SELAMAT DATANG DI BLOG ANJAR SETIO PURNOMO, S.Pd.

Sabtu, 09 Juni 2012

Sifat dan Kemampuan yang Hendaknya Dimiliki Guru Pembimbing di TK


Sifat dan Kemampuan yang Hendaknya Dimiliki Guru Pembimbing di TK

Guru di taman kanak-kanak memiliki peran ganda, selain sebagai seorang pengajar, juga berperan sebagai seorang pembimbing. Ada beberapa karakteristik yang perlu dimiliki guru sebagai seorang pembimbing, tapi sebelum kita membicarakan tentang karakteristik apa saja yang selayaknya dimiliki oleh guru mari
kita simak satu contoh perlakuan guru terhadap seorang anak didik di taman kanakkanak.
Dito seorang anak berusia 4 tahun. Dilihat dari sisi usia, Dito sudah selayaknya dimasukkan ke taman kanak-kanak. Sebagai anak yang baru memulai sekolah (belajar di taman kanak-kanak) Dito belum terbiasa untuk datang pagi-pagi Satu waktu Dito
datang terlambat, dan pada saat itu ibu guru sudah menunggu di pintu gerbang masuk. Ketika guru itu bertemu dengan Dito, ia langsung berbicara “Mengapa Dito datang terlambat, kalau mau belajar tidak boleh datang terlambat, dan besok harus datang tepat waktu”. Akibat mendapatkan perlakuan seperti itu, Dito mogok tidak mau belajar hampir enam bulan lamanya, dan menganggap gurunya galak. Orang tua Dito akhirnya memindahkan Dito untuk belajar di taman kanak-kanak lain.
Bila dari kasus di atas kita amati tentang perlakuan guru terhadap anak didik, ada beberapa pertanyaan yang timbul : Apakah seorang guru taman kanak-kanak layak memperlakukan anak didiknya seperti itu apalagi anak baru memulai belajar?;
Karakteristik kemampuan seperti apa yang harus dimiliki guru sebagai seorang pembimbing?; Perlakuan seperti apa yang harus ditunjukkan guru pada anak didiknya? dan sejumlah pertanyaan lain.
Setiap anak memiliki sifat dan karakteristik sendiri-sendiri, adanya perbedaan dari masing-masing anak menuntut guru untuk memiliki kemampuan yang tinggi dalam memperlakukan setiap anak. Satu perlakuan guru pada anak tertentu seperti halnya dalam kasus di atas mengakibatkan masalah yang besar pada anak tetapi
mungkin saja perlakuan yang sama pada anak lain tidak menimbulkan dampak yang berarti.
Pola perlakuan keluarga khususnya orang tua pada anak akan turut mewarnai sifat dan karakteristik yang ditampilkan anak. Contohnya, dalam kasus Dito di atas setelah orang tuanya mengetahui mengapa Dito mogok tidak mau belajar lagi di taman kanak-kanak tersebut dan malah menganggap gurunya galak menyadari bahwa selama di lingkungan keluarga Dito tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu, dan Dito dibesarkan dengan penuh kasih sayang.
Adanya pola perlakuan yang berbeda yang didapatkan anak di taman kanakkanak dapat berakibat pada proses perkembangan anak selanjutnya, dan bila hal ini dibiarkan maka anak akan semakin tertekan, cemas dan semakin terhambat
perkembangannya. Untuk dapat memberikan pola perlakuan yang sesuai dengan sifat dan karakteristik anak maka ada beberapa aspek yang harus dikuasai guru selaku pembimbing di taman kanak-kanak, yaitu :
1. Sabar
Sabar merupakan suatu kondisi dimana guru mampu menahan emosinya bila berhadapan dengan suatu kondisi tertentu. Contoh, seorang guru di taman kanakkanak akan berhadapan dengan berbagai perilaku anak dan mungkin saja ditemukan anak yang menunjukkan perilaku yang tidak menyenangkan, anak bertindak seenaknya atau anak sulit sekali diatur di dalam kelas. Kondisi seperti ini mungkin dapat memancing emosi guru untuk bertindak tertentu. Namun seorang guru perlu memiliki kesabaran yang tinggi dibarengi pemahaman tentang perilaku anak saat itu.
2. Penuh kasih sayang
Guru merupakan orang tua bagi anak didik. Anak usia taman kanak-kanak relatif sangat muda dan masih membutuhkan kasih sayang yang penuh dari orang tuanya. Kebutuhan akan kasih sayang dan rasa aman seperti apa yang didapatkan anak dari orang tua merupakan suatu kondisi yang dibutuhkan pula oleh anak
ketika anak belajar di taman kanak-kanak. Rasa kasih sayang terwujudkan melalui bentuk perlakuan guru pada anak, seperti jarang marah pada anak, anak merasa senang bila berada dekat guru, selalu memperhatikan kesulitan anak dan sebagainya.
3. Penuh perhatian
Penuh perhatian merupakan satu sifat lain yang perlu dimiliki guru. Guru memperhatikan dan mengetahui berbagai perubahan yang terjadi pada anak, baik perubahan dari kemampuan maupun sifat perilakunya. Contoh, seorang anak biasanya belajar di taman kanak-kanak dengan penuh keceriaan, satu waktu anak
menunjukkan sikap yang berbeda dan anak sering kali menangis di dalam kelas.
Seorang guru yang penuh perhatian akan mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada anak dan berusaha untuk mencari penyebabnya dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi anak tersebut.
4. Ramah
Sifat ramah ditunjukkan melalui perilaku yang menyenangkan orang lain, bermuka manis tidak cemberut atau berkesan galak. Dengan sifat ramah yang dimiliki guru, anak akan merasa senang dan aman bila berhadapan atau berdekatan dengan guru. Sebaliknya, bila guru bersikap tidak ramah maka anak akan menjauh dan merasa cemas serta takut bila berhadapan dengan guru seperti itu.
5. Toleransi terhadap anak
Toleransi merupakan suatu perilaku dimana guru tidak memaksakan kehendak pada anak dan mau mengerti apa yang sedang dihadapi anak. Contoh seorang guru sedang mengajar di dalam kelas dan meminta anak untuk menggambar sesuai dengan tema binatang pada saat itu. Adi ketika diminta untuk menggambar
malah membuat gambar kapal terbang sesuai dengan kesenangannya. Seorang guru yang memiliki sifat toleransi akan memberi kesempatan pada Adi untuk menyelesaikan gambarnya, baru kemudian meminta Adi untuk menggambar dengan tema binatang seperti anak-anak lainnya.
6. Empati
Empati merupakan suatu sifat dimana guru dapat merasakan apa yang dirasakan oleh anak didiknya. Contohnya ketika sedang belajar di dalam kelas, Nadia terlihat murung dan tidak bergairah untuk mengikuti kegiatan. Seorang guru yang memiliki sifat empati tidak akan membiarkan anak didiknya sedih, guru akan mendekati Nadia dan bertanya mengapa dia tidak mau mengikuti kegiatan seperti teman-temannya. Apa yang dirasakan anak pada satu waktu tertentu dapat dirasakan oleh gurunya pula. Sifat empati perlu dimiliki guru agar guru memiliki rasa kepekaan terhadap apa yang dialami atau dirasakan anak didik, sehingga dengan sifat seperti itu guru dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi
anak.
7. Penuh kehangatan
Guru yang memiliki sifat penuh kehangatan ditandai dengan kemampuan menciptakan suasana yang penuh dengan keriang gembiraan, bebas dari rasa takut dan cemas. Suasana seperti ini dapat diciptakan guru dalam kondisi dan waktu apapun. Anak tidak takut dengan guru yang penuh kehangatan dan bahkan anak
merasa aman dan selalu ingin dekat dengan gurunya.
8. Menerima anak apa adanya
Setiap anak yang belajar di taman kanak-kanak terlahir dari keluarga yang berbeda dan anak memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Guru tidak dapat menyamakan anak dan memperlakukan sama pada semua anak karena setiap anak punya sifat dan kemampuan yang berbeda-beda. Guru perlu menerima anak apa
adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Seringkali guru lebih menyenangi anak yang bermuka cantik atau tampan, kaya, pandai, lucu dan menyenangkan. Padahal setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Guru yang memperlakukan anak berbeda karena lebih senang pada anak tertentu dapat mengakibatkan anak merasa tidak diperhatikan, tidak disayangi atau merasa dianak tirikan. Guru tidak bertindak untuk satu anak tetapi guru berperan untuk
semua anak, oleh karenanya guru harus dapat menerima anak apa adanya.
9. Adil
Adil merupakan satu sifat lain yang perlu dimiliki guru sebagai pembimbing. Guru yang adil adalah guru yang tidak membeda-bedakan anak, semua anak diperlakukan sama. Contohnya, Febi merupakan anak seorang dokter yang lucu dan periang, setiap tingkah lakunya membuat orang lain senang. Ibu guru kelasnya sangat menyayangi Febi dan kerangkali bersikap terlalu berlebih
terhadap Febi. Di depan anak-anak lainnya Febi diperlakukan istimewa, selalu didahulukan bila ada kegiatan tertentu. Sikap guru seperti ini merupakan sikap yang tidak adil karena guru menganakemaskan seorang anak tanpa memperhatikan anak yang lain. Seharusnya guru memperlakukan sama pada semua anak walaupun anak lain tidak selucu dan seperiang Febi.
10. Dapat memahami perasaan anak
Anak adalah seorang individu yang masih sangat labil, perilaku anak senantiasa dipengaruhi oleh lingkungannya. Bila anak diperlakukan menyenangkan maka anak akan tampil cerah ceria, anak bermain-main ke sana kemari dengan rasa gembira dan kadang tidak mengenal waktu. Namun bila anak diperlakukan tidak
menyenangkan, sering dipersalahkan, banyak dilarang dan bentuk perlakuan lainnya membuat anak tidak dapat tampil ceria seperti anak lain. Suasana psikologis yang dialami anak akan mempengaruhi bagaimana perilaku anak. Bila guru menghadapi situasi anak seperti contoh di atas maka guru seyogyanya dapat
memahami apa yang dialami anak didiknya. Mengapa anak menunjukkan sikap seperti itu. Seorang guru yang dapat memahami perasaan anak akan dapat mengetahui perubahan yang terjadi pada anak didiknya. Melalui sikap seperti ini guru dapat menetapkan langkah bantuan apa yang dapat dilakukan guru untuk
membantu mengatasi apa yang dialami anak.
11. Pemaaf terhadap anak
Pemaaf merupakan suatu sifat yang ditandai dengan sikap tidak dendam terhadap sikap orang lain. Dengan sikap pemaaf dapat tumbuh rasa memaklumi atas perbuatan atau kemampuan yang dimiliki anak. Contohnya, seorang guru tidak boleh memiliki rasa dendam dan kesal karena anak tertentu tidak pernah memperhatikan apa yang disampaikan guru. Guru yang pendendam akan memperlakukan anak tertentu dengan perilaku yang tidak menyenangkan, misalnya dengan sering mengancam anak, padahal dengan sikap pemaaf atas perbuatan anak dapat menumbuhkan sikap untuk menerima anak apa adanya,
lebih mengerti perkembangan anak dan sebagainya.
12. Menghargai anak
Rasa dihargai merupakan salah satu aspek kebutuhan setiap individu yang perlu dipenuhi termasuk anak taman kanak-kanak. Sekecil-kecilnya kemampuan yang ditunjukkan anak, guru harus mampu menghargainya. Ungkapan terimakasih atas perilaku atau jasa yang sudah dilakukan anak merupakan salah satu wujud
penghargaan guru terhadap anak.
13. Memberi kebebasan pada anak
Anak usia taman kanak-kanak adalah sosok individu yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, anak memiliki sifat berpetualang dan tidak mengenal takut, dalam situasi apapun dan dimanapun anak tidak mengenal lelah, ingin selalu tahu dan ingin selalu mencoba. Untuk memfasilitasi berbagai sifat yang dimiliki anak taman kanak-kanak maka guru perlu memiliki sikap memberi
kebebasan pada anak untuk mencoba, menemukan, memilih sesuatu sesuai dengan minat dan kebutuhannya, anak diberi kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri sesuai dengan pola berpikir anak. Kebebasan yang diberikan guru dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan memberi kesempatan pada anak untuk mengembangkan kreativitasnya.
14. Menciptakan hubungan yang akrab dengan anak
Memfasilitasi tumbuh kembang anak merupakan salah satu tugas yang harus dilakukan guru taman kanak-kanak. Anak memiliki potensi untuk berkembang baik potensi fisik, intelektual, sosial, emosi, maupun bahasa. Pengembangan berbagai aspek perkembangan ini tidak lepas dari pengaruh lingkungan yang ada
disekitar anak termasuk bagaimana pola interaksi yang terjadi antara anak dan guru. Guru perlu menciptakan hubungan yang akrab dan menyenangkan dengan anak agar dapat mendorong pencapaian perkembangan seperti yang diharapkan
.
B. Kemampuan Guru sebagai Pembimbing
Dalam bahasan di atas sudah dibicarakan tentang karakteristik yang perlu dimiliki guru sebagai seorang pembimbing di taman kanak-kanak, dalam bagian ini akan kita bicarakan tentang kemampuan-kemampuan apa yang perlu dikuasai guru dalam upaya melakukan bimbingan pada anak taman kanak-kanak.
Layanan bimbingan merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan guru dalam membantu anak didik mencapai perkembangan yang optimal. Dalam proses perkembangannya seperti yang diungkapkan dalam bab-bab sebelumnya, mungkin ditemukan berbagai hambatan perkembangan baik dalam aspek fisik, intelektual, sosial, emosi maupun bahasa yang bila tidak segera ditangani maka kecenderungan masalah ini akan semakin besar dan menjadi hambatan yang sulit untuk diperbaiki.
Guru di taman kanak-kanak bertugas membantu mengurangi hambatan atau kesulitan yang mungkin dihadapi anak dan memfasilitasi perkembangan anak semaksimal mungkin.
Bila diramu dari uraian-uraian yang sudah dikemukakan maka ada beberapa kemampuan yang perlu dikuasai guru yaitu :
1. Guru mampu menemukan atau menandai berbagai permasalahan atau kecenderungan adanya masalah yang dihadapi anak taman kanak-kanak Selama proses pembelajaran di taman kanak-kanak, guru senantiasa berinteraksi dengan anak didik, mulai dari awal belajar sampai berakhirnya aktivitas belajar pada satu waktu tertentu. Permasalahan yang dihadapi anak cenderung akan
tampak dari perilakunya karena anak masih bersifat natural, apa yang dialami anak akan tampak dari perubahan prilakunya. Umumnya anak tidak pernah menyampaikan apa yang dirasakan, tetapi melalui pengamatan yang terus menerus guru dapat melihat adanya perubahan perilaku yang ditunjukkan anak.
Contohnya, Budi pada dasarnya adalah anak yang cerdas dan periang. Semua teman-teman dan gurunya menyukai Budi. Satu waktu Budi terlihat murung dan tidak ada senyum di bibirnya seperti apa yang biasa tampak dari diri Budi.
Dengan adanya perubahan perilaku seperti itu guru dapat menduga bahwa Budi mungkin sedang menghadapi satu masalah tertentu. Masalah seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya ada yang bersifat permanen dan temporer. Masalah yang bersifat permanen ditandai dengan anak senatiasa mengalami masalah dalam jangka waktu yang lama dan cenderung menetap,
sedangkan masalah yang bersifat temporer, adalah masalah yang terjadi pada satu saat tertentu. Masalah yang bersifat temporer bukan merupakan masalah yang perlu dianggap ringan karena dari masalah yang tidak terselesaikan akan muncul masalah baru yang mungkin akan lebih menghambat perkembangan anak.
Guru perlu memperhatikan berbagai perubahan sikap yang ditunjukkan anak sehingga guru dapat membantu memperbaiki permasalahan yang dihadapi anak.
2. Guru mampu menemukan berbagai faktor atau latar belakang yang mungkin menjadi penyebab terjadinya hambatan atau masalah yang dialami anak taman kanak-kanak
Untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi anak maka guru perlu mengetahui berbagai faktor yang mungkin menjadi penyebabnya, faktor tersebut bisa bersumber dari diri anak itu sendiri atau dari lingkungannya. Kemampuan guru untuk menemukan berbagai faktor yang mempengaruhi munculnya masalah yang dialami anak merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki guru.
3. Guru mampu memilih cara penyelesaian masalah atau hambatan yang dihadapi anak taman kanak-kanak
Menyelesaikan masalah yang dihadapi anak taman kanak-kanak tidak sama dengan yang dihadapi anak pada jenjang usia yang lebih tinggi, dan permasalahan yang dihadapi anaknyapun berbeda. Adanya kelainan atau perubahan perilaku yang ditunjukkan anak taman kanak-kanak dapat dimaknai bahwa anak sedang mengalami masalah tertentu. Guru perlu memahami adanya perubahan itu karena guru beranggapan bahwa bila masalah tersebut dibiarkan maka khawatir akan terus berkembang menjadi masalah yang lebih kompleks di kemudian hari. Oleh
karenanya intervensi bantuan sejak dini merupakan langkah yang perlu dilakukan guru. Memilih cara penyelesaian masalah yang dihadapi anak merupakan salah satu kemampuan yang perlu dikuasai guru. Cara penyelesaian mana yang harus dipilih guru dan bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuhnya sangat
tergantung dari kemampuan guru itu sendiri.
4. Guru mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak taman kanak-kanak Penciptaan lingkungan yang kondusif bagi anak merupakan salah satu aspek
penting yang harus diperhatikan dan dilakukan guru selaku pembimbing anak taman kanak-kanak, karena anak sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungannya.
Guru harus mampu menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan anak sehingga anak dapat mengurangi masalah yang dihadapinya dan dapat berkembang secara wajar sebagai seorang anak.
5. Guru mampu berinteraksi dan bekerja sama dengan orang tua dalam upaya membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi anak taman kanak-kanak
Masalah yang dihadapi anak seperti yang disampaikan pada uraian sebelumnya tidak hanya bersumber dari diri anak itu sendiri tapi masalah anak bisa bersumber dari lingkungan terutama orang tuanya. Guru di sekolah merupakan orang tua kedua, tapi guru memiliki keterbatasan waktu sehingga guru tidak dapat secara
utuh berperan sebagai orang tua. Masalah yang dihadapi anak perlu penyelesaian kerjasama antara guru dan orang tua. Kemampuan guru berinteraksi dan bekerjasama dengan orang tua merupakan salah satu kemampuan lain yang perlu dikuasai guru taman kanak-kanak. Dengan adanya kerjasama yang baik antara
guru dan orang tua maka anak dapat dibimbing ke arah perkembangan yang lebih baik.
6. Guru mampu menjalin kerjasama dengan komunitas lain dalam lingkungan taman kanak-kanak seperti dengan dokter atau psikolog dan dengan masyarakat sekitar anak.
Komunitas lain yang terkait erat dengan anak taman kanak-kanak yaitu dokter, psikolog dan masyarakat sekitar anak merupakan pihak-pihak yang harus diperhatikan guru. Keterbatasan kemampuan guru untuk menangani anak yang bermasalah dapat diatasi melalui kerjasama yang baik dengan pihak yang lebih
berkompeten yaitu dokter dan psikolog. Penanganan ahli terhadap masalah anak merupakan langkah yang benar agar anak ditangani oleh ahlinya. Agar permasalahan anak tidak berkembang pada arah yang lebih buruk maka guru perlu memiliki kemampuan untuk menjalin kerjasama tersebut.
Masyarakat sekitar anak juga perlu menjadi perhatian guru karena anak berinteraksi juga dengan masyakarat sekitarnya. Guru perlu memiliki kemampuan untuk dapat menjalin kerjasama dengan masyarakat sekitar anak agar anak memiliki lingkungan yang baik untuk proses tumbuh kembang anak
C. Perlakuan Guru dan Layanan pada Anak
Di dalam melakukan layanan bimbingan pada anak guru senantiasa perlu empertimbangkan berbagai karakteristik dan permasalahan yang dimiliki anak, karena setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda. Selain itu, anak juga memiliki latar belakang keluarga yang berbeda. Karakteristik kemampuan dan latar belakang yang dimiliki anak mewarnai proses pembentukan dan perkembangan anak.
Perlakuan guru dalam membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak dan memfasilitasi tumbuh kembang anak agar mencapai perkembangan yang optimal perlu dilakukan diantaranya dengan cara :
1. Menerima anak apa adanya. Guru harus menerima semua kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri anak. Guru perlu menyadari bahwa setiap anak tidak ada yang sama. Dengan menerima anak apa adanya maka ketika guru akan menentukan langkah bimbingan yang akan ditempuh disesuaikan dengan
kemampuan yang dimiliki anak.
2. Memperlakukan anak dengan penuh kasih sayang. Permasalahan yang dihadapi anak tentunya akan menghambat aktivitas anak sehari-hari. Anak menjadi takut dan cemas dan merasa dirinya sedang terancam dan tidak aman. Perlakuan guru
yang penuh kasih sayang merupakan cara yang baik untuk menghilangkan rasa takut dan cemas pada diri anak sehingga anak dapat merasa tenang dan ada yang melindungi.
3. Tidak menuntut anak untuk menunjukkan perubahan perilaku dengan segera.
Karena setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda, maka perubahan perilaku pada setiap anak memakan waktu yang berbeda pula. Ada anak yang cepat mengerti dan dapat merubah perilakunya dengan baik dan ada pula anak yang sulit memperbaiki dirinya. Dengan adanya perbedaan ini maka guru tidak harus
menuntut anak untuk segera memperbaiki perilakunya tetapi guru perlu sabar dan terus menerus membantu memperbaiki permasalahan yang dihadapi anak.
4. Tidak memaksa anak untuk memenuhi apa yang diinginkan guru. Guru kadangkala memaksa anak untuk menuruti apa yang diperintahkan guru, anak harus mengikuti apa yang diminta oleh guru. Tuntutan guru seperti ini dapat menumbuhkan sikap yang kurang baik pada diri anak, anak menjadi penakut, cemas, dan merasa tidak aman. Selayaknya guru memperhatikan setiap aspek
kebutuhan anak dan tidak menuntut anak untuk mengikuti apa yang diinginkan guru. Guru perlu berperan sebagai fasilitator pertumbuhan dan perkembangan anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar