SELAMAT DATANG DI BLOG ANJAR SETIO PURNOMO, S.Pd.

Sabtu, 09 Juni 2012

Penelitian dan Nilai Keilmiahan Ilmu


Penelitian dan Nilai Keilmiahan Ilmu

Penelitian merupakan bentuk nomina dari kata kerja: meneliti. Pengertian meneliti dimaksudkan sebagai tindakan melakukan kerja penyelidikan secara cermat terhadap suatu sasaran untuk memperoleh hasil tertentu. Kata penelitian yang merupakan bentuk pembendaan dari kata kerja meneliti mengandung makna sebagaimana yang terdapat pada kata meneliti.
Penelitian dipandang sebagai sinonim riset (reseach) yang menunjukkan arti kegiatan yang diarahkan pada kerja pencarian ulang, atau pencarian kembali atas suatu objek, yaitu kegiatan yang memerlukan ketelitian, kecermatan, dan kecerdasan yang memadai. Hubungannya dengan ilmu, kegiatan penelitian erat kaitannya dengan keberadaan kehidupan ilmu yang bersifat kumulatif. Ilmu tidak selalu dalam keadaan mantap dan stabil tetapi sebaliknya bersifat dinamis. Kedinamisan ilmu ditopang secara kuat oleh kegiatan penelitian. Sebagai akibatnya, penelitian mempunyai peran penting bagi keberadaan dan kehidupan ilmu, yaitu mengembangkan dan mempertajamnya. Jadi, ilmu dapat hidup, berkembang, dan menjadi tajam berkat penelitian yang dilakukan secara terus menerus.
Ilmu adalah pengetahuan yang bersistem dan terorganisasi. Oleh karena itu, upaya penelitian yang dilakukan dalam rangka pengembangan ilmu memerlukan metode yang bersifat ilmiah. Oleh karena itu pula, kegiatan penelitian yang dikaitkan dengan pengembangan ilmu merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tertata, sistematis, dan terorganisasi untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah atas suatu masalah .
Dalam kaiatannya dengan sifat ilmu pula, penelitian mempunyai tujuan untuk mengungkapkan gejala-gejala yang bersifat umum, yang selanjutnya melahirkan prinsip-prinsip yang berlaku secara umum. Gejala yang bersifat umum menjadi indikasi akan suatu kebenaran ilmiah. Dalam rangka pengembangan ilmu dan eksistensi sosial, kebenaran ilmiah menyimpan kegunaan ganda. Pertama, scientific objective, yaitu mengembangkan ilmu dengan teori-teori yang sesuai dan relevan. Kedua, practicial objective, yaitu memecahkan dan menjawab persoalan-persoalan praktis yang mendesak.Situasi itu memperlihatkan pentingnya peran penelitian bagi pengembangan ilmu.
Bahwa sebenarnya kata penelitian dapat diinterpretasi dua macam, yaitu kegiatan yang dilakukan secara ilmiah dan kegiatan yang dilakukan secara nonilmiah. Dalam menghadapi masalah, penelitian yang ilmiah tidak sama dengan penelitian nonilmiah. Perbedaan keduanya berhubungan dengan persoalan metodologis, terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan teori dan metode. Penelitian ilmiah merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan metode bersistem, nalar, dan sesuai dengan objeknya, yaitu sifat-sifat yang ada pada ilmu. Penelitian yang dikaitkan dengan ilmu yang disebut penelitian ilmiah- inilah yang menjadi sasaran dalam mata kuliah ini. Kaitannya dengan kehidupan ilmu, kegiatan penelitian dituntut untuk memakai metode yang ilmiah pula, di antaranya adalah penggunaan sikap perpikir yang kritis dari si peneliti.
Sesuai dengan sasaran kerja penelitian yang dibahas dalam mata kuliah ini, yaitu penelitian sastra, dapatlah diketahui bahwa melakukan kajian terhadap karya sastra merupakan kegiatan yang penting dalam perkembangan ilmu sastra. Ilmu sastra sebagai satu disiplin akan berkembang berkat penajaman konsep-konsep, teori-teori, dan metodologi yang dihasilkan melalui penelitian sastra. Dapat juga dilihat perlunya ilmu sastra dan penelitian sastra untuk perkembangan dan kesempurnaan ilmu sastra.
Penelitian adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah dengan dukungan data sebagai landasan dalam mengambil keputusan. Penelitian bukan saja merupakan proses sistematis akan tetapi juga dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah (scientific methods).
Bahwa penelitian merupakan proses sistematis. Proses yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan dengan prosedur yang ditetapkan secara tertata (tersistem). Prosedurnya berarti menggunakan urutan tertentu. Tersistem berarti menunjukkan adanya hubungan fungsional antara kegiatan yang dilakukan. Urutan umum dari proses sistematis penelitian adalah: perumusan masalah, penelaahan informasi, pengumpulan data, analisis data, dan penyajian kesimpulan.
Banyak hal yang dapat membedakan manusia dengan makhluk hewan. Perbedaan yang paling menonjol adalah manusia selalu mengalami pertumbuhan intelektual, emosional, social, dan spiritual. Manusia mempunyai kemampuan bernalar dan menggunakan simbol-simbol untuk mengekspresikan pikirannya. Di samping itu, manusia senantiasa mencari kesempurnaan dan kebenaran. Oleh karena itu, manusia mencari tahu dan mencari makna. Usaha mencari tahu dan menemukan makna tidak pernah padam karena manusia senantiasa menghadapi masalah-masalah yang bergantian. Di samping masalah yang dihadapi, ia ingin tahu pula tentang masalah yang dihadapi orang lain.
Semua itu merupakan rangkaian rangsangan, baik yang muncul dari dalam dirinya maupun muncul dari luar dirinya. Rasa ingin tahu itulah yang menyebabkan manusia secara sengaja menghimbun keterangan yang berupa data, fakta, dan pengetahuan yang tersusun berupa konsep atau gagasan yang saling berkaitan yang akhirnya memberikan keterangan atau penjelasan mengenai segala sesuatu yang dialaminya.
Ilmu lahir karena manusia diberkahi sifat ingin tahu oleh Tuhan. Keingintahuan manusia tentang permasalahan yang terjadi di sekelilingnya dapat menjurus kepada keingintahuan ilmiah. Dengan adanya keingintahuan manusia yang terus menerus, maka ilmu akan terus berkembang dan membantu kemampuan persepsi serta kemampuan berpikir manusia secara logis yang sering disebut penalaran yang mengarah kepada keilmuan tertentu. Ilmu mencakup lapangan yang sangat luas, menjangkau semua aspek tentang kemajuan manusia secara menyeluruh, termasuk ke dalamnya pengetahuan yang telah dirumuskan secara sistematis melalui pengamatan dan percobaan yang terus menerus yang telah menghasilkan penemuan kebenaran yang bersifat umum.
Merujuk kepada pendapat di atas perihal sumber pengetahuan, kegiatan penelitian dengan menggunakan metode tertentu sangat terikat dengan bidang ilmu (sains) tertentu. Proses memperoleh pengetahuan melalui ilmu berbeda dengan cara-cara memperoleh pengetahuan melalui relevasi (pengelaman secara kebetulan), otoritas, intuasi, atau pendapat umum. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu itu adalah pengetahuan yang telah teruji dengan metode metode ilmiah. Sifat ingin tahu yang diperoleh melalui ilmu ini dimulai dengan mengkonseptualisasi gambaran tentang masalah, kemudian melakukan proses penemuan, penciptaan atau penyusunan cara-cara yang baik untuk membatasi, menggambarkan, dan menafsirkan apa yang diamati.
Semua pengetahuan yang telah diperoleh itu rupanya senantiasa pula dipertanyakan keabsahannya. Terjadilah usaha mencari tahu atau menemukan kebenaran yang lebih sahih dan lebih diyakini. Untuk memverifikasi keabsahan ilmu yang sudah ada atau menjajaki teori baru, atau memperkaya teori yang sudah ada, orang melakukan berbagai usaha seperti perenungan kembali, melakukan kegiatan penemuan, penyelidikan, atau penelitian. Inilah awal dari rangkaian terjadinya kegiatan yang dinamakan penelitian.
Di dalam melakukan kegiatan penelitian itu terdapat dua kemungkinan bentuk kegiatan. Pertama, penelitian yang dilakukan dengan berpegang atau bertolak dari teori yang telah ada sebelumnya. Penelitian dengan menggunakan teori itu mungkin bersifat memperkaya teori itu dengan contoh-contoh atau menunjukkan dalam kondisi apa teori tersebut kurang tepat dan perlu dimodifikasi. Kedua, adalah penelitian yang sifatnya memperkaya ilmu itu sendiri dengan jalan mencari dan menemukan teori-teori baru yang sesuai atau relevan dengan kondisi dan situasi.
Untuk sampai kepada kegiatan penelitian jenis kedua, memerlukan sikap tanggap yang tinggi sebagai ilmuwan. Yang bersangkutan harus mengkaji latar belakang dan proses lahirnya suatu teori. Ia harus memperlajari dan mendalami perkembangan ilmu yang bersangkutan terutama yang berkenaan dengan pengetahuan mengenai gejala-gejala yang berkait dengan penemuan teori itu sendiri. Dalam hal ini, para ilmuwan tentunya berupaya untuk mengurangi subjektivitas dan mempertinggi objektivitas. Kesimpulan apapun yang dibuat mestilah dinilai sebagai kesimpulan sementara. Para ilmuwan akan selalu tidak puas dengan setiap kesimpulan sementara. Oleh karena itu, para ilmuwan selalu berusaha menemukan kesimpulan baru yang barangkali merevisi kesimpulan-kesimpulan terdahulu. Begitulah terjadinya penelitian yang tidak pernah henti-hentinya.
Penelitian bertujuan untuk menemukan atau menggali (explore), mengembangkan (develop atau extention) dan menguji (testing) teori. Adapun yang dimaksud teori adalah seperangkat construct (konsep yang saling berhubungan), rumusan-rumusan dan preposisi yang menyajikan suatu pandangan yang sistematis suatu fenomena dengan menspesifikasikan hubungan-hubungan antarvariable dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala.
Penelitian akan menghasilkan teori, sebaliknya teori dalam hubungannya dengan kegiatan penelitian dapat memberikan kerangka kerja bagi pelaksanaan penelitian. Teori dapat membantu merumuskan problem, pengajuan hipotesis, penyusunan design, pengembangan instrumen, pengumpulan dan analisis data, serta membantu dalam menginterpretasi data.
Metode Dan Nilai Keilmiahan
Peneliti ilmuwan yang memanfaatkan nalarnya di dalam bekerja mendasarkan kerjanya atas sifat ideal ilmu, yaitu interrelasi yang sistematis dan terorganisasi antara fakta-fakta. Dengan demikian metodenya pun bersifat ilmiah. Metode ilmiah bertolak dari kesangsian yang sistematis. Suatu kerja yang didasarkan pada metode ilmiah memiliki empat nilai dasar: universalitas, komunikasi, ketanpapamrihan, dan skeptisisme yang sistematis dan terorganisir.
Dalam kerja penelitian, ilmu-ilmu humaniora, nilai-nilai dasar tersebut dapat dijabarkan dalam kriteria:
(1) berdasarkan fakta,
(2) bebas prasangka,
(3)menggunakan prinsip analisis,
(4) menggunakan hipoteisis apabila ada, dan
(5)menggunakan ukuran objektif (jarak metodologis).
Penelitian ilmiah memerlukan landasan kerja yang ilmiah pula. Landasan kerja yang dimaksud dapat dirumuskan dalam tiga hal, yaitu:
1. landasan teori: landasan yang berupa hasil perenungan terdahulu yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian dan bertujuan mencari jawaban secara ilmiah;
2. landasan metodologis: landasan yang berupa tata aturan kerja dalam penelitian dan bertujuan untuk membuktikan jawaban yang dihasilkan;
3. landasan kecendikiaan: bekal kemampuan membaca, menganalisis, menginterpretasi, dan menyimpulkan; bertujuan mempertajam penelitian guna meningkatkan kedekatan hasil penelitian.
Dalam penelitian ilmiah, dituntut langkah-langkah berturut-turut, yaitu:
(1) menetapkan persoalan pokok,
(2) merumuskan dan mendefinisikan masalah,
(3) mengadakan studi pustaka,
(4) merumuskan hipotesis,
(5) mengumpulkan data,
(6) mengolah data,
(7) menganalisis dan menginterpretasi,
(8) membuat generalisasi sesuai sifatnya,
(9) menarik kesimpulan,
(10) merumuskan dan melaporkan hasil penelitian, dan
(11) mengemukakan implikasi-implikasi penelitian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar