SELAMAT DATANG DI BLOG ANJAR SETIO PURNOMO, S.Pd.

Kamis, 07 Juni 2012

Akui Kegagalan

Kegagalan terbesar dalam belajar adalah
tidak pernah belajar dari kegagalan
Disadur dari Buku “Great Spirit Succes”
Jangan pernah takut dengan kegagalan, walaupun kegagalan kadang-kadang menyakitkan. Kegagalan adalah bagian dari proses kehidupan. Banyak orang yang terkenal karena telah melampaui banyak kegagalan. Salah satunya adalah Billy P.S. Lim yang terkenal dengan semboyan “Dare To Fail”; dengan keberani¬annya menghadapi kegagalan, membuatnya menjadi inspirasi banyak orang.
Seperti di SMA, saya banyak mengalami kegagalan, terutama dalam masalah percintaan. Saya ditolak oleh banyak gadis, dan yang nolak itu biasanya ibunya yang sebagian besar bersikap betul karena menginginkan anaknya kawin dengan anak yang mapan. Bukan pemuda miskin seperti saya. Saya pikir ditolak itu bukan akhir dari segalanya, ditolak itu lebih karena belum diterima saja. Saya mengevaluasi, ternyata penolakan itu berhubungan dengan materi. Wah kalau yang begini sih not a big deal. Saya masih bisa survive. Yang saya butuh Cuma kesempatan untuk mengejar ketertinggalan saya itu dari segi materi. Dan bicara soal kesempatan, itu adalah masalah waktu. Tuhan, beri aku waktu! Please!
Dulu, ketika saya ditolak oleh ibu dari salah seorang yang saya taksir berat di SMA, ternyata masalahnya adalah saya masih pake motor, sementara saingan saya pake mobil. Padahal dia tidak tahu bahwa motor itu berasal dari hasil keringat saya sendiri. Paradigma yang digunakannya berhubungan dengan materi, karena ayahnya orang kaya, sementara saya anak seorang pedagang kaki lima. “Ini anak siapa sih?”
Tapi itu menumbuhkan lecutan, dan saya pernah menulis dalam buku harian (diary) saya sehubungan dengan peristiwa penolakan itu, “Kasih saya waktu 20 tahun dan saya akan lewati kegagalan itu”. Tapi tulisan itu tidak saya sampaikan ke orang tuanya, karena bisa-bisa saya dikatakan sombong dan sangat ambisius. Tulisan itu cukup untuk saya pribadi.
Kata-kata bombastis seperti itu sekilas utopis, seperhi mimpi yang tidak mungkin tercapai. Tetapi kita harus berani mengeset sebuah tujuan, berani bermiinpi, supaya semangat tetap menyala. Itu yang jadi vitamin dan remnining saya setiap hari dan menjadikan saya terus ingat bahwa ada sesuatu yang harus saya buktikan, bukan kepada orang lain, tetapi kepada diri sendiri. Billy Lim bilang bagaimana perahu bisa melaju dengan kencang dan jalur yang pasti tidak berkelok-kelok, kalau dermaga tujuan tak pemah ditetapkan.
Lain lagi ceritanya ketika saya kuliah di STAN. Saya mempersiapkan diri untuk tidak gagal. Salah satu upaya saya adalah memiliki foto saingan saya, yaitu yang ranking 2 dan 3. Begitu saya belajar sampai pagi, dan sudah mengantuk, saya lihat foto mereka dan kok mereka tersenyum, Dalam hati saya bicara, “jangan sampai mereka tersenyum gara-gara saya gagal!” Tapi saya tidak pernah menjatuhkan orang itu, yang saya lakukan adalah upaya untuk melewati orang itu.
Istilah kerennya saya melakukan proses benchmarking, menetapkan tujuan-tujuan untuk saya gapai dan terkadang benchmark itu berupa orang. Tapi saya belajar positif jika saya ingin menyamai seseorang, saya tak pernah berusaha untuk merendahkan orang itu, melaitlkan berusaha untuk mengayuh maju untuk melewatinya. Hasilnya sih sama, membuat saya sejajar dengan benchmark itu, tapi valuenya sangatlah berbeda. Saya tak pernah menjatuhkan orang lain.
Terkadang orang yang saya jadikan benchmark untuk saya kejar itu juga tidak statis di posisi tetap tertentu. Benchmark itu melaju juga. Hal seperti itu membuat saya lebih giat lagi untuk mengejamya. Ari Sudarsono dan Hilinan Hariwijaya adalah dua orang ternama yang saya jadikan benchinark, tanpa mereka ketahui. Syukur saya belajar banyak untuk mengejar keterlinggalan saya.
Demikian juga dengan kegagalan di awal-awal menawarkan konsep Kuis Siapa Berani. Banyak pihak menolak KSB karena masalah kepercayaan; karena konsep yang masih jarang di dunia pertelivisian, maka banyak orang yang belum merasa aman untuk menerimanya. Yang perlu saya lakukan adalah membuktikan kepercayaan. Jika kita sudah ada bukti kita sudah bisa berbuat sesuatu; maka order akan mengalir. Akhirnya KSB keluar dan sukses, sama halnya dengan Aqua, akan menjadi generik.
Banyak program yang serupa muncul juga di tempat lain. Masyarakat menganggap program tersebut mirip Kuis Siapa Berani; Syukur, karena saya tidak perlu berpromosi. Untuk masalah royalti, ya di akherat sajalah. Kita tidak perlu kebakaran jenggot, jika karya kita menginspirasi banyak orang, cobalah untuk bersyukur bahwa kita sedang menanam dan suatu saat akan berbuah.
Saya percaya kalau banyak orang besar yang tidak pernah terlepas dari kegagalan; bahkan mereka menjadi terkenal gara-gara kegagalan itu. Mungkin kegagalan itu adalah bagian dari proses untuk menjadi besar.
Saya menyikapi kegagalan dengan menjadikannya sebagai awal dari perubahan. Kegagalan biasanya terjadi karena apa yang direncanakan tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapi. Oleh karena itu, pertama kali yang harus saya lakukan adalah melakukan perubahan. Banyak program saya yang kemudian diterima orang lain setelah saya melakukan beberapa perubahan.
Kemudian saya juga menganggap kegagalan sebagai bagian dari keberhasilan yang tertunda, artinya kegagalan hanyalah penundaan dari keberhasilan yang akan kita raih jika kita lebih meningkatkan effort (usaha).
Kegagalan bagi saya juga adalah bagian dari ujian. Dan ujian adalah bagian dari proses kenaikan kelas. Bagaimana kita mau naik kelas jika kita_ tidak diuji. Saya berulangkali diberikan ujian, dan dengan bimbingan Tuhan, ujian iiu justru yang memacu saya untuk menjadi lebih baik.
Kegagalan bagi saya juga sebagai ajang untuk introspeksi diri. Jangan sampai kegagalan mengendalikan kita, justru kalau bisa, saya yang harus mengendalikan kegagalan. Paling tidak, kegagalan bisa menjadi bagian dari pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan kita sehingga kita bisa mengambil sikap untuk memulai hal yang baru dari titik mana.
Kegagalan sering kali menyakitkan. Sebetulnya yang membuatnya menjadi menyakitkan adalah cara merespon kegagalan, karena_ kegagalan memang menjadi bagian dari kehidupan.
Yang pertama perlu kita lakukan untuk menghadapi kegagalan adalah mengakui dan belajar darinya. Karena kegagalan terbesar dalam belajar adalah tidak belajar dari kegagalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar