Beban angkut penjualan
Beban angkut penjualan (D)  XX
Kas   (K)                                 XX
SOAL LATIHAN AKUNTASI KLS XII
PD Jayus selama bulan Juni 2008 melakukan transaksi sebagi berikut :
1 . Pemillik menyetor uang ke dalam perusahaan Rp. 40.000.000 dan sebuah kendaraan Rp. 20.000000.
1 . Mendapat pinjaman dari Bank ”Krut” Rp. 10.000.000 dengan bunga 1 % per bulan.
2 . Membeli barang dagangan dari CV. Semar Rp. 2.000.000 dan baru dibayar Rp. 500.000 sisanya dibayar kemudain.
3 . Menjual barang dagangan kepada UD. Panjul Rp. 3.000.000 dengan syarat 2/10, n/30.
3 . Dijual barang dagangan kepada UD Untung Rp. 1.200.000 syarat 2/10,n/30 FOB Distination Point.
4 . Membayar biaya angkut pada tanggal 3 kepada PO ”Mogok” Rp. 100.000,00
4 . Membeli komputer untuk melancarkan usaha dari UD. Dadi Rp. 2.500.000 dan baru dibayar ½-nya.
5 . Membayar gaji karyawan bagian toko Rp. 1.000.000 dan kantor Rp. 2.000.000.
5 . Membeli peralatan kantor Rp. 10.000.000 dan peralatan toko Rp. 12.000.000 secara kredit dari Toko King Kong.
6 . Mengirim nota debet atas pengriman  kembali beberapa barang dagangan yang rusak  tgl. 2 Rp. 150.000 .
6 . Membeli  barang dagangan dari UD ” Sunu ” Rp. 3.650.000 syarat 2/10, n/30.
7.  Menjual barang dagangan kepada CV. Mbois Rp. 3.000.000 tunai dan memberi rabat 5%.
7.  Menerima nota debet atas penerimaan kembali barang dari UD Panjul Rp. 400.000 sekaligus dilunasi.
8 . Membeli barang dagangan dari UD. Umbul Rp. 2.400.000 dengan syarat 2/10,n/30 FOB Shiping Point.
9 . Membayar biaya iklan untuk masa 10x penayangan Rp. 500.000.
9 . Membayar biaya angkut tanggal 8 kepada PO Ngebut Rp. 200.000.
10. Mengirim nota kredit kepada UD ” Sunu ” atas pengiriman barang yang rusak Rp. 650.000.
10. Hutang dagang kepada UD. Sunu disepakati untuk diubah menjadi wesel.
11. Melunasi transaksi atas pembelian tgl. 2.
12. Menjual barang dagangan kepada Fa. Nefo Rp. 3.500.000 dengan syarat 3/10,n/40.
13. Diterima pelunasan atas transaksi pada tanggal 3 dari UD Untung.
14. Membayar beban listrik Rp. 300.000 dan beban air Rp. 200.000.
15. Membayar Biaya telepon Rp. 120.000 dan Premi asuransi bulan juli Rp. 200.000
16. Diteriam nota debat dari Fa. Nefo atas pengembalian barang yang rusak Rp. 200.000.
17 . Pemilik mengambil uang perusahan Rp. 1.000.000 untuk keperluan pribadi.
20. Menerima pelunasan transaksi tgl. 12 dan membeli lagi barang dagangan Rp. 3.000.000 dan mendapat rabat 5%.
21. Membeli barang dagangan dari UD. Totor Rp. 2.400.000 tunai dan mendapat potongan 5%.
22. Menerima pendapatan komisi atas jasanya menjualkan tanah Rp. 800.000.
23. Dikirim kembali barang dagangan kepada UD Totor atas transaksi pada tanggal 21 karena rusak Rp. 300.000.
24. Membayar biaya keamanan Rp. 1.000.000.
25. Membeli barang dagangan dari CV. Dara Rp. 3.400.000 syarat 3/10,n/30.
27. Menurut bank saldo kas perusahaan  Rp. 13.700.000 dan menurut perusahaan saldo kas Rp. 13.200.000, hal ini disebabkan karena terdapat jasa giro Rp.700.000 dan beban administrasi Rp. 200.000.
28. Menerima nota kredit dari CV Dara Rp. 200.000 karena rusak.
29. Membayar pembelian tgl. 25.
29 . Membayar angsuran pada Bank “ Krut “ Rp. 1.000.000 beserta bunganya
B. Metode Perpetual/Terus menerus  : Metode pencatatan persediaan barang dagangan secara terus menerus pada setiap terjadi transaksi yang menyangkut persediaan barang dagangan baik pembelian dan penjualan .
1. Pembelian
a. Tunai
Persediaan barang dagangan (D)  XX
Kas (K)  XX
b. Kredit
Persediaan barang dagangan  (D)  XX
Huatang Dagang (K)  XX
2. Retur Pembelian
a. Tunai
Kas (D)  XX
Persediaan barang dagangan (K)  XX
b. Kredit
Hutang dagang (D) XX
Persediaan barang dagangan  (K) XX
3. Potongan Pembelian
a. Tunai
Potongan pembelian tunai tidak dicatat.
b. Kredit
Hutang dagang (D) XX
Persediaan barang dangan (K) XX
4. Beban angkut pembelian
Persediaan barang dagangan (D) XX
Kas (K)                       XX
5. Penjualan
a. Tunai
Kas (D) XX
Penjualan (K) XX
HPP  (D) XX
Persediaan barang dagangan (K) XX
b. Kredit
Piutang dagang (K)  XX
Penjualan  (D)  XX
HPP  (D) XX
Persediaan barang dagangan (K) XX
6. Retur penjualan
a. Tunai
Retur penjualan  (D) XX
Kas   (D)   XX
Persediaan barang dagangan (D)  XX
HPP  (K)  XX
b. Kredit
Retur penjualan  (D)  XX
Piutang Dagang  (K)  XX
Persediaan barang dagangan (D)  XX
HPP  (K)  XX
7. Potongan penjualan
a. Tunai
Potongan penjualan tunai tidak dicatat
b. Kredit
Kas  (D)   XX
Potongan penjualan  (D)  XX
Piutang dagang  (K)  XX
8. Beban angkut penjualan
Beban angkut penjualan (D)  XX
Kas   (K)                                 XX
Nilai
Nama       :
No/Kls      :
LATIHAN SOAL KELAS XII
UD “ Makmur” bidang uasha swalayan selama bulan April 2008 melakukan transaksi sebagai berikut :
  1. Menjual barang dagangan Rp. 3.000.000,00  kepada Toko “ Jago “ dengan syarat 2/10,n/30. Syarat FOB Distination point Rp. 150.000,00 dan belum dibayar pada PO “ Lancar”
2. Menjual barang dagangan pada Toko “ Sukses” Rp. 3.500.000,00 baru dibayar Rp. 2.000.000,00 sisanya dibayar kemudian.
3. Membayar beban angkut pada tanggal 1.
4. Membeli barang dagangan Rp. 5.000.000,00 dari UD “Uniloper” dan baru dibayar Rp. 2.000.000,00 dengan syarat 2/10, n/30, dan mendapat diskon perdagangan 5%.
5. Membeli barang dagangan dari Toko “ Unggul’ Rp. 3.000.000,00 tunai dengan mendapat rabat 5%.
6. Menerima pendapatan bungan deposito Rp.1.500.000,00.
7. Menjual perlengkapan toko pada UD “ Suro” Rp. 2.000.000,00 baru dibayar Rp. 1.200.000,00.
8. Dikirim faktur tagihan kepada UD “ Merdeka” atas penjualan yang belum dilunasi Rp. 3.600.000,00 dengan syarat 3/10, n/30.
9. Diterima nota debet atas penerimaan kembali barang yang rusak pada tanggal 1 Rp. 200.000,00.
10. Menjual barang dagangan pada CV. “ Laris “ Rp. 4.000.000,00 tunai dan memberi potongan perdagangan 5%.
11. Mengirim nota debet kepada UD “ Uniloper” atas transaksi tanggal 4 karena barang rusak Rp. 100.000,00 dan sekaligus dilunasi.
12. Membeli 2 unit komputer @ Rp. 4.000.000,00 untuk memperlancar usaha dan baru dibayar Rp. 2.500.000,00.
13. Menurut laporan bank jumlah saldo kas Rp. 55.000.000,00 sedangkan menurut perusahan Rp. 52.500.000,00. Hal ini disebabkan karena terdapat pendapatan jasa giro Rp. 3.000.000,00 dan beban administrasi Rp. 500.000,00.
14. Membeli barang dagangan Rp. 4.500.000,00 dari UD “ Jempol “ tunai dan mendapat potongan harga 5%.
15. Membayar beban gaji Rp. 2.000.000,00, beban listrik Rp. 300.000,00 dan telepon Rp. 400.000,00
16. Dikirim barang dagangan yang rusak pada UD “ Jempol “ atas transaksi tanggal 14 Rp. 200.000,00
17. Menerima pengembalian barang atas transaksi pada tanggal 10 karena rusak Rp. 300.000,00 dan diganti dengan barang dagangan baru.
18. Diperkirakan piutang dagang yang tidak bisa tertagih Rp. 500.000,00 ( metode cadangan ).
19. Dibeli barang dagangan Rp. 3.000.000,00 tunai dari CV. “Caping” dan mendapat diskon 10%. FOB sipping point Rp. 300.000, pada PO “ Ngebut “ dan belum dibayar.
20. Dikembalikan barang dagangan atas transaksi tanggal 19 karena rusak dan meminta penggantian barang dagangan.
21. Membayar beban angkut tanggal 19.
Buatlah jurnal metode perpetual apabila laba dihitung dari 25% penjualan.
Jawab
PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
Persediaan barang dagangan  adalah elemen yang sangat penting dalam kegiatan usaha dagang. Dalam perusahaan dagang atau manufaktur persediaan barang dagangan merupakan bagian yang sangat besar dari keseluruhan aktiva lancar, kadang-kadang mencapai 70% dari keseluruhan aktiva lancar. Ini merupakan bukti kongkrit bahwa persediaan barang dagangan merupakan sesuatu yang sangat penting berhubungan dengan lancar tidaknya kegiatan usaha dagang. Manajemen yang sukses adalah harus selalu mempertahankan jumlah persediaan yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen. Tetapi manajemen juga harus berusaha untuk menjaga jumlah persediaan jangan sampai kurang atau berlebihan. Apabila jumlah persediaan kurang maka dampaknya adalah konsumen akan tidak terpuaskan, sedangkan apabila  jumlahnya berlebihan akan menimbulkan biaya untuk penyimpanan. Maka persediaan barang dagangan harus dikelola sebaik-baiknya.
· MotodePenetapan Harga Perolehan Persediaan Barang Dagangan
a. Metode aliran fisik sesungguhnya/identifikasi khusus
Metode penghitungan harga perolehan dengan cara mengikuti aliran fisik barang yang sesungguhnya terjadi dengan memberi tanda pada persediaan barang misanya menggantungi kartu diberi kode. Penghitungan ini cocok untuk diterapkan pada perusahaan yang menjual barang yang mahal tetapi jumlahnya terbatas. Contoh PT “ Galungung “ membeli 5 TV 21 inch dengan harga yang berbeda-beda yakni : Rp. 2.100.000, 00, Rp. 2.150.000,00, Rp.2.200.000,00, Rp. 2.225.000,00 dan Rp. 2.230.000,00,00. Selama tahun tersebut terjual 3 buah dengan harga Rp. 2.500.000,00 dan pada tahun tersebut perusahaan menghitung secara fisik. Dan diketahui yang terjual adalah Rp. 2.100.000,00, Rp. 2.200.000,00, Rp. 2.230.000,00. Dengan demikian harga perolehan persdiaan akhir TV Rp. 2.225.000,00 + Rp. 2.150.000,00  = Rp. 4.375.000,00 dan harga pokok penjualan Rp. 2.100.000,00 + Rp. 2.200.000,00 + Rp. 2.230.000,00 = Rp. 6.530.000,00.
b. Metode harga perolehan atas dasar aliran anggapan
Metode identifikasi khusus tidak cocok untuk penjualan barang dagangan aneka ragam jenis dan jumlahnya.
1 . First-in, First-out ( FIFO/MPKP )
Menganggap bahwa barang yang telebih dulu dibeli akan dijual terlebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan barang yang lebih dulu dibeli, dianggap akan menjadi harga pokok penjualan lebih dulu juga. Persediaan barang akhir ditentukan dengan mengambil harga perolehan per unit dalam persediaan yang paling akhir kemudian bergerak mundur sampai semua unit mendapatkan harga perolehan.
Contoh :
Di bawah ini data persediaan barang dagangan UD Galunggung Maret 2008
Tgl                      Ket                              Unit                  @ Unit
1                         Persediaan awal            200                  Rp. 500,00
3                         Pembelian                     1.000               Rp. 525,00
5                         Pembelian                     2.000               Rp. 550,00
6                         Pembelian                     2.500               Rp. 575,00
Selama bulan ini persediaan barang dagangan terjual 2.800 unit tentukan besarnya persediaan akhir dan HPP dengan metode FIFO !
2. Last-in, First –out ( LIFO / MTKP )
Menganggap bahwa persediaan barang dagangan yang dibeli paling akhir akan dijual paling awal, dengan demikian harga perolehan baranga yang dibeli paling akhir dianggap akan menjadi harga pokok terlebih dahulu. Persediaan barang dagangan akhir ditentukan dengan mengambil harga perolehan per unit dalam persediaan barang yang paling awal kemudian bergerak maju sampai semua unit mendapatkan harga perolehan.
Contoh : Soal sama tetapi dengan metode LIFO
  1. Metode Rata-rata ( Avarage )
Pengalokasian harga perolehan barang yang tersedia untuk dijual dilakukan atas dasar rata-rata tertimbang. Selajutnya harga perolehan rata-rata tertimbang dikalikan dengan jumlah unit yang ada dalam dalam persediaan akhir .
Rata- rata tertimbang = Jumlah barang siap jual
Jumlah unit barang siap jual
Contoh : Soal sama metode rata-rata.
Penetapan harga perolehan persediaan barang dagangan metode perpetual
Pada metode perpetual apabila dipakai cara identifikasi khusus maka cara penghitungan besarnya pesediaan akhir dan HPP sama pada metode fisik. Tetapi apabila menggunakan metode anggapan penghuitungan persediaan akhir dan HPP caranya sangat berbeda.
1. Metode FIFO
Menganggap bahwa barang yang telebih dulu dibeli akan dijual terlebih dahulu. Dengan demikian harga perolehan barang yang lebih dulu dibeli, dianggap akan menjadi harga pokok penjualan lebih dulu juga.
Contoh :
Pada bulan Maret 2008 UD Merapi mempunyai data persediaan :
Tgl             Ket                              Unit                              @ Unit
2             Persediaan awal            1.000                           Rp. 1.000,00
3             Pembelian                     2.500                           Rp. 1.100,00
5             Pembelian                     3.000                           Rp. 1.200,00
7             Penjualan                      3.500
9             Pembelian                     4.000                           Rp. 1.300,00
12           Penjualan                      1.400
17           Penjualan                      2.400
Tentukan besarnya persediaan akhir dan HPP dari data di atas !
2.  Metode LIFO
Menganggap bahwa persediaan barang dagangan yang dibeli paling akhir akan dijual paling awal, dengan demikian harga perolehan baranga yang dibeli paling akhir dianggap akan menjadi harga pokok terlebih dahulu.
Contoh : Soal sama tetapi dengan metode LIFO
3. Metode rata-rata
Pada metode ini harga rata-rata selalu berubah setiap terjadi transaksipembelian dengan harga perolehan per unit yang tidak sama dengan harga per unit sebelumnya. Harga per unit pada system rata-rata perpetual ditetapkan dengan membagi harga perolehan barang yang tersedian dijual, segera setelah terjadi transaksi pembelian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar