SELAMAT DATANG DI BLOG ANJAR SETIO PURNOMO, S.Pd.

Minggu, 10 Juni 2012

 


Sistem Pencatan Persediaan

Untuk dapat menetapkan nilai persediaan pada akhir periode dan menetapkan biaya persediaan selama satu periode, sistem persediaan yang digunakan adalah:
  1. Sistem Periodik
    yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir. Perhitungan tersebut meliputi pengukuran dan penimbangan barangbarang yang ada pada akhir suatu periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu tingkat harga/biaya.
    Perusahaan yang menerapkan sistem periodik umumnya memiliki karakteristik persediaan yang beraneka ragam namun nilainya relatif kecil. Sebagai ilustrasi adalah kios majalah di sebuah pusat perkantoran dan pertokoan yang menjual berbagai jenis majalah, koran, alat tulis, aksesoris handphone, dan gantungan kunci. Jenis persediaan beraneka ragam namun nilainya relatif kecil sehingga tidaklah efisien jika harus mencatat setiap transaksi yang nilainya kecil namun frekuensi transaksi tinggi. Meskipun demikian sebenarnya pada saat ini alasan tersebut dapat diabaikan dengan adanya teknologi komputer yang meMudahkan pencatatan transaksi dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko retail.
  2. Sistem Permanen
    yaitu melakukan pembukuan atas persediaan secara terus menerus yaitu dengan membukukan setiap transaksi persediaan baik pembelian maupun penjualan. Sistem perpetual ini seringkali digunakan dalam hal persediaan memiliki nilai yang tinggi untuk mengetahui posisi persediaan pada suatu waktu sehingga perusahaan dapat mengatur pemesanan kembali persediaan pada saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan alat rumah tangga elektronik (mesin cuci, kulkas, microwave).
    Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang digunakan untuk mencatat pembelian persediaan. Pada system pencatatan periodik pembelian persediaan dicatat dengan mendebit akun pembelian sehingga pada kahir periode akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat harga pokok barang yang dijual dan melaporkan nilai persediaan pada akhir periode.
    Contoh, pembelian secara tunai selama tahun 2011 senilai Rp1.000.000,00. Persediaan akhir periode 2010 adalah Rp250.000,00. Perhitungan fisik menunjukkan saldo persediaan pada akhir 2011 adalah Rp300.000,00. Maka jurnal yang dibuat sbb:
    Pembeliannbsp;1.000.000,- 
     Kas  1.000.000,-
    (mencatat pembelian persediaan selama tahun2002)
    Jurnal penyesuaian yang dibuat:
    Harga pokok persediaan yang dijualnbsp;250.000,- 
     Persediaan (awal) 250.000,-
    (menyesuaikan persediaan awal periode)
    Harga pokok persediaan yang dijualnbsp;1.000.000,- 
     Pembelian 1.000.000,-
    (menyesuaikan pembelian persediaan terhadap harga pokok)
    Persediaan (akhir)nbsp;300.000,-
     Harga pokok persediaan yang dijual 300.000,-
    (menyesuaikan persediaan akhir periode)
    Apabila perusahaan menggunakan system perpertual maka tidak diperlukan jurnal penyesuain seperti di atas karena pembelian dan penjualan langsung dicatat ke akun persediaan sehingga harga pokok persediaan yang dijual maupun nilai persediaan akhir sudah tercermin dalam buku besar.
    Persediaannbsp;1.000.000,-
     Kas 31.000.000,-
    (mencatat pembelian persediaan selama tahun 2002)
    Harga pokok persediaan yang dijualnbsp;950.000,-
     Persediaan 3950.000
    (mencatat harga pokok barang yang dijual)
    *) perhitungan harga pokok barang yang dijual = 250.000+1.000.000-300.000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar