SELAMAT DATANG DI BLOG ANJAR SETIO PURNOMO, S.Pd.

Sabtu, 09 Juni 2012

Mengenal Kreativitas Anak Sejak Dini


Mengenal Kreativitas Anak Sejak Dini
Mungkin hal yang paling penting disadari oleh orang tua dan guru ialah bahwa setiap orang memiliki potensi kreatif. Beberapa orang memilikinya lebih dari orang lain, tetapi tak ada orang yang tidak kreatif sama sekali. Terutama anak-anak usia prasekolah sebetulnya sangat kreatif, mereka memiliki kreativitas alamiah.
Sayangnya banyak orang tua dan guru yang kurang menyadari atau kurang dapat menghargai kreativitas anak. Mereka lebih menginginkan anak yang selalu patuh dan melakukan hal-hal yang diinginkan orang tua atau melakukan hal-hal yang sama seperti anak lain. Orisinalitas kurang dapat diterima, dianggap menyulitkan, dan bahkan dapat berbahaya. Tanpa menyadarinya, orang dewasa yang bermaksud baik, dengan dalih menanamkan disiplin dan kepatuhan, tidak memberi kesempatan benih-benih kreativitas anak tumbuh dan berkembang.
Ini tidak berarti bahwa disiplin dan kepatuhan tidak penting. Di sinilah sering terjadi kesalah pahaman tentang arti dan makna dari kreativitas. Kreativitas tidak bertentangan dengan disiplin dan mengikuti peraturan yang ditentukan.
Pengertian kreativitas menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti hasil dari kemampuan mencipta. Banyak hal yang dilakukan manusia ada unsur kreativitasnya. Hal ini sesuai dengan program kegiatan yang dikembangkan di TK, yaitu pengembangan daya cipta. Kreativitas terjadi karena kebiasaan mencipta sesuatu yang baru.
Dunia Taman Kanak-kanak adalah dunia pendidikan kreativitas, artinya aktivitas guru senantiasa dituntut kreativitasnya. Secara ideal konseptual, pendidikan di TK adalah proses pembelajaran yang dirancang secara sadar dan sistematis untuk memberi peluang kepada anak didik agar dapat mengembangkan potensi daya ciptanya untuk mengungkapkan apa yang ada dalam diri ataupun apa yang ada diluar dirinya.
Kreativitas sebagai suatu produk dari hasil pemikiran atau perilaku manusia. Kreativitas dapat pula dilihat sebagai suatu proses dan mungkin inilah yang lebih esensial dan yang perlu dibina pada anak didik sejak dini untuk bersibuk diri secara kreatif
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan suatu
komposisi, produk atau gagasan yang pada dasarnya baru.
Kreativitas ini dapat berupa kegiatan imaginative atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya rangkuman, tapi mencakup pembentukan pola baru dan gabungan informasi yang diperolah dari pengalaman sebelumnya, yang dihubungakan dengan situasi baru. Kreativias ini mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan bukan fantasi semata, tetapi merupakan hasil yang sempurna dan lengkap. Kreativitas ini dapat berupa produk, kesusastraan, seni produk ilmiah bahkan bisa bersifat metodologis dan prosedural.
Pendapat lain menyatakan bahwa kreativitas adalah merupakan
kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkanya
dalam pemecahan masalah. Kreativitas ini meliputi fleksibilitas atau keluwesan, kelancaran, keaslian atau orisinalitas dalam pemikiran. Kreativitas ini juga memiliki ciri lain yaitu afektif, seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan ingin mencari pengalaman baru. Dari pendapat ini menunjukkan bahwa kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, yang berupa gagasan atau berupa suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan baru. Kreativitas sebagai konsep baru dari dua konsep tersebut dapat berupa sesuatu yang abstrak atau benda konkrit yaitu berupa produk atau jasa, cara serta tehnik atau berupa metodologi.
Kreativitas dapat ditinjau dari emat aspek, yaitu :
a. Kreativitas dari aspek pribadi, muncul dari keunikan pribadi individu dalam interaksi dengan lingkunganya. Setiap anak mempunyai bakat kratif, namun masing-masing dalam bidang dan kadar yang berbeda-beda.
Kreativitas sebagai kemampuan berpikir meliputi kelancaran, kelenturan, orisinalitas dan elaborasi. Kelancaran disini berkaitan dengan kemampuan untuk membangkitkat sejumlah besar ide-ide. Seseorang yang kreatif dapat memiliki banyak ide, dengan hal tersebut akan semakin besar kesempatan untuk menemukan ide-ide yang baik. Kelenturan atau fleksibilitas adalah mampu melihat masalah dari beberapa sudut pandang.
Orang yang kreatif memiliki kemampuan untuk membangkitkan banyak
ide. Fleksibilitas secara tidak langsung, menunjukkan kemudahan
mendapatkan informasi tertentu atau berkurangnya kepastian dan
kekakuan. Fleksibilitas merupakan basis keaslian, kemurnian, dan
penemuan. Orisinalitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide luar biasa, memecahkan problem dengan cara yang luar biasa, atau menggunakan hal-hal atau situasi dalam cara yang luar biasa. Individu yang kreatif membuahkan tanggapan yang luar biasa, membuat asosiasi jarak jauh, dan membuahkan tanggapan yang cerdik serta mempunyai gagasan-gagasan yang jarang diberikan orang lain. Elaborasi adalah dapat merinci dan memperkaya suatu gagasan. Orang yang kreatif dapat mengembangkan gagasan-gagasannya secara luas. Penilaian merupakan kemampuan dalam mengapresiasikan sebuah ide. Orang yang kreatif memiliki cara-cara sendiri dalam menilai sebuah ide dan hal itu berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Kreativitas ditinjau dari aspek.
b. Pendorong menunjuk pada perlunya dorongan dari dalam individu
(berupa minat, hasrat, dan motivasi) dan dari luar (lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat) agar bakat kreatif dapat diwujudkan. Sehubungan dengan hal ini pendidik diharapkan dapat memberi dukungan, perhatian, serta sarana prasarana yang diperlukan.
c. Kreativitas sebagai proses ialah proses bersibuk diri secara kreatif. Pada anak usia prasekolah hendaknya kreativitas sebagai proses yang diutamakan, dan jangan terlalu cepat mengharapkan produk kreatif yang bermakna dan bermanfaat. Jika pendidik terlalu cepat menuntut produk kreatif yang memenuhi standar mutu tertentu, hal ini akan mengurangi kesenangan dan keasyikan anak untuk berkreasi.
d. Kreativitas sebagai produk, merupakan suatu ciptaan yang baru dan bermakna bagi individu dan /atau bagi lingkunganya. Pada seorang anak, hasil karyanya sudah dapat disebut kreatif, jika baginya hal itu baru, ia belum pernah membuat itu sebelumnya, dan ia tidak meniru atau mencontoh pekerjaan orang lain. Dan yang penting, produk kreativitas anak perlu dihargai agar ia merasa puas dan tetap bersemangat dalam berkreasi.
Kegiatan kreatif ini bertujuan membentangkan alam pikiran dan
perasaan anak, menjangkau masa lalu, masa kini, dan masa depan, menantang maka menjajaki bidang-bidang baru, memikirkan hal-hal baru yang belum terpikir sebelumnya, mengantisipasi akibat-akibat dari kejadian-kejadian hipotesis, menggunakan daya imajinasi dan firasatnya dalam memecahkan masalah.
2. Ciri-ciri Kreativias
Ciri kreativitas dapat dibedakan dalam ciri kognitif dan ciri non
kognitif. Menurut munandar (1990:51) menyatakan bahwa pemaduan ciri kognitif dan ciri afektif dalam pengembangan kreativitas dimaksudkan agar kreativitas yang dimiliki individu itu dapat terwujud secara nyata.
Pengembangan kreativitas individu tidak hanya membutuhkan ketrampilan untuk berpikir kreatif saja, tetapi juga memerlukan pengembangan pembentukan sikap, perasaan dan kepribadian yang mencerminkan kreativitas.
Ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan afektif dan kognitif antara lain :
a. Ciri kreativitas yang berhubungan dengan affektif meliputi : rasa ingin tahu, bersifat imaginativ, merasa tergantung oleh kemajemukan, sikap berani mengambil resiko, sikap menghargai.
b. Ciri kreativitas yang berhubungan dengan kognitif meliputi : ketrampilan berpikir lancar, ketrampilan berpikir luwes atau fleksibel, ketrampilan berpikir orisional, ketrampilan merinci atau mengelaborasi serta ketrampilan menilai.
Ciri kreativitas digolongkan kedalam dua bagian yaitu anak yang
kreativitasnya tinggi dan anak yang kreativitasnya rendah. Anak yang kreativitasnya tinggi cenderung lebih ambisius, mandiri, otonom, cenderung percaya diri, efisien dalam berpikir, tertarik pada hal-hal yang komplek dan perspektif, mampu mengambil resiko. Sedangkan anak yang rendah kreativitasnya kurang memiliki kesadaran diri akan arti hidup sehat dan sejahtera, kurang bisa mengendalikan dirinya dan kurang efisien dalam berpikir.
Pada dasarnya seorang anak selalu mencotoh orang tua dan ingin
mandiri seperti apa yang diperbuat orang tua. Dengan meniru orang tua, anak akan menunjukkan kreativitasnya, anak yang kreatif biasanya lebih percaya diri, penuh inisiatif, terbuka terhadap pengalaman yang baru, luwes dalam berpikir dan selalu ingin mandiri. Anak yang ingin mandiri pada dasarnya ingin mendapatkan pengakuan dari orang tua bahwa pada diri anak sudah tumbuh menuju kearah kedewasaan. Anak sudah mulai tidak senang diatur dan dikekang apalagi dipaksa. Kebebasan merupakan sesuatu yang dibutuhkan dalam diri anak. Bahwa tujuan anak melakukan sesuatu yang menarik perhatian orang lain karena anak ingin mengetahui bagaimana reaksi orang lain karena anak tersebut ingin memperhatikan kepada orang tua maupun orang yang ada disekelilingnya bahwa kehadiranya perlu
diperhatikan dan diakui. Hal itu mencerminkan kreativitas alamiah anak usia dini.
Adapun ciri-ciri perilaku yang mencerminkan kreativitas alamiah anak khususnya pada anak usia prasekolah, seperti:
a. Senang menjajaki lingkunganya.
b. Mengamati dan memegang segala sesuatu, mendekati segala macam
tempat atau pojok, seakan-akan haus akan pengalaman.
c. Rasa ingin tahu mereka besar, karena itu mereka suka mengajukan pertanyaan, dan seakan-akan tidak pernah puas dengan jawaban yang diberikan.
d. Anak usia prasekolah bersifat spontan dan cenderung menyatakan pikiran dan perasaannya sebagai mana adanya, tanpa merasakan hambatan, seperti tampak pada orang dewasa.
e. Anak usia prasekolah selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru; ia senang “berpetualang”, dan terbuka terhadap rangsanganrangsangan baru yang mana sering mencemaskan orang tuanya.
f. Mereka senang melakukan “eksperimen” hal ini tampak dari perilakunya senang mencoba-coba dan melakukan hal-hal yang sering membuat orang tuanya atau gurunya keheran-heranan dan tidak jarang pula merasa tidak berdaya menghadapi tingkah laku anaknya.
g. Anak usia prasekolah jarang merasa bosan, ia senang melakukan macammacam hal, dan ada-ada saja yang ingin dilakukan.
h. Biasanya anak usia prasekolah mempunyai daya imajinasi tinggi, yang nyata jika orang dewasa menyempatkan untuk mendengar ungkapanungkapan dan mengamati perilakunya.
Ada pula cirri-ciri kreativitas yang lain yaitu memiliki rasa ingin tahu yang mendalam, sering mengajukan pertanyaan yang berbobot (tidak asal tanya), memberikan banyak gagasan (usul-usul terhadap suatu masalah), mampu menyatakan pendapat secara spontan, mempunyai/ menghargai rasa keindahan, menonjol dalam satu atau lebih bidang studi, dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai segi, mempunyai rasa humor, mempunyai daya imajinasi (memikirkan hal-hal baru dan tidak biasa), mampu mengajukan pikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari orang lain (orisinil), kelancaran dalam menghasilkan bermacam-macan gagasan, serta mampu menghadapi masalah dari berbagai sudut pandangan.
Dari beberapa pandangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kreativitas merupakan suatu kemampuan yang dapat menghasilkan keadaan yang baru, yang berupa gagasan-gagasan atau pemikiran-pemikiran yang masih abstrak serta dapat pula benda-benda yang konkrit. Hal ini dilakukan oleh anak agar mendapat pengakuan tentang keberadaan dirinya dan dianggap sejajar dengan orang dewasa, sehingga anak akan selalu menampilkan
kreativitas yang sangat membantu perkembangan jiwanya. Dari kreativitas
tersebut anak mampu berpandangan jauh kedepan dan mempunyai motivasi yang tinggi untuk hidup mandiri tanpa selalu menggantungkan diri pada orang lain.
Perkembangan Kreativitas
Hidup dalam suatu masa di mana ilmu pengetahuan berkembang
dengan pesat, suatu adaptasi kreatif merupakan satu-satunya kemungkinan bagi suatu bangsa yang sedang berkembang, untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi, untuk dapat menghadapi problemaproblema yang semakin kompleks. Oleh karena itu, pengembangan kreativitas sejak usia dini menjadi sangat penting untuk terus dipupuk dalam diri anak didik, mengapa demikian ?
Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan
(mengaktualisasikan) dirinya, dan aktualisasi merupakan kebutuhan pokok dalam hidup manusia (Maslow, 1967). Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk
melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu
masalah.
Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan
kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru.
Perkembangan kreativitas antara anak yang satu dan yang lain berbedabeda baik jenis maupun derajadnya. Karena perkembangan kreativitas muncul dalam setiap tahapan perkembangan manusia dari bayi sampai tahap perkembangan lanjut usia. Karena munculnya kreativitas sejak bayi maka kreativitas ini perlu dirangsang dan dikembangkan sejak awal mungkin.
Pengembangan kreativitas ini harus sesuai dengan tahapan individu. Oleh karena itu rangsanganya perlu disesuaikan dan jangan dipaksakan. Karena pemaksanan kreativitas yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan justru akan membebani individu, sehingga individu tersebut tidak bekembang normal.
Kreativitas akan tampak pada awal kehidupan dan pertama-tama
terlihat dalam permainan anak, lalu secara bertahap menyebar keberbagai kehidupan lainya, seperti sekolah atau pendidikan, rekreasi dan pekerjaan.
Kreativitas mencapai puncaknya pada masa usia tiga puluhan sampai empat puluhan. Pada diri anak sering terjadi kegelisahan dan gejolak, karena pada masa ini anak akan mulai menemukan identitasnya. Pada saat yang demikian, anak membutuhkan kreativitas untuk menemukan identitasnya. Dalam mencapai identitas tersebut, anak dituntut untuk berkarya melalui daya cipta kreativitasnya. Dari kegiatan tersebut diperoleh jati diri serta hal yang cocok maupun yang bertanggung jawab bagi anak. Secara tidak langsung anak akan belajar mengendalikan diri dari kegiatan-kegiatan yang kurang bermanfaat.
Oleh karena itu perlu terus dikembangkan kreativitas pada diri anak, perlu dipelihara rasa ingin tahu dan disalurkan melalui kesempatan mendapatkan pengalaman berharga dan melalui model atau tiruan yang ada di lingkungan anak sehingga akan memunculkan pengalaman-pengalaman baru pada diri anak.
Tugas perkembangan anak yang mendukung kreativitas adalah bahwa
anak harus mampu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru, anak
diharapkan jika berlatih dan mengembangkan ketrampilan baru sesuai dengan tuntutan hidup. Sebaliknya anak yang tidak mampu mengembangkan kreativitas atau ketrampilan akan menunjukkan cenderung sikap mudah putus asa, merasa tidak aman sehingga menarik diri dari kegiatan dan takut memperlihatkan usaha-usahanya. Seorang anak yang mampu memperhatikan kreativitasnya akan mencapai masa produktif dan mempunyai peluang yang baik untuk mengembangkan diri lebih jauh yang disertai keterlibatan yang terus menerus dalam kegiatan kreatif disegala bidang .
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kreativitas
mempunyai peran yang penting dalam menentukan perkembangan manusia. Karena anak yang dapat menyalurkan kreativitasnya akan mempunyai makna pada tahap perkembanganya.
Faktor yang Mempengaruhi Munculnya Kreativitas
Faktor yang mempengaruhi munculnya kreativitas pada anak adalah
jenis kelamin, urutan kelahiran, intelegensi dan tingkat pendidikan orang tua
a. Jenis kelamin
Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreativitas. Anak laki-laki cenderung lebih besar kreativitasnya dari pada anak perempuan, terutama setelah masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan adanya perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki dituntut untuk lebih mandiri, sehingga anak laki-laki biasanya lebih berani mengambil resiko dibandingkan anak perempuan.
b. Urutan kelahiran
Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu akan berbeda tingkat
kreativitasnya. Anak yang lahir ditengah, belakang dan anak tunggal cenderung lebih kreatif dari pada anak anak yang lahir pertama. Hal ini terjadi karena biasanya anak sulung lebih ditekan untuk lebih menyesuaikan diri oleh orang tua sehingga anak lebih penurut dan kreativitasnya mati.
c. Intelegensi
Anak yang intelegensinya tinggi pada setiap tahapan perkembangan
cenderung menunjukkan tingkah kreativitas yang tinggi dibandingkan anak yang intelegensinya rendah. Anak yang pandai lebih banyakmempunyai gagasan baru untuk menyelesaikan konflik sosial dan mampu merumuskan penyelesaian konflik tersebut.
d. Tingkat pendidikan orang tua
Anak yang orang tuanya berpendidikan tinggi cenderung lebih
kreatif dibandingkan pendidikanya rendah. Hal ini disebabkan karena banyaknya prasarana serta tingginya dorongan dari orang tua sehingga memupuk anak untuk menampilkan daya inisiatif dan kreativitasnya.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas
tumbuh dan berkembang karena faktor internal dan faktor eksternal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar