SELAMAT DATANG DI BLOG ANJAR SETIO PURNOMO, S.Pd.

Minggu, 10 Juni 2012

MATERI IPS BAB V KEBUTUHAN DAN KELANGKAAN BARANG DAN JASA

A.   KEBUTUHAN
Pengertian kebutuhan

     Kebutuhan (needs) adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia untuk mencapai kemakmuran.
Kebutuhan manusia sebenarnya terbatas, namun keinginan (wants) manusia yang tidak terbatas. Keinginan manusia yang tidak terbatas ini terjadi karena sikap manusia yang selalu merasa kurang.

Jenis-jenis kebutuhan
Jenis kebutuhan menurut tingkat intensitas
  1. Kebutuhan primer (kebutuhan alamiah) adalah jenis kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia dapat mempertahankan hidupnya. (misal: makan, minum, pakaian dan tempat tinggal).
  2. Kebutuhan sekunder adalah jenis kebutuhan yang bersifat sebagai pelengkap. (misal: sepeda, kipas angin, meja, kursi, dll.)Kebutuhan sekunder memiliki fungsi meningkatkan kenyamanan.
  1. Kebutuhan tersier adalah jenis kebutuhan yang tingkatannya lebih tinggi. (misal: mobil, piano, kapal pesiar dan kebutuhan mewah lainnya)
Kebutuhan tersier memiliki fungsi menaikkan status sosial seseorang.

Jenis kebutuhan menurut sifat
  1. Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani. (pakaian, makanan, minuman)
  2. Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang bersifat kejiwaan. (mendengarkan musik, nonton film, beribadah)
Jenis kebutuhan menurut subjek yang membutuhkan
  1. Kebutuhan individual menunjuk pada kebutuhan tiap-tiap orang yang berbeda-beda.
  2. Kebutuhan umum berhubungan dengan penggunaan barang dan jasa oleh banyak orang.
Jenis kebutuhan menurut waktu
  1. Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi saat ini.
  2. Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang sifatnya tidak mendesak dan dapat ditunda sampai dengan waktu yang telah ditentukan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan
  1. Peradaban
Adalah salah satu faktor yang membuat kebutuhan tiap zaman berbeda.
  1. Lingkungan
Adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kebutuhan berdasarkan tempat tinggal.
  1. Adat istiadat
Adalah tradisi yang mempengaruhi perbedaan kebutuhan setiap individu atau kelompok individu.
  1. Agama
Adalah salah satu faktor yang mempengaruhi berdasarkan agama yang dianut.

B.      KETERSEDIAAN BARANG DAN JASA

     Kebutuhan manusia begitu banyak, beragam, dan terus berkembang. Sepanjang hidupnya, manusia akan selalu berusaha memenuhi berbagai kebutuhannya yang tak terbatas tersebut.
Manusia harus melakukan pilihan di antara alternatif yang paling menguntungkannya. Mengapa kita harus melakukan pilihan? Sebab jenis dan jumlah benda pemuas kebutuhan yang tersedia terbatas (langka), sementara jumlah dan jenis yang dibutuhkan tidak terbatas.
Mengapa terjadi kelangkaan? Kelangkaan timbul sebagai akibat beberapa hal berikut ini.

  1. Keterbatasan jumlah benda pemuas kebutuhan yang ada di alam
          Di alam telah tersedia banyak benda yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Akan tetapi, karena tidak semua benda tersebut dapat segera diperbarui, maka jumlahnya pun terbatas.

  1. Kerusakan sumber daya alam akibat ulah manusia.
       Penebangan hutan yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan hutan tersebut menjadi cepat rusak dan gundul. Hal ini tentu memerlukan waktu lama untuk memperbaikinya.
  1. Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah sumber daya yang ada.
            Keterbatasan kemampuan untuk mengolah terjadi karena kekurangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi juga karena kekurangan modal dan faktor-faktor lain.
  1. Peningkatan kebutuhan manusia yang lebih cepat dibandingkan dengan kemampuan penyediaan sarana kebutuhan.
         Terbatasnya benda pemuas kebutuhan yang tersedia sedangkan jumlah dan jenis yang dibutuhkan tidak terbatas.
Inti masalah ekonomi adalah bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas dengan alat atau benda pemuas kebutuhan yang terbatas.
Keterbatasan sumber daya dan keharusan melakukan pilihan dapat kita lihat dari contoh dibawah ini.
         Misal: Kamu ingin nonton film di bioskop, membeli minuman, dan membeli makanan ringan. Sementara itu, uang yang kamu miliki hanya Rp 25.000,- dan harus kamu alokasikan untuk memenuhi ketiga keinginan tersebut. Jika harga tiket adalah Rp 20.000,- makanan ringan Rp 4.000,- dan minuman Rp 2.000,- maka yang bisa kamu peroleh adalah kombinasi antara tiket bioskop dan makanan ringan saja (total Rp 24.000,-), atau tiket bioskop dan minuman (total Rp 22.000,-), atau makanan ringan dan minuman (total Rp 6.000,-). Jelas bahwa kamu harus melakukan pilihan untuk memenuhi semua kebutuhan kamu berdasarkan kemampuan atau sumber daya yang tersedia.

C.      BIAYA PELUANG
     Setiap pilihan yang kita ambil berarti pengorbanan atas pilihan lain, yang menyebabkan timbulnya biaya untuk melakukan hal lain tersebut atau sering disebut biaya peluang.

     Biaya peluang (opportunity cost) adalah biaya implisit akan nilai barang atau jasa yang dikeluarkan karena melakukan suatu kegiatan dan memilih/ mengorbankan kegiatan lain.

           Biaya eksplisit (pengeluaran tunai) adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan.

      Baik biaya eksplisit dan biaya implisit harus diperhitungkan dalam melakukan keputusan-keputusan ekonomi. Kedua biaya ini disebut dengan biaya sesungguhnya (genuine cost).

Sebagai gambaran, dapat dilihat pada contoh kasus dibawah ini.
          Misalnya adalah biaya kuliah di perguruan tinggi. Jika kamu telah lulus SMK dan memutuskan untuk kuliah di perguruan tinggi, kamu mungkin menghitung biaya kuliah (antara lain uang semester, uang kos, buku pelajaran, uang praktikum, dan uang pembangunan) berjumlah total Rp 10.000.000,- setahun. Apakah jumlah tersebut adalah biaya peluang untuk kuliah di perguruan tinggi selama setahun? Jawabnya adalah bukan. Kamu juga harus memperhitungkan biaya peluang waktu yang dihabiskan karena kuliah.
           Jika setelah lulus SMK kamu tidak memilih kuliah, melainkan bekerja di sebuah pabrik, selama setahun kamu bisa mendapatkan gaji total Rp 12.000.000,-. Dengan demikian, jika kita menambahkan biaya yang benar-benar dikeluarkan untuk kuliah dan pendapatan yang terpaksa kita korbankan karena tidak bekerja, kita akan mendapatkan biaya peluang kuliah sebesar Rp 22.000.000,- (sama dengan Rp 10.000.000,- + Rp 12.000.000,-).
        Konsep biaya peluang ini adalah bahasan sentral dalam ilmu ekonomi. Ilmu ekonomi selalu mempertimbangkan biaya peluang dari setiap keputusan dalam memenuhi kebutuhan atau melakukan kegiatan ekonomi.

Laba akuntansi adalah pendapatan atau penerimaan dikurangi biaya eksplisit.
Laba ekonomi adalah pendapatan dikurangi biaya eksplisit dan implisit.
         Perusahaan baru dikatakan memperoleh laba secara ekonomi jika laba tersebut lebih besar daripada biaya peluang atau opportunity cost.
Ilustrasinya sebagai berikut:
            Peter bekerja sebagai supervisor di suatu perusahaan terkenal di Jakarta. Peter mendapatkan gaji per bulan Rp 12.000.000,-. Karena ingin mengembangkan diri, ia berhenti bekerja dan membuka usaha sendiri bernama Laundry Segar. Usahanya menempati rumah yang dahulu disewakan olehnya sebesar Rp 5.000.000,- per bulan. Modal kerjanya berasal dari kredit bank sebesar Rp 500.000.000,- dengan bunga sebesar Rp 3.000.000,- per bulan.

Laundry Segar
Laporan perhitungan laba rugi untuk bulan April 2010
Penerimaan total                                                                           Rp         160.000.000,-
Dikurangi biaya eksplisit
Biaya tenaga kerja                                Rp           75.000.000,-
Bahan dan peralatan                             Rp           48.000.000,-   +
                                                                                                         Rp         123.000.000,-    -
Laba akuntansi                                                                               Rp           37.000.000,-
Dikurang biaya implisit
Gaji Peter per bulan sebagai karyawan                               Rp 12.000.000,-
Bunga bank                                            Rp             3.000.000,-
Sewa rumah                                          Rp             5.000.000,-   +
                                                                                                         Rp           20.000.000,-    -
Laba ekonomi                                                                                 Rp           17.000.000,-

             Berpikirlah tentang masalah ini dengan tetap memperhitungkan biaya peluang.
Bagaimana hubungan biaya peluang dengan laba? Mari kita lihat kembali laba akuntansi dari usaha Laundry Segar milik Peter tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar